Sepotong Hati yang Baru
"Yang Mulia Ratu, baik-baik saja?""Lebih baik sekarang."
Ratu Yi Sun berusaha duduk dan menghadap ayahnya. Pakaiannya masih baju tidur, tak mengenakan hiasan rambut mewahnya, dan wajahnya juga sangat pucat.
"Bagaimana bisa tiba-tiba Yang Mulia terkena serangan jantung?" lontar perdana menteri yang duduk agak jauh di lantai.
Ratu mengusap rambutnya. "Tiba-tiba aku merasakan tubuhku panas seperti terbakar. Ayahanda, aku rasa salah satu mahyoong kita ada yang menggali dan membuka segelnya. Kutukannya berbalik padaku."
"Apa?" perdana menteri terlonjak. "Tetapi Putra Mahkota tidak bertindak apa-apa."
"Anak itu makin kuat, Ayah. Kita harus mengawasi, sejak Pelayan Do itu masuk Putra Mahkota tak bisa kita kendalikan."
"Ah!" perdana menteri berdecak. "Pelayan itu menghilang dari penjara, Yang Mulia. Semalam penjaganya ditemukan tewas dengan cakaran binatang buas di leher. Si Pembuat Poster juga bunuh diri dengan menggigit lidahnya."
"Sudah jelas pelayan ini punya kekuatan ilahi yang cukup kuat. Pasti bukan Putra Mahkota yang mengeluarkannya dari penjara. Dia pasti diculik oleh orang yang memburu kekuatan ilahinya."
"Apa yang kita lakukan sekarang? Putra Mahkota juga mendapatkan buktinya. Orang-orang suruhanku untuk menangkap Pengawal Putra Mahkota tewas semuanya. Namun grup lain berhasil menangkap putra Menteri Byun."
"Benarkah?" Ratu berbinar. "Byun Baekhyun adalah orang dekat Putra Mahkota, kita bisa menggunakannya untuk mendesak Putra Mahkota."
"Apa maksud Anda kita akan memotong-motong tubuhnya dan menjadikannya maehyoong juga?" ucap perdana menteri was-was.
"Tidak. Untuk saat ini kita biarkan dia hidup. Desak saja dia untuk mengaku dari mana asal-usul Pelayan Do. Putra Mahkota akan kembali mendatangiku," gumam Ratu yang kemudian tersenyum licik. Senyum psikopatnya.
***
Baekhyun terbangun. Dia merasakan perih di pipinya akibat pukulan pria berkumis semalam. Tangannya masih terikat ke belakang. Dia memandang sekitar, sangat tertutup dan kotor. Juga tak terdengar apapun dari luar, kecuali suara serangga. Oh celaka, pasti ia dikurung di tengah hutan.
Brak! Seseorang mendobrak pintu. Tiga orang masuk bersama orang berkumis yang memukulnya.
"Kalian orang suruhan Perdana Menteri? Kalian percuma, bukti kejahatannya tidak ada padaku. Mungkin bukti itu sudah sampai di tangan Raja sekarang," ucap Baekhyun sambil menyunggingkan satu sudut bibirnya. Mencoba mengintimidasi.
Srringg!! Dengan cepat pria berkumis itu menodongkan pedangnya. "Aku akan bertanya sekali. Katakan siapa Pelayan Do sebenarnya. Mengapa ia bisa menjadi pendongeng Putra Mahkota?" cecarnya.
Baekhyun tertawa getir. "Mengapa latar belakang seorang pelayan rendahan sangat penting bagi kalian? Apa kalian terdesak hingga menyudutkan seorang pelayan?"
Pria berkumis itu makin mendekatkan ujung pedangnya. Namun, pria manis itu tetap tak mau menjawab.
Akhirnya pria berkumis menyarungkan pedangnya lagi dan berkode dengan para ksatria lain dengan matanya. Mendadak Baekhyun diseret ke pilar yang ada di tengah ruangan dan diikat di sana. Setelah itu mulutnya di sumpal. Dia terus memberontak, ia makin panik saat dua orang mengangkat balok batu besar. Dia menggigit sumpalannya saat batu itu ditindihkan ke lututnya. Lalu mereka menindihkan batu lagi.
Pria berkumis itu tersenyum puas.
***
"Yang Mulia, Pengawal Chen ada di sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...