Bengkel pun tengah sibuk-sibuknya oleh para mekanik yang benar-benar dibuat pusing oleh kelakuan Muthe. Carter mesin bocor, head silinder pecah, dan beberapa kerusakan serius lainnya.
"Hwaaaaaaaa..... Hwaaaaaaaa..... Hwaaaaaaaa.... Hwaaaaaaaa...." Muthe tak henti-hentinya menangis melihat kondisi mobilnya yang ringsek parah, di tambah lampu pop up Starionnya yang ia jaga dengan baik patah sebelah.
"Errghhh.... Berisik, ini juga lagi di perbaiki!!" Bentak Amanda.
Jelas para mekanik maupun teknisi dari bengkel Tito, DRT, maupun mekanik dari Mas Suroso pun dibuat pusing kerana mesin, mobil dan suara tangisan Muthe yang sudah seperti raungan sirine tersebut, bahkan sirine pun jika punya telinga pilih menutup telinganya kerana mendengar Muthe menangis.
"Ini udah ga terselamatkan, sekitaran ya... Mungkin 70 sampai 100!" Ucap Mas Suroso.
"Waduh mahal banget." Ucap Shani.
"Head pecah, blok retak, Carter ancur, karburator udah jadi perintilan, gearbox juga udah hancur, mau apa??" Tanya Mas Suroso.
"Hwaaaaaaaa.... Hwaaaaaaaa.... Hwaaaaaaaa.... Hwaaaaaaaa...." Muthe masih menangis kejer.
"Berisik!!" Freya pun langsung menyumpalkan donat ke mulut Muthe.
"Mhmm.... Rasa keju ga ada?" Tanya Muthe yang seketika berhenti.
"Nggak, adanya kacang!" Jelas Freya.
Tito pun memijat kepalanya pusing kerana kondisi mesin yang harus dikerjakan terlalu banyak masalah.
"Apa ga ada opsi swap engine aja yang lebih simpel?" Tanya Tito.
"Mmm.... Mesin Eterna?" Tanya Mas Suroso.
"3S? Mungkin yang GE?" Tanya Fauzi.
"Muthe gimana kalo swap engine?" Tanya Shani.
"Mhmmm.... Ga bisa diakalin?" Tanya Muthe dengan wajah-wajah memelas.
Amanda pun mencekik Muthe dan langsung mengguncang keras tubuhnya kerana saking kesalnya dengan permintaan Muthe. Sudahlah salah Muthe, beberapa part mesin perlu di ganti, dan sempat-sempatnya bilang "Ga bisa diakalin?" Mungkin jika Muthe bertanya kepada teknisi mobil balap, ia mungkin sudah dilindas mobil oleh teknisinya.
"Bilang lagi, bilang lagi coba?? Warrgghhh.... Salah-salah sendiri, dan lu malah nanya bisa diakalin?? Tanyain lagi coba? Gua gedek pala lu pake martil, haaargghh...... Bisa-bisanya lu udah crash terus mau ngerepotin mekanik yang lain???" Ucap Amanda yang emosi, ia mencekik dan mengguncang Muthe dengan keras.
"Shan." Panggil Mas Suroso.
"Hah?" Jawab Shani.
"Boleh Mas pukul nggak adekmu?" Tanya Mas Suroso.
"Jangan Mas, masa depannya panjang." Ucap Shani.
"Aku ga ngerti lagi, ya crash kayak gara-gara mesin copot emang langka, setahuku dulu Shani yang pertama kali ngalamin hal kayak gitu!" Jelas Tito.
"Heh hush... Diem!" Shani pun panik sendiri saat Tito seenaknya mengungkap aib nya saat balapan dulu.
"Oke... Malam ini Oniel sama Indah turun buat stage 7, 8. Persiapkan diri kalian!" Perintah Tito.
"Oke Kak!" Ucap Indah.
Tito dan Gita tengah duduk di pinggiran sawah, di sebuah gubuk yang dulu adalah tempat bermainnya bersama Shani dan Fauzi.
"Suasananya sejuk di sini, aku suka tempat kayak gini!" Jelas Gita menikmati suasana pedesaan yang asri dan sejuk.
"Baguslah kalo kayak gitu!" Tito pula tengah menembak burung-burung pipit yang tengah memakan padi petani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...