Episode 36

251 27 0
                                    

Malam Pertama Musim Gugur

Matahari tenggelam, air di danau begitu tenang. Kyungsoo dan Lay Zhang duduk bersebelahan di undakan paviliun tengah danau. Kyungsoo menunduk, matanya sembab karena menangis. Dia mengusap pipinya untuk terakhir kali.

"Sudah gelap, apa Dunia Bawah segelap ini?" gumamnya serak.

Lay menggelang. "Istanaku adalah salah satu tempat paling terang di sembilan neraka." Lalu ia menjetikan jarinya, mendadak lentera yang tergantung menyala dengan api merah keunguan, begitu juga lentera-lentera di sepanjang jembatan. Berpendar indah, namun juga mengerikan di saat bersamaan.

Kyungsoo memandang terkesima. Itu seperti sulap yang luar biasa.

"Istanaku diterangi api seperti ini. Jangan tanya lagi, akhirat dan Dunia Fana punya batasan," tukas Lay.

Kyungsoo kembali menunduk, mengkorek ujung kuku-kukunya. Mendadak teringat ucapan Kai, bahwa ia harus menjauhi pria tampan di sampingnya ini. Laylah yang mengutuk Kai jadi gumiho. Dia harusnya tak boleh dekat-dekat dengan Lay seperti permintaan Kai. Namun, Pangeran Dunia Bawah ini selalu membuatnya tenang.

"Kupikir kau akan menyelamatkanku dari penjara waktu itu," gumamnya.

"Kau lebih memilih kabur dengan siluman."

Kyungsoo mendadak kalut. Sedih. "Kai sudah meninggal. Dia mengorbankan nyawanya untuk diriku."

Sejenak Lay terdiam. Kaget. "Kau memang sangat menyusahkan."

Kyungsoo tercenung, langsung menatapnya. "Apa kau menyalahkanku?"

"Bukankah memang semua salahmu?"

Dia kembali diam. Omongan Lay sangat benar. Dirinya sangat menyusahkan, selalu mencari perlindungan.

"Begitulah sifat manusia. Tak bisa berdiri sendiri. Selalu mencari perlindungan, mereka lupa bahwa setiap manusia itu lemah. Karena itu berlindunglah di bawahku. Jadilah bebanku, karena aku lebih kuat dari manusia atau siluman rubah itu."

Kyungsoo kembali menatap Lay. Mata merahnya begitu meneduhkan, tak ada kengerian sama sekali.

Lay mencondongkan wajahnya lebih dekat. "Sudah kubilang, kau harus jatuh cinta padaku. Kenapa harus mengungkapkan perasaanmu pada Putra Mahkota dengan menyedihkan seperti tadi?"

"Kenapa aku harus? Apa kau tidak akan mematahkanku seperti Putra Mahkota tadi?"

Lay mendadak melingkarkan tangannya di pinggang Kyungsoo, menariknya hinga tak ada cela. "Katamu aku adalah yang pertama menidurimu, minum miras denganmu, aku adalah orang pertama yang membuatmu nyaman. Lalu apa lagi alasan yang kau butuhkan agar kau meneyerahkan hatimu?"

Kyungsoo terpanah pada mata merah menyala itu. Wajahnya yang tampan dan tenang sangat dekat, tapi ia tak merasakan hembusan nafasnya. Apa dia bernafas seperti manusia? Lay benar-benar sangat ajaib. Begitu mempesona.

"Kaulah yang mengutuk Kai menjadi gumiho. Kenapa aku harus mempercayaimu?" gumamnya berdegup.

"Karena sekarang aku bisa mendengarkan debar jantungmu."

Kyungsoo buru-buru mendorongnya menjauh, tapi Lay terlalu kuat. Dia malah mendekap tubuhnya dengan kedua tangan, membuatnya tak bisa bergerak.

Lay mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Bukankah kau sedang sedih? Aku akan menyenangkanmu, karena aku adalah jieum-mu (sahabat menyenangkan). Kau hanya perlu memberikanku hatimu."

"Aku meragukan itu. Hatiku berikan pada orang lain."

"Kau memang jahat, aku yang menunggumu dan orang lain yang dapat," gumam Lay menekan nada bicaranya. Tangannya perlahan merayap ke atas, meraba leher Kyungsoo. Lalu dengan cepat ditidurkannya tubuh itu di lantai kayu paviliun dan menindihnya. "Karena itu aku akan mencurinya," desahnya.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang