Fauzi tergeletak lemah di rumah sakit, wajahnya lebam akibat pukulan pertaubatan dari Tito. Untungnya Fauzi ini anak orang kaya, jadi Tito tinggal telepon orang tua Fauzi dan mengatakan jika Fauzi di keroyok masa kerana dikira mencuri ayam dan duit pun sudah di transfer.
"Iya Pakde... Iya... Tenang aja aku yang jaga... Iya... Pakde jaga Bude aja ya, nanti kalo Fauzi udah sehat, Fauzi saya bawa kesana. Yuk... Waalaikumsallam!" Tito pun mematikan ponselnya, setelah mengabari orang tua Fauzi.
"Parah sih ini!" Ucap Feni.
Tito dan Feni kembali ke bengkel, Gita, Shani, Azizi, dan Gracia yang baru datang pun dibuat kaget dengan berita ini.
"Padahal Fauzi itu orangnya ga aneh-aneh, kok bisa??" Ucap Gracia heran.
"Ini ga mungkin... Kita ga mungkin ngelawan orang hamil To, dan... Ga mungkin juga kalo Ara harus ngelawan Freya, itu masih jauh!" Jelas Shani khawatir.
"Itu yang sedang kami pikirin Shan..."
"Ih... Kak Feni ga boleh mikir bareng Mas Tito!" Potong Gita yang merasa cemburu.
"Git, kan cuman mikir!" Jelas Feni.
"Ga boleh!!" Seru Gita yang langsung memeluk manja suaminya di sampingnya sambil matanya terus mengawasi Feni.
"Iya iya... Gitu aja ga boleh!" Dengus Feni.
"Biar aku aja, intinya situasinya makin kacau, kita ga akan mungkin ngelawan orang hamil. Tapi... Kita juga ga mungkin menaruh Freya sebagai lawan Ara, mau sehebat apapun Freya, melawan Ara tetep aja perlu pengalaman!" Jelas Tito.
Tiba-tiba saja dering handphone Tito berbunyi, Gita dengan posesif menyahut telepon tersebut dan kesal saat nomor tak dikenal dengan foto profil Chika yang menelpon.
"Ini apa?? Selingkuhan?" Tanya Gita posesif.
"Aku juga ga tau!" Tito pun mengangkat telepon tersebut dan mengaktifkan speakers.
"Dengan Tito Bratasena!" Ucap Tito.
"Ini Chika, mana Fauzi?" Tanya Chika.
"Ah... Dia... Ada urusan, tapi keadaannya baik-baik aja. Mau apa telpon?" Tanya Tito.
"Kalo mobil S12 itu udah hidup, langsung kesini. Seandainya Lyn kalah, musuh terakhir kalian aku!" Mereka yang ada di bengkel saling memandang satu sama lain.
"Chika." Panggil Tito.
"Apa?"
"Kamu hamil anak Fauzi kan?" Tanya Tito.
Beberapa saat Chika membisu.
"Ya, aku hamil. Teman kamu itu emang kurang ajar, intinya kalo Freya kalah aku bakal gugurin kandungan ini, aku ga mau ada bibit pecundang di rahimku!" Ancam Chika.
Mereka pun diam membisu, situasinya amat kacau dan tak bisa di pahami sama sekali. Mereka khawatir Chika kenapa-napa dan Chika malahan mencari masalah dengan ingin tetap membalap dalam kondisi hamil.
"Fauzi bakal tanggung jawab, lebih baik mundur Chik, biar Ara...."
"Aku ga peduli, aku ga peduli. Intinya malam ini juga, dalam waktu 24 jam kalian ga datang aku bakal gugurin kandungan ini!" Tiba-tiba saja Chika mematikan ponselnya.
Mereka pun terduduk lemas, Gracia memijat keningnya, Shani menutup mulutnya dengan wajah khawatir, Feni pun kebingungan, sementara Tito terus memutar otak.
"Ini resikonya jauh lebih besar daripada kecelakaan!" Ujar Azizi.
"Shan... Minta anak-anak siapin mobil, Ella, Fiony, Muthe, Amanda.... Pokoknya semuanya.... Siapkan mobil Freya, kita harus ke Tangkuban Perahu malam ini!" Jelas Tito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...