02

13.2K 595 3
                                    

KRINGG KRINGG~

bel pulang telah tiba, kini sekolah yang tadinya ramai seperti pasar perlahan sepi.

saat naren ingin melangkahkan kakinya menuju parkiran dimana tempat motornya berada, ia tak sengaja menabrak punggung seseorang akibat tak fokus melihat kedepan dan sialnya naren menyungsep dengan tidak elitnya ke aspal karna seseorang didepannya sangat tinggi menurut naren.

orang tersebut yang melihat naren nyungsep hanya diam sambil memandang wajah naren yang menurutnya... imut?. naren yang melihat orang itu hanya diam tanpa membantunya pun sedikit kesal.

"woy asu bantuin kek, malah diem" ucap naren sambil berusaha bangun.

orang itu tidak menuruti ucapan naren untuk membantunya "salah mu sendiri, jalan ko tidak lihat lihat kedepan" lalu bergegas pergi dari tempat itu.

naren yang mendengar itupun bertambah kesal "BANGSAT AWAS LO YA" dengan perasaan kesal naren menaiki motornya dan menuju pulang.

---

"kenapa bocah tadi sangat mirip dengan adikku yang hilang bahkan dia memiliki kalung yang sama persis dengan adikku dulu, aku harus cepat memberitahu daddy" batin xander sambil melajukan mobilnya.

ya xander adalah orang yang tadi terdabrak oleh naren diparkiran.

seampainya xander dimansion keluarga alexander, xander langsung menelpon daddynya.

"pulanglah ada info penting yang ingin ku sampaikan" ucap xander kepada daddynya melalu telepon tersebut, lalu mematikannya.

tak sampai lima menit sang daddy pun sudah sampai dimansion, dengan santai menuju xander yang lagi duduk dimeja makan.

"katakan ada apa" ucap daddy.

"aku sudah menemukan naren dad" ucap xander dengan wajah datar.

"apa kau yakin itu bungsu ku xander" balas daddy tak kalah datar.

"tentu saja aku janji akan membuktikan bahwa itu adalah naren"

"daddy tunggu janji mu boy"

---

kini dimalam hari yang sepi dan sunyi naren sedang merenungkan pikirinnya ditepi danau sembari melihat bintang bintang yang menurut naren sangatlah indah.

"tuhan sebenarnya orang tua naren diamana ya, kenapa sangat tega meninggalkan anaknya. apa orang tua naren udah ga peduli ama naren ya, atau naren adalah anak yang tak diinginkan" ucap naren dramatis sambil merebahkan tubuhnya ditepi danau tersebut.

"eghh badan gua serasa ngerentek semua anjir haha remaja jompo ni gua" sambil menikmati hembusan angin malam yang menyejukkan.

jujur saja badan naren sangat pegal bukan karna naren lemah tapi karna sehabis pulang sekolah bukannya pulang ke rumah tapi ia malah ke kafe tempat ia bekerja melayani para pelanggan.

naren sangat iri melihat anak anak lain yang sekolah nya maupun makannya ditanggu oleh orang tuanya, tetapi berbeda dengan naren. naren harus bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

tes tes

air hujan mulai membasahi muka naren yang sedang menghadap ke langit.

"ish orang lagi enak enak rebahan malah gerimis" mau tidak mau naren harus bangkit dari rebahnnya dan segera menuju motornya untuk pulang.

di perjalanan pulang naren mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata. saat berada ditikungan tajam naren tidak melihat didepannya ada motor berlawanan arah yang ingin berbelok.

sontak saja naren kaget dan langsung membelokkan motornya ke pinggir jalan yang membuat motor naren menabrak pohon yang cukup besar.

"sial akhh" ucap naren sambil mengusap darah yang berada didahinya.

orang yang berlawanan arah pun melihat naren membawa batu dan ingin melempar batu kearahnya pun segera menaiki motornya lalu bergegas pergi.

"memang bangsath dah salah kabur lagi hampir gua sempet liat tuh mukanya, awas tuh orang kalo ketemu lagi" ucap naren lalu membuang batu itu.

karna sudah terlalu lelah naren mendirikan motornya yang jatuh dan pulang kerumah dengan kecepatan pelan.

sesampainya dirumah tanpa membersihakan dulu tubuhnya yang lengket, naren langsung merebahkan dirinya ketempat tidur dan langsung menuju alam mimpi saking lelahnya.

BERSAMBUNG...

NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang