Getaran Hati
Langit malam bertabur bintang, angin sesekali berhembus pelan. Di sini begitu senyap, berbeda sekali dengan Seoul yang selalu sibuk. Ah, mungkin karena ini adalah di dalam istana. Semua orang bahkan berjalan tanpa suara. Kyungsoo duduk di serambi bangunan tempat tinggal barunya sambil memeluk gitarnya. Dia jadi penasaran bagaimana kehidupan di luar istana saat malam.
"Kau terlalu banyak melamun untuk orang yang tak punya sopan santun."
Kyungsoo menoleh. Anak anjing hitam yang tidur di sampingnya membuka mata mendadak menatap Pangeran Sehun yang berjalan mendekat.
"Ah, maafkan aku. Aku harusnya ke kamarmu untuk menina bobokanmu."
Pangeran Sehun tersenyum dan duduk di samping Kyungsoo. Entah mengapa saat bersama Kyungsoo ia selalu mengenyampingkan aturan kerajaan. Anak anjing itu menggonggong seolah marah tempatnya diambil.
"Diamlah, anjing jelek!" sentak Pangeran Sehun.
Kyungsoo berdecak. "Jangan terlalu kasar," sahutnya yang kemudian meletakan anjing itu di pangkuan Pangeran Sehun hingga membuatnya terkejut mengangkat tangan.
"Apa yang kaulakukan? Sungguh lancang!"
"Kenapa?" lesah Kyungsoo lelah. "Aku sudah memandikannya, tidak akan mengotori bajumu. Atau jangan-jangan kau takut anjing?"
Anjing itu kembali menggonggong dan menggigit sesuatu dari balik hanboknya. Sebuah kantung kecil berhasil ditarik.
"Aish! Ajing gila!" Pangeran Sehun langsung merebut kantungnya balik dan mengusir anjing itu hingga melompat ke tanah dan berlalu pergi. Kyungsoo menggeleng melihat tingkah pangeran satu ini.
"Wah! Aromanya sangat wangi. Apa itu?"
"Hanya permen."
Kyungsoo berbinar menengadah.
Pangeran Sehun mengernyit. "Kau sangat lancang! Beraninya meminta barang seorang pangeran!" sentaknya.
"Aih! Itu cuman perman," seloroh Kyungsoo sebal. Kemudian ia mulai memetik gitarnya.
Pangeran Sehun memasukan kembali kantung permennya. Denting nada mulai terdengar. Ia melirik pria di sampingnya, menatapnya lamat-lamat hingga jatuh dalam rasa kagum yang melumpuhkan kesadarannya.
"Apa cara kerjanya seperti gayageum-instrumen petik tradisional Korea?" lontarnya.
Kyungsoo menghentikan gerakan dan tersenyum. "Sudah kuduga Anda tertarik dengan musik. Ternyata Anda lebih kesepian dari yang saya kira."
"Apa maksudmu? Aku tidak kesepian sama sekali."
Kyungsoo tertawa, lalu mengiyakan. Namun dia tahu bahwa itu bohong. Dia meletakan gitarnya ke pangkuan Sehun, kali ini pangeran itu diam tak memberontak.
"Cara kerjanya sangat berbeda dengan gayageum. Gitar bukan hanya dipetik, tapi juga digesek. Anda juga perlu mengatur kuncinya untuk membuat nada. Seperti ini..." jelas Kyungsoo sambil mengarahkan jari-jari Pangeran Sehun ke senar-senar di leher gitar.
Pangeran Sehun terpegum. Ia tak pernah sedekat ini pada seseorang sebelumnya. Melihat pipi mulus Kyungsoo ada di depan wajahnya, memandang matanya yang berbinar saat menjelaskan, dan sentuhan di jemarinya membuatnya berdebar.
"Ini adalah kunci C," gumam Kyungsoo sambil menggesek senar gitarnya membuat nada indah muncul. "Cobalah!" cetusnya dengan senyum lebar sambil memberikan pick gitar di tangannya.
Pangeran Sehun walau ragu-ragu menerima dan mempraktikannya. Nada kembali mencuat.
Kyungsoo kembali mengarahkan jemari Pangeran Sehun ke kunci lain. Lalu ia akan menggeser senarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...