67.Freyana

709 96 6
                                    

Malam hari yang begitu dingin, tampak Freya tengah memandangi sebuah brosur handphone yang menawarkan beberapa produk ponsel keluaran terbaru.

"Kak, beli hp baru ya!" Ucap Freya.

"Ga!" Sahut Tito yang tengah menonton acara balapan.

"Ih... Kakak pelit banget!" Ketua Freya.

"Kakak ga akan menyia-nyiakan uang yang Kakak peroleh buat hal-hal yang ga berguna kayak gitu!" Jelas Tito.

"Ih... Hp itu penting tau, kita bisa berbagi informasi, internet, nonton video, bahkan kakak bisa menonton acara TV lewat lempengan logam itu loh!" Terang Freya.

"Bilang aja kamu iri sama Fiony dengan HP layar sentuhnya yang canggih!" Jelas Tito.

Freya pun terkekeh sambil garuk-garuk kepala, malu untuk mengakui kerana ia bener-bener ingin hp seperti Fiony.

"Beliin ya Kak!" Pinta Freya.

"Pake uang sendiri!" Ketus Tito.

Freya pun sedih, kerana ia gagal merayu kakaknya. Padahal di sekolahnya tengah trend ponsel layar sentuh keluaran terbaru dengan kamera yang amat-amat jernih, bahkan dosa orang pun bisa dilihat oleh kamera tersebut.

"Kak..." Rayu Freya sekali lagi.

"Pake uang sendiri!" Tebas Tito.

Mendengar ketegasan kakaknya tersebut membuat Freya berkecil hati, ia masuk ke kamarnya dan merenungi nasibnya sekarang.

Keesokan harinya, Freya bercerita kepada Fiony tentang tadi malam. Penolakan kakaknya yang benar-benar keras, membuktikan betapa pelitnya Tito.

"Ih... Kakak kamu pelit banget ya!" Ucap Fiony.

"Ya namanya juga Kakak gua, jalankan beliin hp, beliin pensil aja yang murah sama dia!" Jelas Freya.

"Ihh... Parah banget." Ucap Fiony.

Sementara itu di bengkel Shani tengah mengunjungi Tito sekaligus membawa sebuah mobil Kijang LGX yang perlu servis.

"Kamu ini ga kasihan apa liat Adekmu?" Tanya Shani.

"Ga, kenapa harus kasihan?" Tanya Tito.

"Ya... Mereka itu yatim piatu, hati-hati loh." Tegur Shani.

"Aku udah ngerencanin hal terbaik buat Freya, Amanda udah mau kerja bantu aku, tinggal Freya terus Shasa. Hari ini dia bakal magang di sini." Jelas Tito.

"Kamu yakin? Buat anak sekecil itu, yang cuman ngerti kunci-kunci?" Tanya Shani ragu.

"Aku dulu juga cuman ngerti kunci-kunci." Sahut Tito.

Setelah sekolah Freya langsung pergi ke bengkel, rumah keduanya adalah bengkel, daripada di rumah saat rumah tengah sepi sangatlah membosankan, lebih baik cari masalah dengan kakaknya atau mengobrak-abrik suku cadang milik kakaknya agar tak terlalu bosan.

"Udah pulang?" Tanya Tito.

Freya pun mengangguk.

"Kakak berubah pikiran soal tadi malam." Jelas Tito.

"Kakak mau beliin hp?" Tanya Freya.

"Ga, pake uang sendiri!" Jelas Tito.

Freya hanya mendengus kesal kerana tak ada perubahan sama sekali dengan keputusan Tito.

"Jadi mau HP baru nggak?" Tanya Tito.

"Ya... Mau, tapi pake uang sendiri... Kakak aja cuman ngasih 5.000 buat duit jajan aku di sekolah!" Jelas Freya.

Generation RacerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang