Special Stage resmi selesai dengan menangnya Azizi dan Christy, namun juga menyisakan beberapa mobil yang bonyok akibat balapan, entah kerana crash, sekedar lecet, atau memang sudah rusak parah.
"Kerjaan-kerjaan.." Shani hanya bisa memijat keningnya kerana terlalu banyak mobil yang mengalami body lecet dan rusak, dan memang pekerjaan Shani adalah memperbaiki hal-hal seperti itu.
"Yang ini aku utang dulu, aku ga sanggup bayar sekaligus!" Jelas Tito juga pusing.
"Yaudahlah lah ya, kita prepare mobil kita buat balapan dulu!" Ujar Gracia.
"Oke... Fauzi, gimana soal keuangan kita?" Tanya Tito.
"Minus 70 juta." Jelas Fauzi.
"Bagus, sekarang aku harus apa buat nutup utang segede itu." Ucap Tito pusing sendiri.
"Ya kita iuran lah ya, kasian kepala suku kita." Celetuk Feni.
"Ya untungnya kalian baik hati, apa yang perlu di siapkan? Ga ada rasanya?" Ucap Tito.
"Ya... Kecuali mau isiin bensin aku Pertamax Turbo full tank?" Tanya Eli.
Mereka pun memandang Eli datar, rasanya ingin menghajar anak yang satu ini kerana selalu cari enaknya saja.
"Jam berapa ini?" Tanya Shani.
"Emm... Sekitar jam 2 pagi. Wih Swiss Army ori ini??" Ucap Fauzi melihati arloji Tito yang juga tertarik dengan arloji bermerek tersebut.
"Ya iyalah." Ucap Tito.
"Oke, yaudahlah lu pasti capek kan!" Fauzi pun memijat tangan Tito sebelah kiri.
"Yaudahlah yuk pulang, besok masa tenang sebelum ke SSS." Ujar Eli.
"Oke... Aku pulang dulu ya!" Fauzi pun berpamitan dan berjabat tangan dengan Tito, lalu pergi begitu saja.
"Jam tangan kamu ilang!" Ucap Shani menyadari sudah tak ada jam tangan atau arloji di pergelangan kiri Tito.
"Tau kok." Tito pun mengeluarkan dompet Fauzi yang sempat ia copet saat berjabat tangan tadi.
"Kita liat.... Emm.... 7.500.000.... lumayanlah!" Tito pun mengatongi uang dari dompet Fauzi, dan menyerahkan dompet Fauzi yang sudah kosong ke Feni.
"Bilang aja dompetnya jatuh tadi!" Ucap Tito.
"Hah... Copet sama copet, ada ada aja kelakuannya!" Ketus Shani.
"Dia nyopet cuman di Tanah Abang, aku dulu nyopet sampai di Jerman!" Jelas Tito.
"Dahlah yuk pulang!" Ajak Gracia
Mereka pun segera keluar dari bengkel, Tito pun menutup bengkel tersebut dan segera pergi.
Keesokan harinya, Tito baru saja selesai memasang name decal di kaca jendela mobil sebelah kiri, beserta bendera merah putih. Selain sekedar pasang decal atau stiker namanya, ia juga mencopot jok belakang dan jok depan khusus penumpang, serta mengganti jok kemudi dengan jok balap atau bucket seat dari pabrikan RECARO, lalu penggantian kaca mobil menggunakan polikarbonat yang lebih elastis, dashboard pun di copot dan diganti dengan dashboard khusus yang lebih ringan yang juga berisi panel performa dengan 13 tombol atau switch yang entah akan di pakai atau tidak nantinya.
"Fiuhh... Selesai juga!" Freya, Amanda, Shasa dan Flora pun selesai membantu Tito dalam proses memodifikasi mobil Lancer Evolution 3, yang awalnya memiliki interior standar, kini sudah menjadi kabin balapan yang lebih rumit, bahkan adik-adik Tito sendiri tak mengerti kegunaan 13 tombol yang begitu banyak tersebut.
"Apa ada tombol peluncuran rudal di sini?" Tanya Freya yang tak mengerti tombol-tombol yang berada di panel performa.
"Kamu ga akan paham." Tito pun duduk di kursi lalu menghidupkan rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanfictionFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...