Episode 37

211 29 1
                                    

Dia yang Pergi

Lay Zhang menyelinap dalam bentuk anjingnya ke Balai Putra Mahkota, namun sayangnya tempat itu gelap. Dia mendengar percakapan dua dayang yang sedang menyalakan lentera, bahwa Chanyeol baru saja bertemu Raja dan sekarang menuju Balai Agung. Ia mendengus, lalu ia mengambil dua pedang yang terpajang dan pergi.

Di sinilah ia, di aula singgahsana yang besar berhadapan dengan Chanyeol. Rambut panjangnya tergerai indah. Mata merahnya menatap tajam.

"Kau... Lay Zhang," gumam Chanyeol. "Kau yang menggali dan mengungkap maehyoong di kamarku, kan?"

Lay memiringkan kepala. "Ya."

"Aku tidak mengerti. Kau bilang ingin menyelamatkan Kyungsoo, itu dengan cara menyelamatkanku?"

Lay meluruskan lehernya lagi dan memutar bola mata. "Bagitulah. Dan, sekarang pun sama." Dia mendadak melemparkan satu pendangnya yang masih tersarung itu.

Chanyeol reflek menangkapnya. Lalu menjadi ingung. "Kenapa kau sangat peduli dengan Kyungsoo? Apa kau juga dari dunianya?"

Lay menyunggingkan satu sudut bibirnya. "Aku membutuhkannya untuk ke duniaku." Dia kemudian membuang pedangnya dan mendadak melompat menyerang. Badannya yang ringan membuatnya seolah terbang.

Chanyeol langsung membuka pedangnya dan menangkis serangan itu. Sempat terhenti, tapi Lay dengan cepat kembali mengayunkan pedangnya. Dia berputar, membungkuk, melompat dengan sangat cepat melakukan serangan. Bahkan Chanyeol tak sempat menyerang balik, dia hanya bisa menangkis.

Ting!!! Pedang mereka beradu. Saling menekan kuat.

"Apa kali ini menyelamatkan Kyungsoo dengan cara membunuhku?" lontar Chanyeol tajam.

Lay mendengus dan menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. "Aku akan membuatmu berdarah hingga kau tak bisa datang pada Kyungsoo."

Ting!! Mereka berputar dan saling menjauh menghindari ayunan pedang dari lawan. Chanyeol memasang kuda-kudanya nafasnya tegang, sementara Lay hanya berdiri manis membenarkan rambut panjangnya yang berantakan.

"Aku memang tak ingin lagi datang padanya," gumam Chanyeol.

"Kau pembohong. Manusia sangat tidak bisa dipercaya," balas Lay. "Kau pikir mematahkan hatinya bisa membuat kalian menjauh?" Lalu ia kembali melompat.

Chanyeol segera menangkisnya, tapi serangan itu terlalu kuat. Dia terpental membentur lentera di dekat tiang dan mendesis kesakitan. Lentera itu pecah, kayu dan kertasnya berantakan, lilinnya berguling dan padam. Chanyeol berusaha bangkit lagi.

Sambil menodongkan pedangnya ia berkata, "lalu apa maumu?"

Lay memutar-mutar pedangnya, menunjukan kehebatannya. "Aku tidak bisa membunuhmu karena Xiumin akan sangat marah bila aku mencampuri kematian seperti aku merenggut kematian putra guru besar Sungkyunkwon dua ratus tahun yang lalu. Dia menghapus tato mata kananku hingga aku tidak bisa keluar masuk antar alam dengan mudah. Sangat menyebalkan! Jadi aku tidak akan membunuhmu, aku akan menghapus alasanmu membutuhkan Kyungsoo lagi," tukasnya tegas.

Dia langsung menggaet lentera di sampingnya dan melemparkannya. Chanyeol dengan cepat mengayunkan pedangnya. Lentera besar itu hancur berantakan di lantai. Apinya membakar kertas dan kayu pelindungnya. Membara cukup besar. Namun Lay tak membuat celah, ia langsung melemparkan pedangnya. Tak sempat menghindar, lengan Chanyeol tersayat bilah pedang itu hingga ia menjatuhkan pedangnya sendiri. Darah menetes deras.

Chanyeol menatap tajam sambil memegangi lukanya. Nafasnya terengah. "Kau menyelamatkan Kyungsoo, itu hanyalah kedok bukan? Sebenarnya kau hanya ingin memanfaatkannya, bukan?" cecarnya tajam.

[BL] SONG FOR THE PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang