11.Pertemuan

1.1K 117 1
                                    

Berita kekalahan Azizi pun menyebar luas seperti air mengalir, padahal baru 1 hari. Orang-orang tak mempercayai hal ini. Terlebih lagi orang-orang yang memasang taruhan kepada Azizi.

"Maaf Ci, aku gagal." Ucap Azizi.

Gracia pun hanya menghembuskan asap rokok ke udara, menyadari bahwa adiknya yang ia didik menjadi pembalap harus kalah oleh adik dari temannya yang tak pernah melatih adik-adiknya secara benar, dan itupun harus di terima Gracia.

"Ga apa-apa, udah Cici prediksi kok. Sekarang kamu bener-bener out dari Nightmare. Dan kesepakatan yang belum Cici bilang."

"Apa? Kesepakatan apa lagi?" Tanya Adel.

Flashback...

"Syarat?" Tanya Shani heran.

"Kamu punya adikkan? Si Muthe sama siapa itu... Mmm... Aaa Si Christy.... Kalo si Muthe kan udah kamu ajarin ngebalap ya, aku denger si Muthe itu kamu beliin Starion ya. Biar bisa pop up kayak kakaknya." Ucap Gracia dengan nada meledek.

"Gre.... Jangan berpikir kamu bakal duelin Muthe sama Adik-adik kamu!" Ucap Shani menahan emosi.

"Wow... Santai Shan.... Kita buat kesepakatan, kalo Muthe itu bisa ngebalap, artinya Christy juga harus bisa kan? Ntar... Terjadi ketimpangan antar kakak adik." Ucap Gracia dengan nada ejekannya.

"Maksudmu kamu mau ngajarin Christy balapan?" Tanya Tito.

"Yap, ya... Itu yang gua mau!" Ucap Gracia.

"Huh? Kamu aja masih kalah sama aku!" Ucap Shani.

"Terus kenapa Shan? Kamu takut anak muridmu kalah sama anak didikku?" Tanya Gracia.

"Kesepakatannya." Ucap Tito.

"Oh iya, kesepakatannya gua bakal balik seperti semula, dengan syarat Christy harus jadi murid gua, tinggal di rumah gua, dan mobil yang harus kamu persiapkan!" Ucap Gracia.

Shani pun bimbang, di sisi lain ia ingin memperbaiki semuanya, tapi ia juga tak mau melepaskan adiknya begitu saja.

"Mau kamu apain adikku di rumah kamu?" Tanya Shani.

"Biar dia fokus sama masa pelatihannya." Jawab Gracia.

Tito pun menepuk pundak Shani untuk meyakinkan temannya itu.

"Toh kalo Christy diapa-apain, kita bisa bakar rumah dia kan." Celetuk Tito.

Shani pun menghembuskan nafasnya.

"Oke, aku setujui. Dengan syarat Christy ga boleh berubah!" Ucap Shani.

"Deal!" Ucap Gracia.

"Oh ya... Aku juga pengen buat kesepakatan!" Ucap Tito.

"Apa?" Tanya Gracia.

"Sejujurnya aku ga bener-bener bubarin DRT." Ucapan Tito membuat Shani dan Gracia sedikit bingung.

"Maksud lu apa? Udah jelas tim kita pada pecah!" Ucap Gracia menyangkal.

"Waktu pengumuman itu, aku bilang nonaktif, bukan bubar. Tapi sayangnya orang-orang ngira tim kita bubar, di event balapan legal, aku sering dapat surat undangan dari IMI buat ikut balapan, tapi aku sadar ini bukan waktuku lagi. Tim kita masih terdaftar di IMI. Dan setelah DRT nonaktif, aku pikir alangkah baiknya kita mencarikan penerus DRT." Ucap Tito menghembuskan rokoknya.

"Kesepakatannya." Ucap Gracia

"Azizi dan Freya harus balapan. Kalo Freya kalah, Freya bakal jadi senjata utama di tim balap adikmu, tapi kalo Azizi yang kalah dia harus out dari tim balapnya, dan gabung di DRT dan kamu juga harus kembali di DRT!" Ucap Tito dengan nada serius.

Generation RacerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang