Episode 23

226 32 0
                                    

Masa Lalu Kai

Yedam menjerit kesakitan. Roh jahat yang ia telan berhasil lolos semua. Tubuh hantu itu menggelinjang. Lalu dia pun ambruk. Pakaian dukunnya mengambang di air. Dia merangkat menuju daratan. Lay Zhang masih tak bergeming, mata merahnya masih terus fokus membakar api di tulang belulang itu hingga hangus dan menjadi abu.

Tiba-tiba dari langit turunlah sebuah cahaya dengan cepat seperti kilat menerpa batu besar di tepi pavilun itu. Cahaya itu tak lain dan tak bukan adalah Xiumin, sang malaikat maut. Dia masih garang menatap, jubah hitamnya tak pernah lecek, dan topi khas Joseon itu tak pernah termakan usia.

Lay menutup matanya, dan perlahan api padam menyisakan abu. Saat ia membuka matanya lagi, hantu dukun Yedam itu berubah. Ia bangkit dan tak lagi kesakitan. Perlahan ia membuka tudungnya, wajahnya masih pucat, tapi mulut sudah tak robek lagi. Pandangannya juga seperti manusia, seperti dirinya yang dulu.

"Sebutkan namamu, Arwah!" ucap Xiumin yang selalu tegas.

Yedam masih tak percaya. Ia terus meraba tubuh dan wajahnya. Dia merasakan tak ada lagi ikatan, maehyoong dalam tubuhnya juga sudah menghilang.

"Sebutkan namau, Arwah!" ulang Xiumin.

Yedam gentar mendengar suara malaikat maut itu. Dia gemetar dalam duduknya di atas tanah.

"Kau sudah ingat nama aslimu, bukan? Sebutkanlah, dan dia akan membawamu ke alam baka," gumam Lay Zhang. "Kau sudah tak terikat lagi pada dunia fana. Atas kejahatanmu, kau mungkin akan jatuh ke Dunia Bawah. Namun setelah itu kau akan reinkarnasi dan terlahir kembali," lanjutnya.

Yedam mendongak menatap Lay dan Xiumin.

"Aku bisa mencium dendam. Kau masih menyimpan kebencian," ucap Xiumin.

"Lepaskan dendammu dan bereinkarnasilah," sahut Lay.

Yedam masih tetap diam, ia memandang jemarinya yang pucat. "Tidak. Aku ingin membalaskan dendamku pada Ratu." Suaranya sudah tak lagi menyeramkan.

"Kaulah yang memulai lebih dulu, Yedam," seloroh Lay.

"Aku tahu, tapi yang dilakukan Ratu jauh lebih kejam dari apa yang aku lakukan. Aku memang berdosa, begitu juga dia. Aku yang akan menghukum diriku sendiri. Dan aku akan menyeret ratu gila itu," gumam Yedam benuh kebencian.

"Jika kau tidak pergi ke alam baka dan bergentayangan di Dunia Fana, arwahmu akan menghilang dan dihapuskan oleh roh jahat atau sebab lain. Kau tidak akan bisa bereinkarnasi lagi," jelas Lay.

"Ini adalah tawaran terakhirku," Xiumin kembali menanyainya. "Sebutkan namamu, Arwah."

Yedam mengepalkan tangannya dan menatap tajam Xiumin. "Aku tidak punya nama," jawabnya mantap.

Seketika Xiumin mengangguk dan dirinya kembali melesat ke langit dalam bentuk cahaya.

Hening. Permukaan danau kembali tenang. Abu dari tulang-belulang tubuh dukun itu terbawa angin.

Lay melipat tangannya dan memiringkan kepala menatap lekat Yedam. Dia menyunggingkan senyum. "Aku sudah membantumu, sekarang bantu aku. Balaskan dendammu."

Yedam bangkit, wajahnya amat tegang. Dia kemudian melepaskan dua lonceng bulat mungil di pinggangnya. Ia menjatuhkannya di tanah, kling kling... tiba-tiba ia menghilang bagai asap. Tanpa jejak sedikit pun. Lay kembali menyunggingkan senyum.

"Aku adalah Pangeran Dunia Bawah, tak ada yang tidak bisa kulakukan. Akan kumenangkan Kyungsoo bagaimanapun caranya," gumamnya.

***

"Mohon turunkan Putra Mahkota!"

"Mohon turunkan Putra Mahkota!"

Malam makin larut, halaman Balai Agung tetap ramai. Para menteri tatap tak lelah mendesak raja untuk menggulingkan Chanyeol. Raja sendiri masih duduk di tahtanya di dalam bangunan sendirian. Dia memijat keningnya pening.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang