44

5.2K 207 11
                                        

saat ini naren sedang berada di kasur.
bukan kasur kamar nya, melainkan di kamar serba merah.

kaki, tangan naren di ikat dengan sangat kencang, untuk menggerakkan jari nya saja naren memerlukan tenaga.

ya, naren di bawa ke ruang penyiksaan oleh yanto dan asep. awal nya naren kira diruangan itu hanya akan ada diri nya seorang, karena yanto dan asep meninggalkan nya di ruangan itu, ternyata ada dua orang jalang, yang 1 tomboy bernama rara, yang 1 seperti jalang pada unum nya bernama rerel.

"jangan biarkan dia mati, kita masih memerlukan nya" ucap rara.

rerel menginjak dengan keras dan menekan pergelangan tangan kurus naren.

"argh..., sampai mati pun gua ga akan sudi nyerahin kunci itu sama jalang murahan-"

"ARGGGHHHH... BANGSATTT"

belum sempat naren selesai bicara, baju naren sudah terlebih dulu dirobek oleh rara dengan sekali tarikan.

rerel mendekatkan bibir tebal nya ke arah telinga naren, lalu membisikkan "kau sangat banyak bicara anak manis, dan tubuh mu sangat kurus, seperti mudah sekali rapuh"

rerel meniup pelan telinga naren, lalu menjilat leher naren dengan nikmat.

belum lama menikmatinya rerel sudah lebih dulu terduduk di tanah karena mendapat dorongan dari rara.

rara memandang sinis ke arah rerel.

setelah itu rara dan rerel pergi mengambil sesuatu, naren tidak mengira ini semua sudah berakhir, ia tau akan ada sesuatu yang akan menyiksa diri nya nanti, ia hanya akan mempersiapkan diri untuk nanti, sambil menunggu bantuan dari keluarga nya datang.

tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka.

naren berharap itu abang/daddy nya datang untuk menolong, ternyata rara dan rerel.

mereka datang tak hanya dengan tangan kosong. rara membawa baskom dengan air di dalam nya, dan rerel membawa kertas dan kain.

naren melihat nya, ia tau alat penyiksaan itu.

tanpa basa basi rerel menyumpal mulut naren menggunakan kain dan kertas di atas mulut dan hidung nya, lalu rara menyiram air dari baskom itu ke kertas dengan perlahan.

air dari baskom itu tersisa setengah, rerel mengangkat kertas itu lalu mengambil kain dari mulut naren.

"huh, huh" naren menghirup udara sebanyak banyak nya.

"kunci..."

"apa? apa kata mu?" ucap rerel.

"kunci, kunci giok putih..."

"mana? dimana?, cepatlah" rara mendekatkan telinga nya ke wajah naren.

"ada di dalam pertfsonxilhfownfk" ucao naren tidak jelas.

rara melihat ke wajah naren, dan.

"CUIHHH" naren menyemburkan ludah nya ke arah rara.

"hahahahahahahhaha" ketawa rerel melihat naren menyemburkan ludahnya ke wajah rara.

"kurang ajar"

plakkk

rara menampar pipi naren.

"kau ingin aku menyerahkan kunci itu? dalam mimpi mu bitch, dan asal kau tau, putra keturunan alexander, ga ada yang lemah"

BRAKKK

pintu ruangan itu hancur.

rara, rerel, dan naren melihat ke arah pintu itu, ya, daddy dan semua nya ada di sana.

dor dorr

tepat sasaran, tembakan xandrio memang tidak pernah di ragukan.

tembakan itu mengenai kaki rara dan rerel, mereka tergeletak di lantai, seperti anjing?.

"joni, bawa mereka"

"baik, tuan"

"NARENNN"

mereka melihat naren.

"a-bang" respon naren dengan sangat lemah.

alva dan alvi membuka ikatan kaki naren, xander dan juan membuka ikatan tangan naren.

tes

bukan hujan, air mata naren.

"baby? sangat sakit?" tanya abraham dengan sangat memperlihatkan wajah nya yang khawatir.

naren menggelengkan kepala nya.

bohong.

tes

"di siksa habis habisan oleh jalang itu tidak nangis, kenapa pas ketemu kita langsung nangis, baby?" alex mengangkat naren kedalam gendongan nya.

naren tertidur, lebih tepat nya pingsan.

---

saat ini di mansion alexander sangat ramai orang, bukan dari keluarga alexander, mereka masih ada di perjalanan menuju mansion.

gang avver alpha, aldo, aldi, bintang, dan jaki. dan gang alpice arya, dilan, ilham, haidar, ridwan, dan samid sedang kumpul menunggu kepulangan naren.

mereka berada di situ karena di telepon juan, atas perintah xandrio.

jangan mengira mereka adem ayem, sejak tadi mereka sangat ribut.

"mana nih degem gua dari tadi ga nyampe nyampe" ucap aldi.

"naren degem gue, gausah ngaku nyaku deh lo" balas haidar.

"sampai kapanpun naren milik alpice" ucap samid yang seperti nya mampu membaca pikiran alpha.

"ck"

tin tin

suara mobil alexander sudah sampai.

gang alpice sibuk menyiapkan kue dan gang avver sibuk menyiapkan balon balon untuk di ledakkan.

ceklek

duarr duarr duarr

suara letusan balon yang tiada akhir.

"happy birthday narennn" ucap kompak mereka.

"hah?"

"tiup tiup" ucap juan.

"baby ingin berdoa dulu?" tanya alex.

naren mengangguk.

sehabis berdoa, naren mengipas ngipaskan kedua tangan nya di depan lilin, sehingga lilin itu terpadam.

"YEAYYYY"

1 jam kemudian.

kunci giok putih itu sudah di keluarkan dari perut naren.

setengah jam yang lalu perut naren di belah oleh xandrio, di depan para anggota alpice dan avver.

"enghh.." naren terbangun.

alex meminumkan air ke naren.

"naren" panggil samid.

naren menengok ke arah samid.

"pasti sangat menyakitkan kan? menyimpan kunci di dalam perut yang terluka?"

naren tak menjawab, ia masih bingung.

lama kelamaan naren menyadari, kenapa terasa banyak sekali orang?.

"alpice, avver" ucap naren seakan baru sadar ada seluruh anggota alpice dan avver.

mereka semua memeluk naren.

"hari ini, hari dimana gua ulang tahun, dan semua orang yang gua sayang ada di sini, di pelukan gua"

.
.
.

---TAMAT---

.
.
.












NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang