Chika pun melakukan perjalanan kembali ke Ibukota, ia benar-benar tak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang, Flora adalah teman kecilnya, sementara sekarang sudah menjadi lawannya. Ia berpikiran bahwasanya merangkul Flora kembali dengan jaminan keamanan dan kesejahteraan yang ia jamin sendiri.
"Gimana? Gimana bisa dia masuk DRT? mereka ga semudah itu nerima anggota semenjak aku ketahuan jadi mata-mata, tapi rasanya semuanya kayak mudah buat Flora. Pasti ada yang nggak beres!" Batin Chika.
Sebuah RX8 hijau menyalip Chika, dan memberi tanda untuk minggir sejenak. Chika tau bahwasanya itu adalah Gracia yang ingin bicara kepadanya, jadinya ia minggir ke bahu jalanan dan keluar untuk menghadapi Gracia.
"Nyasar Chik?" Tanya Gracia.
"Ci Gre, nggak aku cuman mau jalan-jalan aja." Ucap Chika.
"Jalan-jalanmu jauh juga. Terus terang aja, kamu pasti mau ketemu sama Flora kan?" Tebak Gracia yang sepenuhnya benar.
"Iya, boleh aku tanya Ci?" Tanya Chika.
Gracia pun mengangguk.
"Kenapa kalian bisa nerima Flora segampang itu? Apa kalian ga takut kalo dia mata-mata?" Tanya Chika.
"Anak sekecil itu ga paham dengan cara-cara kotor Chik. Mereka berbeda dengan generasi kita, mereka cuma mau membalap dengan skill yang mereka miliki, tanpa harus mikir gimana cara lawan." Jelas Gracia.
Chika pun mengangguk paham.
"Ya, udah jam 12 malem. Ada penginapan deket kantorku, kamu bisa tidur di sana. Oh ya, tolong lepas stiker Wing's Road, itu bisa bikin kamu jadi bulan-bulanan tim balap!" Gracia pun hendak membuka pintu mobilnya dan hendak pergi.
"Tunggu Ci, maksudku... Boleh nggak aku ketemu Flora? Cuman sekedar buat ngobrol ringan?" Tanya Chika.
"Lakukan seperlunya. Jangan bikin keributan!" Gracia pun masuk ke mobil dan segera pergi.
Hubungan Freya dan Flora sedikit berjarak. Dari masuk sampai menjelang pun mereka berdua diam-diaman. Fiony tahu apa permasalahannya, tapi yang lainnya merasa janggal dengan perilaku mereka berdua yang biasanya koar-koar tak jelas seperti tukang asongan di sekolah.
"Eee.. Fre..." Freya pun menoleh dengan kepala miring sedikit bingung.
"Aku pulang sendiri, aku ada urusan bentar!" Freya hanya mengangguk tipis.
"Waaa... Freya, ntar kita ke tempat Ci Shani ya, mobil aku mau aku wrap pake vinyl biru!" Ajak Fiony.
"Iya iya, ntar ya!" Ucap Freya.
Pukul 15.02, Freya dan Fiony sudah terlebih dahulu pergi ke tempat showroom Shani. Sementara Flora menunggu seseorang di gerbang sekolahan. Dan yang ia tunggu adalah Chika, yang sudah berjanji akan bertemu sejak jam 7 pagi tadi.
"Ayo masuk!" Perintah Chika.
Freya dan Fiony baru keluar dari toko variasi mobil, membeli vinyl biru tua dan hijau stabilo untuk mobilnya.
"Waa... Keren banget, the real Subaru akan lahir. Hahaha...." Freya tak bergeming melihat temannya bahagia, ia hanya menghabiskan kopi kalengan yang ia beli tadi.
"Yaelah Fre... Diem Mulu Lo? Kepikiran sama Flora?" Tanya Fiony.
"Aneh aja Tan, dia minta pulang sendiri kan...." Ucapan Freya menggantung saat melihat Civic putih Chika lewat, dan lebih mengejutkannya lagi Flora duduk di samping Chika.
"Flora... Fre positif thinking..." Freya sudah dikuasai amarah, benar dugaannya bahwasanya Flora adalah mata-mata lawan, ia menggenggam kuat kaleng kopi yang sudah kosong tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer
FanficFreya, Amanda dan Shasa 3 bersaudari yang hidup di lingkungan bengkel, sejak kecil mereka yatim piatu dan diurus oleh pemilik bengkel yang seperti sudah seperti kakak bagi mereka. Namun kerana sebuah 3 Mobil yang memakai nama bengkel kakaknya, merek...