Episode 18

252 35 0
                                    

Hantu Ilusi

"Yang Mulia telah selesai ganti pakaian. Bersiaplah untuk mengantarnya ke Guejeongjeon!"

Chanyeol keluar dengan baju putih dan topi hitamnya. Dia langsung berjalan dan semua kasim dan dayangnya yang juga memakai seragam putih mengikutinya. Mereka keluar dari kompleks Balai Putra Mahkota menuju Guejeongjeoan, tempat upacara dilaksanakan.

Mendadak Chanyeol berhenti. Seharian ini tubuhnya sangat lemah, semua kegiatan Chilseok dan jeolilje ini membuatnya kelelahan. Sudah berhari-hari bahkan berminggu-minggu sejak dia menghindari Kyungsoo. Tiap malam ia menjadi santapan para hantu di kediamannya, membuatnya makin lemah dan lemah.

Para hantu itu juga seolah makin kuat. Mereka lebih liar bahkan dari sebelum kedatangan Kyungsoo. Juga Chanyeol yang makin lemah sejak kematian Baekhee, ia bahkan bisa mencium bau amis dari setiap hantu yang menggigitnya tiap tidur. Ia sadar tidak bisa begini terus atau tubuhnya akan mencapai batas dan pingsan.

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia? Sepertinya Anda kelelahan," ucap Kasim Han.

"Tidak. Aku tidak boleh kelelahan di hari penting ini. Ayo, jalan!" sangkalnya yang kemudian lanjut melangkah.

Mereka melewati sebuah taman luas dengan pohon-pohon besar di samping. Angin bertiup merontokan beberapa lembar daun. Sepertinya hujan akan benar-benar turun malam ini. Hingga mendadak...

"Yang Mulia..."

"Yang Mulia..."

Chanyeol gemetar mendengar suara-suara di atas pohon. Langkahnya menjadi labil. Dari sudut pandangannya ia bisa melihat dua sosok hitam yang menggelantung di atas pohon. Matanya lebar, tubuhnya kurus kering hingga gusinya terjiplak, dan rambut panjang kusutnya menjuntai nyaris menyentuh topi hitam Chanyeol.

"Halo... halo..."

"Dia bisa melihat kita."

"Yang Mulia, kita lapar."

"Hihihihiiii...."

Chanyeol tercekat. Ia makin keras mengepal. Kelopak matanya gemetar tak ingin menatap ke atas. Bisikan-bisikan itu membuatnya merinding. Ini tak pernah terjadi sebelumnya, ia bisa melihat mereka di siang hari. Semuanya makin parah.

"Yang Mulia?" Kasim Han kembali menegur risau.

"Kita pergi." Chanyeol terus melangkah walau labil.

Tawa para hantu itu makin melengking.

"Aku harus menanggungnya. Aku harus bisa bertahan sejauh ini, bahkan tanpa Kyungsoo. Hari ini adalah segalanya. Aku tidak boleh membuat kesalahan apapun. Tidak akan ada lagi yang mati karena keegoisanku. Kau harus bisa menahannya sendiri," gumam Chanyeol seorang diri.

Mereka akhirnya sampai di Guejeongjeon. Halaman itu sudah ramai penuh dengan abdi dalem istana yang bersimpuh rapi menghadap altar di depan. Kain-kain panjang putih dibentangkan di atas. Chanyeol mendadak terhenyak. Ia teringat hari pernikahannya. Karena di tempat inilah itu terjadi, ketika hantu yang disebut Yedam membunuh Putri Mahkota.

"Putra Mahkota!"

Ratu datang menghampirinya. Dayang-dayangnya segera berbaris di sebelah barisan kasim dan dayang Chanyeol.

"Yang Mulia, bagaimana keadaan Pangeran Sehun?" lontar Chanyeol sedikit cemas.

"Bukankah ini yang kamu inginkan? Kamu mengajak Pangeran Sehun agar penyakitnya kambuh, kan?"

Chanyeol menatap tajam. "Kami memang tidak akur. Tapi aku bukanlah orang jahat."

"Lalu mengapa kamu menyingkirkan pelayan bernama Do Kyungsoo itu?" Ratu balas menatap tajam. "Putra Mahkota, kudengar kamu kembali mengalami insomnia setelah kematian Putri Mahkota. Ibumu ini selalu megawasimu, Putra Mahkota. Kamu pasti merasa sedih, bahkan kematiannya tidak bisa dijelaskan sampai sekarang. Kata tabib itu adalah serangan jantung, tapi kamu tahu itu bukan serangan jantung. Karena waktu itu kamu hanya bisa menatapnya tanpa berbuat apa-apa."

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang