55.Mancing

655 86 5
                                    

Mobil Fiony tengah di perbaiki kerana banyak mengalami kerusakan, terutama di bagian body dan radiatornya bocor akibat guncangan keras.

"Lain kali kalo kamu balapan kayak gitu aku beneran bisa menghajar kamu!" Jelas Tito.

"Hehe... Maaf Kak!" Ucap Fiony cengengesan.

Tito pun segera pulang ke rumah untuk makan siang, urusan Muthe sudah ia serahkan ke Shani dan Gracia, dan kini tugasnya adalah mengajari Amanda untuk mempersiapkan diri, kerana lusa depan ia akan menjalani balapan.

"Udah pulang Mas?" Tanya Gita.

"Udah, Amanda mana?" Tanya Tito.

Amanda tengah berada di garasi belakang, melihati mobil Galant Vr4 miliknya bersanding dengan Galant Vr4 milik mendiang Bapaknya yang pernah menjadi ujung tombak Tim Mitshubishi di WRC.

"Amanda!" Panggil Tito.

"Kak." Jawab Amanda.

Tito pun mendekati Amanda, menyadari Amanda tengah melihat Galant milik mendiang Bapak mereka yang sudah berpulang.

"Galant Vr4 awal, ini pernah menjadi andalan Bapak sebelum pensiun. Apa kamu pengen pake ini?" Tanya Tito.

Amanda pun mengangguk.

Mereka berdua berjalan-jalan menggunakan Galant Vr4 mendiang Bapak mereka untuk berkeliling sekaligus membuang stres akibat jadwal balapan yang padat.

"Agak berisik." Ujar Amanda.

"Wajar mobil balap!" Sahut Tito.

"Kita mau kemana memang?" Tanya Amanda penasaran.

"Mancing, udah lama aku nggak mancing!" Ucap Tito.

"Hah... Mancing lagi... Mancing lagi... Aku udah diajak mancing sama Olla kemarin. Ga juga dapat!" Jelas Amanda.

"Mancing dimana?" Tanya Tito.

"Peceren Pak Lurah!" Tito menatap Amanda tak percaya, peceren atau tempat pembuangan air untuk kebutuhan rumah tangga dibuat untuk mancing.

"Peceren??" Tanya Tito tak percaya.

"Udah kubilang dari awal tapi nggak juga percaya." Jelas Amanda.

"Malu-maluin." Ketus Tito.

Mereka sampai di spot mancing, di sebuah sungai yang mengalir tenang, Tito dan Amanda melempar pancingnya dan duduk santai sambil menikmati minuman bersoda.

"Kak." Panggil Amanda.

"Kenapa?" Tanya Tito.

"Apa Bapak sehebat itu dahulu?" Tanya Amanda.

"Begitulah, aku pernah diceritakan sama mendiang Bapak, dia dulu ga sengaja ikut balapan, Bapak dulu ikut Eyang ke Jakarta untuk mengadu nasib, Eyang juga bekas mekanik kapal, dia buka bengkel mobil di Jakarta. Pertama kali balapan Bapak cuma pake Corolla DX punya temannya, dan kamu tahu Bapak menang." Jelas Tito.

"Andai aku bisa denger cerita Bapak dari mulut beliau." Ucap Amanda.

"Kamu rindu Bapak ya?" Tanya Tito.

Amanda pun mengangguk pelan.

"Meskipun bukan Bapak kandung, tapi, Bapak tetaplah orang tuaku. Aku emang nggak mewarisi darah Tomi Bratasena, tapi... Seenggaknya aku pengen mengikuti jejak Bapak sebagai pembalap Reli kelas dunia." Jelas Amanda.

Tito pun menghidupkan rokoknya, dan menghembuskannya, jika di tanya rindu atau tidak, Tito amatlah rindu dengan Bapaknya, meskipun ia selalu banyak buat masalah dulu. Tapi rasanya kenangan-kenangan saat Bapaknya mengajarinya balapan dan juga teknik otomotif, adalah 2 hal yang mengubah hidupnya sebagai seorang pemuda berandal dan ngawur menjadi pembalap sekaligus tuner yang hebat dan disiplin.

Generation RacerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang