Antara Baekhyun atau Kyungsoo
"Yang Mulia memanggil hamba?"
Chanyeol memperbaiki duduknya yang gelisah. "Kasim Han, apa ada kabar dari Chen?"
"Sayangnya belum ada, Yang Mulia." Kasim Han menunduk kecewa.
Chanyeol memandang kalut buku dan surat di atas mejanya. Bimbang. Ia sangat khawatir dengan Baekhyun. Takut akan kehilangannya seperti Baekhee.
"Kita akan ke Balai Ratu. Bersiaplah," lesahnya pasrah.
Di sinilah ia sekarang. Di aula ratu yang mewah dan penuh bunga, ia duduk bersila sambil menatap tajam ibu tirinya itu. Dayang Choi sedang membakar arang di mangkuk besar. Api menyala besar, dayang itu kemudian memindahkan satu arang ke gelas tinggi lalu menutupnya dengan tutup berlubang-lubang. Asap mengepul dari lubang-lubang itu. Aroma wangi segera menyebar ke seluruh aula. Ya, itu pengharum ruangan.
"Pergilah, Dayang Choi!" perintah Ratu.
Dayang itu menunduk mematuhi, ia meletakan capitnya dan pergi. Api di mangkuk masih menyala-nyala.
"Anda sudah berdandan, pastilah sudah sangat sehat," Chanyeol membuka pembicaraan.
Ratu tersenyum tipis. "Ya. Semua berkat dirimu. Namun, kudengar kediamanmu sangat kacau. Kau selalu menemuiku saat ada kekacauan. Katakanlah apa yang harus aku lakukan untukmu, Anakku."
Chanyeol meremas kuat ujung bajunya. Ia sangat benci ketika Ratu bicara sok manis seperti ini. Pura-pura baik padahal busuk. Dia menghela nafas berat dan kemudian menyerahkan buku dan surat yang ia dapat dari Chen, meletakkannya di atas meja di depan Ratu.
"Apa ini, Putra Mahkota?"
Chanyeol masih menatap tajam. "Ini adalah bukti yang aku dapat. Bukti yang mengarah pada Perdana Menteri karena telah memfitnahku lewat poster-poster murahan selama itu."
Ratu mengunggingkan satu sudut bibirnya. Ia sudah menebak ini akan terjadi. Kemenangan selalu ada di pihaknya. "Lalu apa yang kamu inginkan sebagai imbalannya?" lontarnya.
"Aku akan membatalkan persidangan, tapi kau harus menyerahkan Baekhyun."
Ratu kembali tersenyum sok ramah. "Mengapa kau begitu membenci ibumu ini, Anakku?"
"Aku juga akan menjadikan Pangeran Sehun sebagai teman belajarku di Sigangwon. Katakan saja di mana Baekhyun!" tukas Chanyeol cepat.
Ratu dengan tenang mengambil buku dan surat itu, ia lalu melemparnya ke mangkuk api yang dibuat Dayang Choi. Api seketika makin membesar. Bukti itu terbakar.
"Kau akan segera mendapatkan kabar dari pengawalmu, Putra Mahkota. Jadi kembalilah," gumamnya.
Chanyeol masih menatap tajam. "Sebaiknya kau tepati janjimu."
***
Pengadilan Istana ramai. Raja duduk di kursi di serambi bangunan merah itu, sementara para penyidik berdiri di halaman. Alat-alat penyiksa sudah siap. Mereka menunggu terlalu lama.
"Apa kita perlu memanggil Putra Mahkota, Yang Mulia?" bisik Perdana Menteri pada Raja.
"Ya, segera panggil dia."
Sementara itu di Balai Putra Mahkota, Chanyeol masih duduk di kursinya. Dia menimbang-nimbang, bukti sudah di serahkan tapi itu tidak akan cukup. Perdana Menteri dan Ratu tidak akan pernah puas, dia tahu harus mengorbankan hal yang lebih besar lagi. Dia teringat ucapan Pangeran Sehun tagi, tentang Kyungsoo yang berkuda ke selatan bersama Kai. Juga omongan Lay Zhang yang ia temui malam itu, bahwa Kai dikutuknya. Mengapa Ceongha mengatakan bahwa ia tak pantas duduk di tahta?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...