Episode 22

242 36 0
                                    

Demi Kyungsoo

"Tuan-tuan memanggil saya?" lontar gaesang cantik itu yang baru masuk.

Baekhyun melirik ketua Oktadong memastikan bahwa gadis yang masuk itu benar. Dan sarjana itu mengangguk mengiyakan.

"Apa benar kau yang bernama Ceongha?" tanya Chen.

Gadis itu menunduk anggun. "Ya, Tuan. Saya adalah gadis termahal di Bungajeong ini."

Srringg!! Baekhyun melemparkan berkantung-kantung uangnya pada kaki gadis itu. "Mendekatlah. Uang itu akan menjadi milikmu saat kau menjawab pertanyaan kami dengan jujur," katanya tegas.

Gadis itu tersenyum dan kemudian mendekat ke meja besar mereka.

"Apa kau kenal pemuda ini?" tanya Chen sambil menunjuk ketua Oktadong.

Ceongha mengangguk. "Ya, Tuan. Tuan Muda ini adalah ketua serikat Oktadong."

"Benar. Dan, kau adalah si pengirim yang menjadi pengantar untuk serikatnya. Katakan siapa yang menyuruhmu untuk mengirimkan keperluan Oktadong!" desak Baekhyun.

"Mengapa tuan-tuan penasaran siapa yang menyuplai serikat yang legal ini?"

Chen menggebrak meja keras. "Salah satu anggota serikat, Luhan, telah memfitnah Putra Mahkota. Jawab kami atau kau akan segera menyusulnya di penjara."

"Dia mungkin sudah mati. Begitu juga orang yang tak bersalah yang ia fitnah, Do Kyungsoo. Sekarang tahta putra mahkota terancam. Sebelum kau mendapat celaka juga beritahu kami," tuntut Baekhyun.

Ceongha tercenung sesaat. "Do Kyungsoo akan dihukum mati? Dia tidak akan keluar istana?" cecarnya bingung.

"Kau mengenalnya?" lontar Chen.

Ceongha segera memasang wajah manisnya lagi. "Tidak. Aku hanya penasaran," jawabnya. "Namun jika saya memberikan namanya, apakah tuan-tuan bisa menjamin hidup saya?"

"Aku bersumpah!" sela Baekhyun.

Ceongha menatap lurus dirinya, tatapannya menjadi sangat serius. "Orang yang menjadi penyuplai serikat Oktadong adalah perdana menteri. Saya punya buktinya di kamar saya."

Di bawalah Baekhyun dan Chen ke sebuah ruangan kecil. Ceongha langsung menunjukan sebuah buku dan selembar kertas.

"Ini chibuchaek, buku besar untuk mencatat keluar masuk uang dan barang," gumam Baekhyun sambil membuka-buka buku itu.

"Dan ini adalah surat perintah dari perdana menteri untuk Luhan agar membuat poster tentang putra mahkota," timpal Chen yang membaca kertas itu.

"Kita punya bukti. Cepatlah kembali ke istana, Chen. Sebelum terlambat," pinta Baekhyun pada Chen.

"Ya." Chen pun mengambil buku chibuchaek itu juga dan langsung pergi.

"Untuk sekarang jangan keluar dari Bungajeong," pesan Baekhyun pada Ceongha yang kemudian juga langsung pergi.

Sementara itu ketua Oktadong yang lebih dulu keluar dari rumah kisaeng itu menemui sekumpulan orang yang membawa pedang di jalan gelap sekitar Bungajeong.

"Tuan Baekhyun dan Pengawal Chen sudah mendapatkan buktinya. Sekarang lakukan tugas kalian," perintahnya pada sekumpulan orang.

Dia tersenyum licik. "Mereka sangat bodoh bila mengira perdana menteri tak mengetahui pergerakan mereka. Mereka pikir bisa menjebak keluarga Ratu, tapi merekalah yang terjebak sebenarnya," tambahnya.

***

"Yang Mulia! Yang Mulia!" Ceongha masuk terburu-buru ke ruangan di mana Kai sedang santai meminum tehnya.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang