Episode 10

301 40 0
                                    

Mereka Pangeran Terkutuk

"Ikat penjahat ini!"

"Ya!"

Beberapa prajurit maju membawa tali. Kyungsoo memeluk anjing hitam itu panik, kakinya terus bergeser kebelakang, tapi dia sudah benar-benar di ujung. Tak ada tempat untuk kabur, dia dikepung ujung tombak.

"Berhenti!"

Barisan prajurit terbelah. Dari atas paviliun muncullah Pangeran Sehun. Ketampanan dan aura bangsawannya memancar, bahkan dia tidak menurunkan dagunya, dia benar-benar seperti orang penguasa.

"Pangeran Sehun? Ada apa?"

"Siapa yang menyentuh pelayan itu akan mendapat hukuman! Pelayan Do tidak bersalah, begitu juga Putra Mahkota. Siapapun yang menyebarkan rumor bahwa Pelayan Do adalah dukun yang bersekongkol dengan Putra Mahkota, aku jamin lehernya tidak akan aman."

"Pangeran Sehun!" Komandan mengernyit bingung, tak terima.

Pangeran Sehun menatap tajam. "Ini perintah Raja."

Komandan tercekat. Sebal dari wajahnya terlihat jelas.

"Tinggalkan tempat ini dan aku tidak akan melaporkan penghinaan kalian terhadap kakakku, Putra Mahkota!" seru Pangeran Sehun membuat semua prajurit menarik tombaknya kembali dan meninggalkan danau itu. Derap kaki mereka makin lemah.

Suasana kembali hening. Angin memburamkan pantulan bulan di air. Kyungsoo dan Pangeran Sehun saling bertukar pandang lama. Anjing hitam di gendongan Kyungsoo makin nyaman, tapi matanya menatap tajam Pangeran Sehun.

"Apa aku harus berterima kasih?" gumam Kyungsoo datar.

Pangeran Sehun masih menatap. Dia turun dari paviliun itu dan mendekati Kyungsoo. "Kau lebih suka dipenjara?" balasnya dingin.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Kenapa kau marah dalam segala hal?"

Kyungsoo mengelus anjing di gendongannya. "Bagaimana tidak? Hidupku bukan lagi milikku. Sepertinya nyawaku ada di tanganmu dan kakakmu."

"Seburuk itukah tinggal denganku?"

Kyungsoo menghela nafas besar. Dia terlalu lelah bahkan untuk marah. "Lagian aku tidak bisa menolak. Tapi dengan satu syarat, anjing ini juga akan ikut."

Pangeran Sehun tersenyum kecut. "Kau benar-benar tahu caranya berbisnis denganku." Dia mengecap keras. "Baiklah. Ayo pergi."

***

Pagi menjelang, para dayang sudah memakai seragamnya sejak subuh. Mereka membasuh muka Putra Mahkota, menggantikan pakaiannya, menyisir rambutnya, bahkan mengelap bokongnya setelah buang air besar. Beginilah kehidupan keluarga kerajaan, tertusuk duri saja akan ada banyak perawat yang berbaris untuk mengobati.

Chanyeol masih tetap sayu, tidurnya sangat tidak nyenyak. Roh-roh jahat terus menghantuinya. Dia memandang lesu meja besar berisi berbagai jenis makanan di depannya, dia sama sekali tidak nafsu.

"Yang Mulia, makanlah sedikit. Bagaimana kalau perut babi ini? Yang Mulia selalu suka irisan daging perut babi," ujar Kasim Han sambil mendekatkan mangkuk berisi daging penuh perhatian.

"Aku akan makan saat makan siang nanti," gumam Chanyeol lemah.

"Yang Mulia!" panggil Kasim Han khawatir.

"Bawa pergi dan perintahkan Pengawal Chen untuk mempersiapkan lapangan tembak, aku akan berlatih memanah setelah pelajaranku selesai."

Mereka pun mengusung kembali meja besar itu keluar.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang