Jatuh Cinta
Chanyeol duduk di kursinya dengan murung. Menyadari betapa lemahnya dia, tak bisa melindungi keduanya, Kyungsoo dan Baekhyun. Tak peduli seberapa keras dia mencoba, Ratu tetaplah pemenangnya.
Dia melirik set panahan yang ada di rak. Baekhyun memberikannya agar dia kuat, sayangnya Chanyeol tak bisa melindunginya. Menyedihkan.
"Yang Mulia, ini Pengawal Chen!"
Chanyeol langsung bangkit. "Masuklah," serunya tak sabar.
Pengawal setianya itu pun masuk ke aula.
"Kau sudah kembali. Bagaimana dengan Baekhyun? Apa kau sudah menemukannya? Dia baik-baik saja, kan?" cecar Chanyeol bertubi-tubi.
Chen mengangguk tegas. "Tuan Baekhyun sudah kami temukan dan sekarang sudah ada di kediamannya. Tapi..." dia menggantungkan kalimatnya.
"Tapi apa?" desak Chanyeol mulai takut.
"Dia terluka parah. Lututnya hancur karena menahan balok batu."
Chanyeol tercekat. Darahnya seakan mendesir hebat. "Aku harus melihatnya. Kita keluar sekarang, Chen."
"Yang Mulia, Anda tidak bisa melakukannya. Lihatlah kediaman Anda sekarang," Chen menahannya.
Chanyeol melesahkan nafas kesal, ia mencengkram kuat ujung meja. Ingin marah rasanya.
"Yang Mulia! Yang Mulia!" Kasim Han tiba-tiba masuk dengan panik. "Pangeran Sehun sedang berlutut di halaman Balai Raja."
Chanyeol makin kaget. "Dia sungguh-sungguh ingin menyelamatkan Kyungsoo?" gumamnya mengawang.
***
Pangeran Sehun sudah satu jam bersimpuh di halaman. Langit sore mulai kekuningan. Sang Raja tak kunjung keluar menemuinya. Dayang-dayang dan para kasim menatapnya kasihan.
Brak!! Akhirnya pintu bangunan besar itu terbuka juga. Raja muncul dan berdiri di beranda, dia menatap tajam putranya itu.
"Kau baru saja sembuh, Pangeran Sehun. Kenapa kau harus melakukan ini?" lontar Raja keras.
"Ayahanda, saya tak pernah meminta apapun sebelumnya. Namun kami ini saya akan memohon," gumam Pangeran Sehun memelas, membungkukkan punggungnya. "Mohon cabut perintah Ayahanda atas hukuman pada Pelayan Do. Dia sama sekali tidak bersalah, Ayahanda. Saya bisa menjaminnya dengan gelar saya sebagai pangeran."
"Sehun!" teriak Raja menggelegar. Rahangnya sudah mengeras karena menahan marah.
"Ayahanda pernah bilang, bahwa setia orang yang tidak bersalah wajib kita lindungi. Kita tidak boleh menyerah bahkan jika orang itu dari kasta rendah. Setiap orang di Joseon adalah tanggung jawab keluarga kerajaan." Pangeran Sehun benar-benar memelas. "Yang Mulia Raja, saya mohon batalkan hukuman pada orang yang tak bersalah."
"Kenapa kau menjadi bandel seperti kakakmu? Apa yang merasuki kalian?" lontar Raja geram.
Pangeran Sehun mengangkat kepalanya dan menatap raja. "Pelayan Do adalah temanku, Ayahanda. Satu orang pun di istana besar ini tidak ada yang bisa menjadi temanku, mereka melayaniku karena statusku. Tapi Pelayan Do berbeda. Dia sangat tulus melayaniku, dialah satu-satunya orang yang tidak membuatku kesepian di istana besar ini. Jadi aku mohon, Ayahanda, mohon kabulkan permintaanku."
Raja akhirnya mengendurkan otot-ototnya. Terenyuh mendengarkan curahan hati anaknya yang menyedihkan. "Komandan prajurit kerajaan pasti sudah jauh melewati gerbang Hanyang. Sudah terlambat untuk membatalkannya, Pangeran Sehun."
"Saya akan mencegahnya, Ayahanda. Ijinkan saya berkuda keluar istana dan menyusul mereka. Saya mohon, Yang Mulia."
Raja menghela nafas tertahan. Kadang ia heran mengapa anak-anak sangat keras kepala begini, namun mengingat ia dulu juga sama keras kepalanya. Sepertinya itu memang gen keluarga kerajaan. Terlepas dari itu semua, Raja tetap kekeh atas keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
FanfictionKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...