Kehidupan Gelap Istana
Kyungsoo akhirnya memasuki istana. Kakinya agak pegal karena dia harus berjalan kaki dalam rombongan para pelayan, sementara Chanyeol dan pengawal pribadinya naik kuda, serta calon istrinya menaiki tandu. Kalau saja ia bertemu dengan Malaikat Suho, pastilah dia protes.
Istana itu lebih indah dari yang pernah ia kunjungi di Seoul, banyak kompleks bangunan menakjubkan, banyak taman subur nan wangi, dan banyak gerbang yang ia lalui. Hingga mereka sampai di suatu gerbang besar turunlah Chanyeol dari kudanya dan keluarlah Baekhee dari tandunya. Dua sejoli itu kembali bertemu untuk berpisah menuju kediamannya masing-masing.
"Pergilah ke kediaman barumu. Biasakan dirimu di sana sebelum menyapa Ratu dan tetua istana," ucap Chanyeol.
Baekhee tersenyum manis. "Hamba mengerti, Yang Mulia. Terima kasih atas perhatian Anda."
"Tolong,jangan terlalu formal padaku. Aku akan mengunjungimu nanti. Semoga kau betah di istana."
Mereka pun berpisah. Baekhee kembali menaiki tandunya, sementara Chanyeol melanjutkannya dengan berjalan kaki. Kyungsoo mengikuti rombongan Putra Mahkota. Lama. Akhirnya sampailah mereka di bangunan besar dengan atapnya yang tiga tingkat, halamannya luas dilapisi batu-batu putih yang rapi, dinding istananya berwarna merah dengan lukisan warna-warni di bawah gentingnya, dan banyak jendela kertas yang menyelimuti setiap sisi. Arsitek Joseoan adalah seniman yang hebat.
Chen menghampiri Kyungsoo, menyuruhnya untuk mengikuti dirinya. Dia membawanya ke bangunan asrama kasim, mereka memasuki salah satu kamar.
"Mulai hari ini kau akan tinggal di sini, Do-si. Aku ingin kau mendengarkan baik-baik perkataanku ini," ucap Chen yang kemudian menutup pintu rapat-rapat. "Kau harus mengerti bahwa kau telah memasuki tempat berbahaya, karena itu kau harus berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan, dan penampilanmu."
Kyungsoo mendengarkan dengan seksama.
"Mulai sekarang kau adalah seorang pembaca dongeng khusus Putra Mahkota. Kau dilarang bicara pada siapapun dan tidak boleh mengungkap identitasmu. Kau tidak boleh meninggalkan kompleks Balai Putra Mahkota."
Kyungsoo mengernyit. "Kenapa terdengar seperti penjara?"
"Turuti saja dan kau akan selamat."
Dia melesahkan nafas pasrah. "Baiklah."
"Kalau begitu aku pergi." Setelah itu Chen pun pergi.
Kyungsoo menatap sekeliling. Kamar ini lebih sempit dari kamarnya di Seoul, tapi jauh lebih bersih. Tak masalah dengan semuanya, toh dia sebelumnya menjalani kehidupan seperti di penjara juga.
"Tak masalah." Kalimat itu terdengar seperti penenang.
Dia mengeluarkan mawar ajaibnya, lalu menaruhnya di vas ramping di atas lemari kecil. Terlihat cantik.
***
Hari berlalu. Sore itu Chanyeol menemui ayahnya di Balai Agung, tempat Raja duduk di atas tahtanya untuk memerintah. Pilar-pilarnya berdiri kokoh, langit-langitnya berukir naga, dan lukisan besar pegunungan dengan matahari dan bulan membentang di belakang singgahsana. Di aula besar itu Chanyeol bersimpuh menghadap ayahnya. Perdana menteri dan sekertaris kerajaan berdiri di sisi kanan dan kiri singgahsana.
"Kudengar Putri Mahkota Terpilih sudah menempati istana per hari ini. Apa dia betah di istana?" ucap Raja yang duduk gagah di singgahsana.
"Dia senang saat memasuki istana, Yang Mulia," jawab Chanyeol tenang.
"Yang Mulia, hamba mohon maaf menyela. Saya mendapat laporan bahwa Putra Mahkota baru datang ke kediaman Menteri Byun pagi ini, padahal Putra Mahkota meninggalkan istana kemarin," kata Pertana Menteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...