Pangeran Berekor Sembilan
Seorang wanita cantik dengan tatanan rambut besar menghampiri Pangeran Sehun dan Kyungsoo. Dia membenarkan rok mengembangnya begitu melihat ketampanan Pangeran Sehun. Gaesang itu adalah Ceongha, gadis yang menyapa Chanyeol malam itu.
"Tuan, apa yang bisa saya bantu untuk tuan-tuan?" sapa wanita itu sopan campur genit. "Anda ingin ruangan seperti apa? Besar yang ramai penuh jamuan dan gadis-gadis? Atau terbuka?"
"Beri kami ruangan yang aman dan tidak bisa diganggu siapapun," seloroh Pangeran Sehun sambil merogoh bajunya mencari sesuatu. Dia terus mencari. "Papan pengenalku, pasti jatuh di jalan," gumamnya.
Kyungsoo buru-buru mengambil sesuatu dari balik lengan bajunya. Dia menunjukan sebuah papan pengenal bergambar naga cakar empat milik Chanyeol. Wanita itu langsung membelalak.
"Silakan, lewat sini, Tuan-tuan!" wanita cantik itu buru-buru membimbing mereka masuk.
Hendak Kyungsoo menyusul langkahnya, tapi ia melihat Pangeran Sehun mendadak mimisan. Matanya juga mengercap seolah menahan pusing. "Pangeran, Anda baik-baik saja?" lontarnya cemas.
Pangeran Sehun mengusap darah yang keluar dari lubang hidungnya. "Ya. Cepat kita masuk."
"Silakan ikuti saya," cetus gadis bernama Ceongha itu.
Mereka berdua dibimbing masuk ruangan besar yang wangi dan indah dengan guci-guci antik. Ruangan biasa yang disewa Chanyeol saat menyamar dan menyelinap keluar istana.
"Saya akan kembali dengan teh dan herbal untuk hidung Tuan," cetus wanita cantik itu yang kemudian menutup pintunya.
"Anda tidak apa-apa, Pangeran?"
Pangeran Sehun mengangguk sambil menyeka hidungnya. "Hanya sedikit pusing. Memangnya siapa yang mengikuti kita?"
Brak! Pintu dibanting. Pria berambut panjang yang sebagian di ikat dengan hanbok putih merahnya yang bermotif naga muncul sambil tersenyum. Sepertinya Kai ini adalah orang yang memperhatikan penampilan, mengingat gaya rambutnya yang berubah-ubah.
"Aku yang mengikuti kalian," gumamnya sambil melangkah masuk dan menutup pintunya kembali.
Pangeran Sehun langsung menarik Kyungsoo ke balik badannya, melindungi pelayan rendahan itu. "Siapa kau?" serunya mengambang, sangat kentara dia sedang menahan pusing.
"Apa maumu denganku?" tanya Kyungsoo takut.
"Sudah kubilang aku ingin hatimu," balas Kai dengan senyum dinginnya. "Kau memang benar-benar istimewa, Kyungsoo, hingga semua pangeran melindungimu."
"Menjauh darinya, Bajingan," ancam Pangeran Sehun yang terus terhuyung. Hingga mendadak... bruk! Dia terjatuh dan pingsan.
"Pangeran! Pangeran!" Kyungsoo berseru makin panik.
Srringg!! Kai mengeluarkan pedangnya dan berjalan perlahan mendekat. Kyungsoo mengesot mundur hingga terpojok. Rahangnya gemetar takut. "Kenapa? Kenapa aku? Kita bahkan belum pernah bertemu sebelumnya," cecar Kyungsoo yang sudah terpojok.
Kai terus berjalan, ia melangkahi Pangeran Sehun yang pingsan. Pedangnya memantulkan cahaya, pasti sering diasah. "Karena Malaikat Suho memilihmu. Dia memberikan kekuatan ilahinya padamu. Hati dan jantungmu penuh energi yin yang suci," ucapnya dengan suara serak yang khas.
"Kenapa kau ingin organku? Makhluk apa kau sebenarnya?"
"Kau tidak perlu tahu. Kau akan segera mati."
Kyungsoo makin tercekat. "Tolong! Tolong!" dia berteriak keras tapi...
Srring! Pedang diacungkan tepat di leher Kyungsoo, membuatnya diam seketika. Dia gemetar takut, nafasnya tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...