langit yang cerah sudah berganti menjadi gelap, sama seperti mansion alexander, sangat gelap, tidak seperti biasa nya.
saat ini naren sudah sampai berada tepat di depan mansion alexander.
naren membuka pintu utama ruang tamu mansion alexander, dan betapa terkejut nya naren saat melihat di dalam sangat terang, jauh berbeda dengan keadaan di luar yang sangat gelap.
tidak sampai disitu, naren juga terkejut, seluruh keluarga nya sudah duduk rapih di sofa ruang tamu, tetapi naren lebih terkejut ada orang yang mirip dengan almarhum mommy nya, dan ada 1 anak lelaki imut yang seperti nya lebih muda 7 tahun dengan naren.
"perasaan gua ga enak, semoga gua kuat menghadapi situasi ini" batin naren saat melihat perempuan dan anak lelaki itu memandang rendah ke arah nya.
bukan kedua orang itu yang membuat naren takut, tetapi keluarga nya, alex, xander, juan, abraham, alva, dan alvi yang memandang rendah ke arah nya.
xandrio? ia tidak bereaksi apa apa, namun xandrio bukan tipe orang yang terus terang menunjukkan ekspresi nya.
"huh"
naren melangkahkan kaki nya ke arah kamar nya berada, ia ingin minum, tenggorokan nya sangat membutuhkan air.
"cangat tyida copan, ciapa dia, daddy?"
"narenza alexander dia adalah putra bungsu saya, baby"
"oh, bocah ingusan itu tidak sebanding dengan putra ku yang imut ini" batin seseorang.
"aku tidak menyukai nya sayang, bisakah kau mengusir nya untukku?" ucap wanita itu yang bernama cya dengan nada yang di imut imutkan.
"iyyah, iky uga tyida menyukai nya, daddy"
alex hanya mendengar, tidak ada niat untuk menjawab cya dan iky.
pranggg
xandrio mengambil vas bunga yang lumayan berat dari atas meja, lalu melemparkan nya dengan amarah yang sedari tadi ia tahan.
"kau akan menyesal jalang prindavan" bisik xandrio ke cya sebelum ia pergi ke arah kamar naren.
"daddy, iky atuttt" iky memeluk erat alex yang tak mendapatkan respon balik.
di dalam kamar, setelah naren puas minum melegakan tenggorokan nya.
naren mendengar pecahan vas yang xandrio banting dengan kencang.
"gua harus apa?" tanya naren kepada diri nya sendiri.
ceklek
"bang xandrio" ucap naren pelan, ia masih memikirkan apa yang terjadi saat ini.
naren berfikir, apakah keluarga nya marah pada nya karena pulang terlambat.
tidak, itu tidak ada hubungan nya dengan perempuan dan anak itu.
"baby, kemari"
xandrio mengajak naren untuk duduk hadap hadapan di sofa kamar nya.
"bang, naren..."
"jalang dan bocah sialan itu ingin mengambil daddy"
"naren ga paham bang"
"naren" panggil xandrio dengan lembut.
"hem?"
"jujur sama abang, di dalam perut baby ada apa?"
"gua udah ga sanggup lagi nyembunyiin ni kunci, sakit, sekarang waktu nya gua jujur" batin naren.
"kunci" jujur naren.
"giok?"
naren mengangguk.
"eh, abang tau dari mana disini ada kunci" naren menunjuk perut nya.
"dari awal baby masuk mansion alexander, abang sudah tau semua informasi tentang mu, baby" ucap xandrio dengan senyum jahil nya.
"bang, mereka siapa?"
"baby tau kan kunci giok putih yang asli ada di perut baby"
lagi dan lagi naren menganggukkan kepala nya.
"jalang sialan itu membawa giok palsu untuk mengelabuhi"
"dan daddy?"
"baby lihat kan, wajah jalang itu sangat mirip dengan almarhum mommy, mungkin daddy terbayang bayang wajah almarhum mommy saat melihat jalang itu"
naren melihat foto almarhum mommy nya di dinding kamar nya itu, naren ingin kembali merasakan pelukan hangat dari mommy nya dulu.
"bang, naren ga mau berlama lama"
xandrio menaikkan satu alis nya.
"keluarkan" naren menunjuk perut nya.
BERSAMBUNG....
beberapa part lagi aku bakal tamat in cerita ini.☺️
kalian tim happy ending / sad ending nih??

KAMU SEDANG MEMBACA
NARENZA ALEXANDER
Novela Juvenilseorang remaja bernama narenza a, yang mengira ia sebatangkara tak menyangka suatu hari ada seorang pria gagah nan rupawan mengaku sebagai daddy dan abangnya. ia memiliki gang alpice yang beranggota inti 7 orang yaitu narenza sebagai ketua, arya, di...