Setelah mandi, Gracia pun buru-buru mengenakan pakaian dan jaketnya. Ia memberantaki kamarnya untuk mencari sebuah kunci mobil dan kunci gembok.
"Hah... Akhirnya, kunci gemboknya mana?" Gracia yang tak mau lama-lama, pilih langsung keluar kamar.
"Ci mau kemana?" Tanya Azizi.
"Bukan urusan kalian, Cici ga akan pulang malam ini. Adel mana kunci gembok" Ucap Gracia.
"Adel ga tau." Jawab Adel.
"Kamu bisa nggak sih kalo nyimpen barang yang Cici titipin di jaga bener-bener??" Segera Gracia pergi ke gudang dan membawa sebuah martil.
"Ci mau ci??" Jelas Azizi dan Adel kaget saat melihat Gracia membawa benda sebesar itu.
Gracia yang masih diikuti oleh adik-adiknya tersebut pergi ke sebuah gudang di belakang rumah. Gudang itu sudah berdiri cukup lama bahkan semenjak Adel belum lahir. Namun Gracia selalu melarang adik-adiknya untuk pergi ke gudang tersebut.
Brakk!!
Gembok gudang itu di rusak menggunakan martil.
"Ci... Mau ngapain??" Tanya Azizi.
"Bukan urusan kalian." Gracia pun masuk dan membuka sebuah kain terpal.
"Apa?" Mereka berdua terkejut.
Rupanya gudang tersebut adalah barang-barang pribadi Gracia yang masih di simpan, termasuk mobil RX8 berwarna hijau. Mobil itu masih hidup, dan siap untuk kembali ke jalanan. Suara khas mesin rotary membuat Adel dan Azizi terdiam.
"Cici mau pergi, malam ini Cici ga pulang!" Gracia pun segera pergi meninggalkan mereka.
"Sejak kapan..."
"Jangan-jangan..."
Shani dan Tito masih melihati mobil milik Flora, mencoba memahami mobil yang pernah mengalahkan Gracia ini.
"Ga ada yang spesial." Jelas Tito.
"Tapi kenapa Gre bisa kalah sama mobil ini?" Tanya Shani heran.
Tiba-tiba suara mesin rotary terdengar, mereka berdua menoleh kebelakang.
"Akhirnya dia datang." Ucap Shani.
Gracia pun keluar dari tunggangannya dengan wajah yang masih menyimpan kekesalan.
"Udah lama ga ketemu ya." Ucap Tito.
"Mana 86 itu?" Tanya Gracia.
Mereka bertiga pun menganalisa 86 itu, dan tak ada yang spesial, kecuali mesin 4A-GE Twincam 20 Valve.
"Ga ada yang spesial kecuali mesin Silvertop." Jelas Tito.
"Pasti ada yang spesial!" Ucap Gracia bersikeras.
"Yang spesial pengendaranya!" Jawab Shani.
"Jadi lu nyindir gua ga bisa nyetir!" Kesal Gracia.
"Kamu semenjak kalah selalu gini!" Kesal Shani.
"Diamlah, yang di bilang Shani emang bener. Sejatinya bukan mobil kamu yang salah. Tapi diri kamu." Jelas Tito.
"Jadi kalian nyuruh aku cuman buat ngejek aku?" Tanya Gracia.
"Inget di tikungan itu, waktu 86 ini mengovertake kamu?" Gracia pun mengingat memori memalukan tersebut.
"Kesalahan kamu adalah kamu mengira kalo dengan memblokade lawan seharusnya udah cukup. Tikungan itu adalah peluang terbesar untuk menang, seharusnya kamu bisa melakukan beberapa manuver yang bisa bikin kamu unggul daripada memblokade lawan." Jelas Tito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanficFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...