Hari ini adalah hari terakhir ujian dan semua sudah selesai. Semua siswa party-party merayakan ujian terakhir di semester 1, termasuk para pembalap kita yang asik party di markas DRT sambil menyetel musik DJ dengan soundsystem yang bisa memecahkan jendala rumah 1 kampung.
"Goyang mhankk!!!" Seru Olla.
"Yahuu..." Freya dan Fiony menari-nari tak jelas.
"Go go Jessi go!!" Ella pun menyemangati Jessi yang tengah melakukan gerakan tubuh memutar seperti gasing menggunakan kepalanya.
Azizi pun hanya bisa melihat kelakuan absurd anggotanya yang diluar nalar tersebut.
"Dahlah." Ucap Azizi pasrah.
Sementara itu Tito, Shani, Gracia, Fauzi, Oniel, Indah, Feni dan Eli buru-buru menyiapkan segalanya untuk keberangkatan mereka menuju ke Kahyangan.
"Shan, alat-alat penunjang udah kan?" Tanya Tito.
"Aman, aku udah kontak sama Mas Suroso, katanya ada kontrakan yang bisa dipake sama 70 orang totalnya!" Jelas Shani.
"Bagus, Ji... Sparepart?" Tanya Tito.
"Aman, udah masuk ke truk!" Ucap Fauzi.
"Oke!" Tito pun mengambil sebuah kotak berisi stiker berlogo DRT.
"Masing-masing pasang 1!" Perintah Tito.
Mereka pun memasang logo DRT di atas tutup tangki mobil, sudah lama mereka tak menyematkan logo DRT sebagai bentuk kebanggaan kepada tim mereka sendiri.
"Gre... Minta anak-anak ke bengkel, semuanya, DRT, Speedbooster, Nightmare, semuanya!" Perintah Tito.
Bengkel pun ramai, oleh mobil-mobil dari 3 Tim, DRT, Nightmare dan Speedbooster beraliansi menjadi aliansi Puncak, dan mendeklarasikan diri mereka sebagai pemegang kuat jalur Puncak. Hari ini mereka mengadakan pertemuan besar-besaran untuk membriefing mereka, Tito sebagai yang paling dituakan pun memimpin pertemuan besar-besaran ini.
"Jaga diri kalian tetap hidup, itu yang terpenting!" Jelas Tito.
Semua orang tampak melingkar dan saling merangkul satu sama lain, Speedbooster dan Nightmare dulu saling bermusuhan tapi sekarang mereka adalah sekutu, sementara DRT mulai membuka diri untuk bergabung dengan tim yang lain untuk membentuk aliansi, dulunya Tito tak ingin DRT beraliansi dan ingin membuat DRT sebagai Tim terkuat di Indonesia dengan tangannya sendiri, namun hal tersebutlah yang membuat DRT remuk total, dan sekarang Tito yak ingin mengulang hal tersebut.
"Aku dulu cuman pemuda kampung, Bapakku adalah pembalap Reli pertama negara Tomi Bratasena. Kalo ada yang bilang, oh jelas kamu bisa menjadi pembalap karena bapak kamu pembalap. Nggak, semua orang bisa membalap, mau mobil AWD, RWD, FWD, Sedan, Hatchback, LCGC, Pickup, semuanya bisa di pakai untuk membalap." Tito pun merogoh sesuatu dari kantongnya.
"Sekarang kita menjadi satu, PRA. Puncak Racers Alliance. Intinya setelah memakai ini di jaket, kemeja, terserah kalian dimana, kita bakal jadi satu saudara. Meskipun bukan sedarah, tapi kita saudara, meski bukan terlahir di rahim yang sama, tapi kita harus saling bahu-membahu, kita beda generasi, tapi tujuan kita pasti, kalian ingin belajar balapan, aku punya pengalaman balap. Intinya satu sama lain harus menguntungkan, pahitnya kita tanggung bersama, manisnya kita rasakan bersama. Paham??" Ujar Tito.
"Paham!" Ucap semuanya.
Tito pun mengulurkan tangannya, dan satu persatu mereka bergabung, dari yang tertua yaitu Tito sampai yang termuda yaitu Shasa, dari yang paling juara yaitu Shani hingga yang tak pernah juara yaitu Olla, dari yang paling buas yaitu Gracia hingga yang paling lembut Christy, semuanya bergabung menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...