03

13.6K 607 2
                                        

kini malam yang gelap sudah berganti ke pagi yang cerah. jam sudah menunjukkan pukul 07.30, ya naren terlambat lagi dan lagi.

"wah alarm gatau diri, lu tuh dibeli mahal mahal buat bangunin gua supaya ga telat" gerutu naren yang kesal.

naren yang tak ingin berlama lama membuang waktu tersebut langsung ngacir ke kamar mandi, selesai mandi naren bergegas memakai seragamnya tanpa memasangkan kancing terlebih dahulu dan melupakan sarapannya.

sesampainya naren disekolah, naren hendak masuk melewati gerbang sekolah dan sialnya sudah dikunci oleh satpam yang berjaga.

naren mengintip apakah ada satpam yang berjaga atau tidak, "mane ni pak satpam tumben amat ga keliatan batang idungnya" curiga naren.

dengan teliti naren melihat kekanan dan kekiri, sekiranya tidak ada satpam yang berjaga. tanpa naren ketahui ada pak guru selaku wali kelas yang telah memperhatikan naren dari arah samping gerbang sekolah.

"ga ada anjir, bodo lah gua naek aja kali ya tp kalo jatoh gimane ini gerbang tinggi bet lagi" ia tidak mau kalau wajahnya yang tampan terluka jika ia terjatuh.

saat sedang memanjat naren dikejutkan seseorang yang menarik kakinya dari bawah "SETAN AAAAAAA" teriak naren.

"turun naren" ucap guru itu. dengan perlahan naren mengalihkan wajahnya kebawah untuk melihat siapa orang itu.

"eh bapak, bapak ngapain disitu pak?" tanya naren sambil memperlihatkan senyumannya.

"kamu yang ngapain manjat manjat gerbang, telat lagi kan kamu. cepat turun sekarang juga atau kamu saya tarik" tekan pak guru tersebut.

tak berlama lama naren segera turun dari acara manjat manjatnya itu.

"naren sudah berapa kali kamu terlambat, bukankah kamu sudah sering kali berjanji untuk tidak datang terlambat tapi mana janjimu naren?" tanya pak guru itu yang sudah terhanyut emosi.

"maaf pak naren tau naren salah karna sering kali datang terlambat, naren ga punya siapa siapa pak untuk naren andalkan. naren sebatangkara yang harus bekerja sehabis pulang sekolah, jujur pak naren iri banget ngeliat temen temen sebaya naren yang sekolah tanpa harus memikirkan biaya untuk keperluan sekolah. tapi sekarang naren mohon pak ijini naren masuk" ucap naren panjang lebar dan matanya menatap lekat kearah wali kelasnya itu.

pak gurunya pun yang dari tadi mendengar penuturan naren merasa iba dan matanya pun mulai berkaca kaca.

"huhh baiklah saya izinkan kamu masuk, ingat langsung masuk kekelas dan jangan keluyuran"

"baik pak" sebelum lari memasuki ruang kelas naren salim terlebih dahulu kepada sang guru. senyum diwajah naren sangat terpampang jelas diwajah manisnya.

---

"naren mana sih udah jam mapel ke 2 belom dateng juga tuh bocah" heran ridwan.

samid yang dari tadi menampilkan wajah datarnya untuk menutupi muka khawatirnya menoleh kearah pintu kelas.

BRAKKK

"HELLO EPRIBADIEHH" teriak naren semangat.

"ekhemm"

"eh bu yayu cantik hehe" naren berjalan ke arah guru tersebut hendak salim.

"terlambat lagi kamu" sambil mengusap kepala naren, ya bu yayu guru kesayangan naren karna bu yayu sangat memperlakukan naren selayaknya anak kandungnya.

bukan karna apa tapi bu yayu memperlakukan naren selayaknya anak kandung karna bu yayu sudah lama kehilangan anak lekakinya yang wajahnya sangat mirip dengan naren.

perlakuan bu yayu yang lembut membuat naren dapat merasakan apa itu kasih sayang dari seorang ibu.

"tidak papa jangan diulangi lagi, sekarang duduk dikursimu" ucap bu yayu lembut

"siap 86"  naren berhajalan kearah kursi sambil hormat menghadap bu yayu.

"alhamdulillah lu dateng cill" dramatis ilham.

"sudah sudah sekarang buka buku paket kalian halaman 17" kata bu yayu

murid murid pun langsung menuruti perintah bu yayu tanpa adanya keributan.

BERSAMBUNG...

NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang