Cintai Aku
Matahari terus bergesar. Pemakaman telah selesai dilaksanakan. Angin berhembus lebih kencang di atas sini, membuatnya makin dingin saja. Pohon-pohon yang menguning menjatuhkan beberapa daunnya. Chanyeol menatap langit yang selalu ingin ia gapai.
"Yang Mulia..." Baekhyun datang, jalannya sudah tak sepincang sebelumnya.
Chanyeol menoleh dan langsung mendekat. "Kau seharusnya istirahat Baekhyun. Kau tidak harus ikut kemari."
Pria manis itu hanya tersenyum lembut. "Pasti sangat berat bagi Anda, Yang Mulia. Maaf, saya tidak ada di sisi Yang Mulia di saat masa berat ini."
Chanyeol buru-buru menggeleng. "Kau harus menjaga dirimu dulu. Kau bisa di sisiku nanti. Raja telah mengijinkan dirimu untuk menyusul ujian, kau akan ada di pemerintahan bersamaku nantinya."
"Yang Mulia..." panggilan itu kelu. "Bolehkah aku tidak melakukannya?"
Chanyeol terhenyak. Dia mulai takut dengan apa yang ingin disampaikan cowok manis ini.
"Selama ini saya selalu berada di sisi Anda. Melakukan apapun untuk Anda. Hingga tak sadar kalau saya..." Baekhyun berhenti sejenak mempersiapkan kata selanjutnya. "...saya mulai menyukai Anda. Bukan sebagai teman kecil, tapi sebagai seorang kekasih. Saya takut jika terus berada di sisi Anda, perasaan saya akan semakin dalam."
Jantungnya serasa tergelincir. Chanyeol terpaku tak bisa berkata-kata. Dia masih berusaha mencerna omongan Baekhyun yang tiba-tiba itu. Apa maksudnya? Apa selama ini perasaannya bukanlah sepihak?
"Baekhyun..."
"Tolong jangan bicara apapun, karena itu akan menahanku untuk tidak meninggalkanmu," sela Baekhyun cepat-cepat. Nadanya menjadi parau. "Saya sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa bersama, berada di sisi Anda adalah luka bagi saya. Yang Mulia... Anda adalah calon raja dan adik ipar saya. Anda tidak akan pernah bisa saya gapai, jadi tolong lepaskan saya. Saya tidak ingin terluka lebih dalam lagi."
Perih mengalir di matanya. Jantungnya terasa di tusuk jarum-jarum kecil. Selama ini ternyata mereka saling mencintai. Mengapa dia tidak tahu lebih awal, saat perasaannya masih sama? Mengapa pengakuan ini menjadi sangat menyakitkan?
"Saya akan berlayar ke selatan menuju negeri yang bernama Die Vie. Saya akan selalu mendoakan kebaikan Yang Mulia. Saya harap setelah saya kembali negeri ini lebih makmur dan Yang Mulia bahagia dengan pewaris tahta selanjutnya. Selamat tinggal, Chanyeol."
Baekhyun kemudian berbalik. Dengan terbata ia berjalan. Dia tak pernah mengira bisa seberani ini menyatakan cintanya. Meski menyakitkan, tapi ini sangat melegakan. Walau tak seperti yang ia harapkan, tapi ini sudah cukup.
Dia terus melangkah dan tak berbalik walau hanya untuk sekedar memandang Chanyeol yang terus menatap nanar punggungnya. Karena dia tahu, kalau sekali saja berbalik dia tidak akan pernah bisa pergi.
Saatnya ia mengepakan sayapnya dan terbang.
***
Matahari sore menerpa kota Hanyang. Chanyeol dan semua iring-iringannya kembali ke istana. Sepanjang perjalanan ia teringat ucapan Baekhyun, ia tak mengira bahwa selama ini orang yang ia sukai juga menyukainya. Jujur, ada sesal yang merong-rongi hatinya saat ini. Namun ia tak mau melukai Bakehyun, karena katanya berada di dekat dirinya adalah luka. Melepaskan mungkin yang terbaik. Juga sekarang ada Kyungsoo yang menunggunya di istana.
Ah, mengapa ia sebingung ini sekarang?
Ia turun dari usungannya dan langsung pergi ke Balai Raja untuk laporan serta melihat keadaannya. Jujur saja, ia tak pernah sekhawatir ini dengan ayahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...