28

5.1K 215 0
                                        

sekarang naren sedang duduk, beristirahat di atas pagar tembok depan taman mansion alexander yang lumayan tinggi.

jangan tanyakan bagaimana cara naren naik nya, gini gini juga naren ahli manjat tembok seperti sasuke ninja warrior, kan ia sering memanjat tembok jika telat masuk sekolah.

"huhhh... baru 10 keliling ae gua dah tepar, gimana gua mau ikut lomba lari kaya atlet atlet pelari di indonesia" ucap naren dengan nafas yang sedikit terengah engah.

sudah terhitung naren berlari mengelilingi taman depan mansion sekitar 10 keliling, ia mengusap keringat yang bercucuran di dahi nya.

naren melihat matahari mulai terbit dan langsung melihat jam yang ada di tangan nya, mengecek jam berapa sekarang.

benar saja, naren melihat sudah jam 05.28, pikiran nya mulai membayangkan keluarga nya, bagaimana jika naren ketauan keluar mansion tanpa sepengetahuan daddy, abang, papa, atau opa nya.

walaupun naren masi berada di area sekitar mansion, tetap saja naren khawatir orang orang di dalam mansion mencari nya.

"duh... ko ini tinggi bet dah, perasaan tadi gua naek ga tinggi tinggi banget" naren sangat mengingat bahwa perbedaan tinggi pas ia naik dan ingin turun jauh berbeda.

"ini kalau gua loncat meninggoy kaga ya, kan sia sia selama ini hidup gua kalau tiba tiba meninggoy mah" ucap naren yang masi ragu ragu untuk turun.

sedangkan tanpa sepengetahuan naren, ada beberapa pasang mata yang melihat diri nya sedang kesusahan untuk turun dari atas pagar tembok depan mansion.

"anjay naren cosplay maling cok awokawokawok" kata juan pelan, mana berani dia bicara kencang kencang, yang ada di habisi para pawang ganas nya naren.

"pfttt... gua denger anjir" alvi yang mendengar perkataan juan tadi.

"ngomong ama saha lu?" tanya juan ke alvi dengan berbisik.

"ya ke lu lah, saha lagi" balas alvi berbisik.

"lu cepu, baku hantam kita" ancam juan.

"aww atutt nyaah"

"bacot, geli anying" setelah itu mereka saling diam sambil melihat keadaan naren seperti semula.

"bisa naik tapi tidak bisa turun" ucap xander yang melihat naren yang di akhiri kekehan kecil.

"haha, ya begitulah anakku" kata alex yang terkekeh melihat tingkah naren.

"itu cucuku" tekan abraham kepada alex.

ya. abraham, alex, xandrio, xander, juan, virgo, alva, dan alvi sedang melihat naren dari sisi samping kiri tembok mansion yang tidak di ketahui oleh naren.

sedangkan para bodyguard yang biasa nya berjaga di tugaskan oleh alex menjaga dari sisi samping kanan tebok mansion.

"hey para calon bapak bapak bau tanah, sudah jelas baby itu adik kita" kata alva yang melihat ke arah alvi, xander, juan.

"kalian semua diam, baby milikku" ucap tegas xandrio yang tidak ingin di bantah, mata tajam nya melihat sinis ke arah mereka yang tadi berbicara tanpa memikirkan akibat nya.

setelah itu xandrio kembali memperhatikan naren dengan lekat, takut jika adik tersayang nya terjatuh.

"AAAAAAA AAANJ" naren berteriak sambil menutup kedua mata nya.

saat naren sedang hendak menurunkan sebelah kaki nya, kaki sebelah nya tergelincir akibat licin.

"eh?"

naren membuka kedua mata nya dan melihat abang sulung nya, naren sedang di gendong oleh xandrio.

"alhamdulillah, gua masih hidup" di akhiri dengan naren yang di turunkan xandrio dengan keadaan cengengesan.

xandrio tau naren saat ini sangat terkejut tetapi ditutupi dengan cengengesan nya.

ia sedikit berjongkok, mengepaskan tinggi nya dengan baby nakal nya itu lalu membisikkan sesuatu ke dalam telinga naren, yang mampu membuat naren bergidik ngeri.

sejak tadi xandrio lah yang menyadari bahwa naren akan tergelincir akibat pagar tembok yang licin, maka dari itu xandrio dengan cepat berlari lalu menangkap naren.

"huhhh... tuan muda kecil naren selamat" helaan nafas lega para bodyguard yang di tugaskan alex untuk melihat naren dari arah sisi samping kanan tembok mansion.

awal nya mereka ingin berlari pas melihat naren tergelincir, tetapi keduluan dengan xandrio yang langsung berlari untuk menangkap naren.

"tuan muda kecil selamat, tapi apakah setelah ini kita akan selamat karna sudah lalai beberapa detik untuk menyelamatkan tuan muda kecil?" tanya rion kepada bodyguard itu.

rion dan joni memang sedari tadi ikut serta dalam melihat naren bersama para bodyguard.

"ya, untung saja tuan muda xandrio cepat menangkap tuan muda kecil naren, jika tidak..."

"berdo'a lah supaya kita selamat dari para pawang tuan muda kecil naren" ucap joni.

BERSAMBUNG...



















NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang