Sepulang sekolah, Freya masih belum lolos dari hukuman, di bengkel pula ia harus di hukum meratapi sudut ruangan yang tak jelas maksudnya.
"Mau diulangi lagi?" Tanya Tito.
"Tapi Adel..."
"Mau diulangi lagi?" Tanya Tito tegas.
"Enggak..." Ucap Freya serak.
"Ada-ada aja!" Zenito tengah melakukan pengecekan rutin pada 3 mobil andalan Freya, Amanda dan Shasa.
Untuk mobil Amanda dan Shasa masih aman saja, hanya perlu ganti oli. Tapi untuk mobil Freya sepertinya jauh lebih intensif.
"Hmm... Shasa, buka Head nya!" Perintah Tito.
"Iya!" Shasa pun segera mengambil kunci untuk membuka baut head silinder.
Sementara itu Tito menghampiri Freya.
"Freya!" Panggil Tito.
"Iya Kak..." Saat menoleh mata Freya sudah berkaca-kaca, seolah-olah menyesali perbuatannya.
"Jelek banget muka kamu kalo nangis!" Ucap Tito.
"Aku cuma diajak Adel..." Ucap Freya mewek.
"Iya iya, udah jangan nangis. Aku pengen ngomong!"
"Beliin Boba ya..."
"Kamu lama-lama aku tinju beneran loh!" Kesal Tito.
Freya pun menurut dan duduk menghadap kakaknya. Rasanya ia tengah di sidang, dan hakimnya adalah kakak yang galak ini.
"Ngapain kamu ke puncak?" Tanya Tito sambil menghidupkan rokok.
"Tadi pas di sekolah... Bu Feni, nyuruh aku ke... Parkiran... Katanya ada orang pengen ketemu.... Eh rupanya Adel... Dia ngajak ke puncak... Christy juga dibawa, yaudah... Katanya Bu Feni udah di Loby sama... Sama... Adel..." Jelas Freya sambil senggukan.
"Terus ngapain?" Tanya Tito.
"Tadi... Di puncak mampir ke kedai kan, eh... Kata Adel pengen nunjukin sesuatu... Yang di tunjukin orang lagi latihan balapan... Ada... Mantan DRT juga..." Tito langsung menoleh ke Freya, artinya ini sesuai prediksinya bahwa Gita akan terlibat.
"Namanya Gita?" Tanya Tito.
Freya pun mengangguk, kerana dadanya sesak ingin menangis. Tito hanya mengangguk memahami situasinya, termasuk Freya yang akting menangis.
"Gitu ya, ga usah sok nangis. Akting mu keliatan!" Tito pun berdiri dan mengambil dompet serta ponselnya.
"Yah... Gagal beli Boba!" Kesal Freya padahal sudah akting sebaik mungkin.
"Ni, tapi kalo bolos lagi. Pindah ke puncak sana!" Ancam Tito.
Freya pun cengengesan di beri uang 100.000 untuk beli minuman kesukaannya.
"Kakak mau kemana?" Tanya Flora.
"Ada urusan bentar, kalian bertiga handle, kalo mau Boba minta ke Freya!" Tito pergi begitu saja menaiki Evo 3 yang juga kebetulan sudah ia cek.
"Freya... Boba!" Pinta Flora sambil pasang muka Kawai.
"Najis, beli sendiri!" Ucap Freya.
Gita pun tengah berada di pantai Ancol, ia hanya terdiam memandangi lautan yang luas. Rasanya ia terbawa nostalgia saat melihat Freya setelah belasan tahun tak bertemu.
"Freya kamu udah gede ya." Ucap Gita sendirian.
Lancer Evolution 3 milik Tito datang, membuat senyum Gita merekah melihat sang mentor datang untuk menemuinya setelah 10 tahun tak bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...