Episode 14

301 32 1
                                    

Ciuman untuk Kehidupan

Kyungsoo duduk termenung di undakan paviliun di tengah danau sambil mengelus anjing kecilnya. Di sinilah satu-satunya tempat ia bisa menemukan keheningan malam, tanpa orang terlihat dan suara serangga pun nyaris tak ada. Hanya angin yang sesekali berhembus.

"Sebenarnya apa itu hidup? Kenapa setiap orang harus menjalani kehidupan di dunia ini?" gumamnya sendiri.

Anjing jelmaan Lay Zhang itu tetap diam menikmati elusan di kepalanya.

"Kata orang hidup adalah anugerah. Hmm, anugerah apa? Kita hanya memaksakan diri untuk bertahan. Tercabik-cabik setiap harinya. Apa itu yang dinamakan anugerah?"

Anjing itu mendongak. "Ah, mengapa aku harus memenangkan hati manusia semenyedihkan ini?Dia benar-benar pecundang!" batin Lay Zhang.

Lalu suara sepatu mendekat. Anjing itu terkesiap, dia merasakan aura yang tak biasa. Dia melompat dari pangkuan Kyungsoo dan mendekati kaki dengan sepatu mewah yang datang. Anjing itu mendongak, jubah biru dengan motif naga perak di dada dan bahunya. Dialah Chanyeol. Kyungsoo ikut terkesiap, dia bangkit.

Anjing itu memicingkan matanya dan Chanyeol menatapnya. Lay Zhang kini mengingatnya. Dialah anak yang ia temui di sungai Hades. Dialah anak yang ia buka mata batinnya. Apa yang dikatakan hantu dukun itu benar.

"Ah, jadi itu kau? Kamu sudah dewasa dan tampan. Aku masih ingat waktu itu kau menangis di kakiku karena melihat Xiumin. Aku ingat semuanya sekarang. Ternyata Dunia Fana lebih menarik dari yang kusadari," batinnya.

"Yang Mulia?" panggil Kyungsoo yang berjalan mendekat.

Chanyeol terkesiap. Tiap kali melihat Kyungsoo ia selalu teringat Putri Mahkota. Seperti kesalahan membawanya masuk ke istana. Harusnya biarkan saja Kyungsoo tenggelam atau diserahkan ke pria liar bernama Kai itu. Jika Kyungsoo tak berada disampingnya, hantu dukun itu akan terus menggentanyanginya dan tak mengganggu Baekhee. Jika waktu bisa diputar ia tidak ingin dekat dengan Kyungsoo.

"Apa kau yang membawa masuk anjing ini ke istana?" tanya Chanyeol datar.

Kyungsoo menggeleng. "Hamba menemukannya tersesat di sini. Dan Pangeran Sehun mengijinkan hamba untuk memeliharanya."

Mereka berdua saling tatap tajam. Ada marah yang tersirat. Marah pada keadaan.

"Kembalilah pada tuanmu," tukasnya yang kemudian berbalik dan ingin melangkah pergi. Tapi dapat satu langkah Kyungsoo menahannya.

"Yang Mulia! Anda tidak harus pergi. Bagaimanapun Yang Mulialah pemilik tempat ini, hamba bukan siapa-siapa."

Chanyeol kembali berbalik dan menatapnya lagi. Sementara anjing kecil hitam itu menaiki batu bertuliskan 'Danau Choondangji' untuk menonton mereka berdua. Tak ada hal seperti ini di Dunia Bawah.

"Dasar, Makhluk Fana! Saling menyindir dengan kata-kata manis. Sama-sama tidak jujur pada diri sendiri. Membosankan!" batin anjing itu sambil menggoyang-goyangkan ekor mungilnya.

"Anda tidak perlu menghindari hamba lagi, Yang Mulia. Hamba cukup sadar diri bila tidak diinginkan. Lagi pula berada di sisi Pangeran Sehun lebih menguntungkan daripada dengan Yang Mulia," ucap Kyungsoo tajam, ingin membuat Chanyeol marah. "Anda ternyata lebih lemah dari yang saya perkirakan."

"Diusir dari Balai Putra Mahkota ternyata tidak membuatmu waras. Kau masih saja lancang!" tukas Chanyeol tajam. Kyungsoo berhasil memancing kekesalannya.

Kyungsoo mengambil satu langkah maju. "Saya tidak pernah takut. Seperti yang saya bilang, berada di sisi Pangeran Sehun menguntungkan saya. Kau bukanlah apa-apa. Kau hanyalah pria lemah yang berlindung dari balik gelarmu."

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang