Episode 16

277 32 0
                                    

Dia Tersenyum

Hari itu sangat meriah, berbagai hiburan ada di mana-mana, musik terdengar di setiap sudut kota Hanyang. Pangeran Sehun masih di dalam bangunan besar itu, halaman kali ini sudah sepi, rakyat menikmati hiburan di jalanan. Pangeran tampan itu sedang menikmati perjamuan dengan petinggi kota. Berbagai makanan terhidang, bulgogi, abalone, bahkan sup terappin. Kyungsoo hanya bisa melihat dari pojokan sambil menahan perutnya yang keroncongan. Sementara Chen terus berjaga di luar bangunan bersama beberapa prajurit lainnya sambil mendengus kesal, dia adalah pengawal pribadi Putra Mahkota malah diperintahkan melindungi Pangeran Sehun dan pelayannya.

Pangeran Sehun tak tahu apa-apa yang dibicarakan para dewan kota ini. Dia merasa terjebak.

"Pangeran, Anda tahu tradisi Chilseok yang baru-baru ini berkembang di kalangan anak muda?" lontar pejabat tua dengan tahi lalat di bawah mata kanannya.

"Tradisi Chiseok?" ulang Pangeran Sehun.

"Mereka memberi hadiah pada orang yang mereka sukai. Sungguh tradisi yang manis. Ahahaha!"

Pangeran Sehun seketika melirik Kyungsoo yang sedang memegangi perutnya yang lapar. Dia tersenyum tipis. "Bolehkah aku permisi? Nikmatilah makanannya," cetusnya yang kemudian bangkit dan menghampiri Kyungsoo.

Dia menatap lekat pelayan itu yang balik menatapnya. Lancang, tapi Pangeran Sehun suka. Dia kemudian memberikan sepotong kue yang disembunyikan di baju lengannya. Kyungsoo hanya mengernyit bingung.

"Makanlah! Kau pasti lapar. Aku tidak ingin kau pingsan dalam perjalanan pulang nanti," selorohnya sok judes padahal perhatian.

Kyungsoo dengan ragu menerimanya.

"Ayo, jalan-jalan sebentar! Aku muak dengan orang-orang tua ini," cetusnya sambil melangkah pergi. Kyungsoo melahap kuenya dan mengekori.

Mereka keluar dan berjalan-jalan di halaman besarnya. Orang-orang sudah tinggal sedikit, mereka berganti merayakannya di jalan.

"Pangeran, bolehkah aku bertanya sesuatu?" gumam Kyungsoo dengan mulut penuh. "Kenapa waktu itu Anda menolak untuk kubantu saat mimisan, padahal aku dipanggil untuk mengobati Anda?"

Pangeran Sehun tak merespon, hanya terus berjalan.

Kyungsoo mendesis sebal. Dia melahap gigitan teakhir. "Pangeran, aku dengar semua orang sedang berkumpul di jalanan untuk menikmati pertunjukan. Anda tidak pernah keluar istana sebelumnya, kan? Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?" cetus Kyungsoo bersemangat.

Pangeran Sehun kembali cuek. "Itu hiburan untuk rakyat jelata. Aku adalah keluarga kerajaan tidak melihat pertunjukan bodoh itu."

"Ah, beginilah anak orang kaya. Padahal yang dipunya orang pinggiran sangatlah mengasyikan," gumam Kyungsoo.

Pangeran Sehun berhenti dan merogoh bajunya. Dia bingung mencari sesuatu. Kemudian dia mendesis sebal. "Ah, aku tidak membawa permenku!" gerutunya.

Kyungsoo mendadak berbinar. "Pangeran, Anda ingin permen? Kalau begitu ayo kita beli diluar," cetusnya bersemangat.

Pangeran Sehun menatapnya datar. "Apa kau benar-benar ingin keluar? Pemaksa sekali! Lagian permen itu tak dijual di pasar."

"Tapi Anda kan ingin permen! Ayolah!" Mendadak Kyungsoo mengganteng tangannya dan berlari menuju gerbang.

"Heh! Lepaskan! Beraninya kau menyentuhku!" Pangeran Sehun seperti biasa, tetap menggerutu. Tetapi sejujurnya dia suka kedekatan itu.

Dari jauh Chen melihat mereka, ia pun segera berlari menyusul.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang