Sehabis balapan, seperti biasanya jam 2 pagi Tito menyuruh, Amanda, Freya, Shasa dan Flora mengambil Avtur. Celakanya mobil yang di kendarai Freya adalah AWD, dan ia tak terbiasa menggunakan AWD bertenaga besar.
"Ini ga kayak S12, mobil ini ga bisa drifting!" Freya yang di posisi pertama hanya bisa mengurangi kecepatan untuk menebas tikungan.
"Kak Freya kok pelan banget sih? Salip lah, lama banget!" Shasa pun menyalip Freya, diikuti Amanda dan Flora.
"Tenaganya terlalu gede, setirnya juga kurang respon. Kalo dalam kondisi balapan bisa aja aku dapat gelar almarhumah kalo pake mobil ini!" Ucap Freya.
Tito pun baru saja menerima paket rotor dari jasa ekspedisi. Itu adalah rotor milik Shani yang ia borong dari Jepang. Katanya jaga-jaga, takut apabila kehabisan stok rotor di Jepang.
"Ahh... Pinggang... Ya ampun!" Tito pun meletakkan kotak kardus seukuran peti mati di dalam rumahnya, meskipun mengorbankan pinggangnya yang mulai ringkih.
Akhirnya adik-adiknya kembali dengan perolehan waktu terlambat 20 menit, jelas ini tak seperti biasanya.
"Hmm... 20 menit." Gumam Tito.
"Heuh... Ini Freya lama banget tadi!" Dengus Amanda.
"Ya maaf, abisnya aku ga biasa pake mobil itu. Mana kontrolnya aneh lagi. Masa di tikungan ga bisa ngedrift!" Jelas Freya.
"Kamu aja yang ga kebiasa pake mobil AWD." Ucap Amanda.
"Ih... Kak Manda coba aja sendiri!" Kesal Freya.
"Hhh... Ya yang penting avturnya udah nyampe, turunin habis itu tidur. Besok kalian lemburan!" Perintah Tito.
Keesokan harinya, bengkel di buka. Amanda, Freya dan Flora mengerjakan mobil Christy yang harus di servis setelah balapan. Sementara Shasa membantu Tito untuk membongkar mobil Shani.
"Hmm... Sealnya habis... Seperti biasa penyakit mesin rotary, untungnya ga baret!" Ucap Tito.
"Yang mana Kak?" Tanya Shasa.
"Ini!" Tito menunjukkan sebuah seal karet yang berada di sudut rotor yang berbentuk segitiga.
"Ini gunanya buat jaga kompresi biar ga bocor. Pantes aja mobil Shani ga ada tenaganya!" Ucap Tito.
"Kak..." Freya pun menunjukan 2 rotor yang sudah baret dan juga dinding ruang bakarnya yang di bawa Amanda.
"Ya, dipaksa sampai hampir ngancurin rotornya." Ucap Tito.
"Aku telpon Christy ya!" Ucap Freya.
Zenito pun hanya mengangguk.
Christy, Shani dan Muthe datang ke bengkel, melihat kerusakan parah dari mesin rotary Christy membuat Shani geleng-geleng kepala.
"Dipaksain sampe hampir jebol!" Ucap Shani.
"Maaf Ci." Ucap Muthe.
"Penyakit langganan Rotary, mungkin harus nginep seminggu, soalnya buat nyari dinding ruang bakar yang baru aku perlu kontak sama Ariel." Jelas Tito.
"Oke, biayanya?" Tanya Shani.
"Yang ini aku belum bisa kalkulasi, mungkin kalo udah datang barangnya baru bisa ku kalkulasi. Oh ya, aku mau pergi dulu, sekitar jam 11 aku balik lagi!" Ucap Zenito.
"Mau kemana? Mau ketemu Gita?" Tanya Shani.
"Nggak, tetanggaku meninggal. Fauzi juga lagi gali kubur!" Zenito pun segera pergi.
"Emang Kak Fauzi kerjanya apa sih, kok semuanya di kerjain?" Tanya Christy heran.
"Rumahnya deket TPU, jadi dia yang diminta buat gali kubur!" Jelas Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...