38

3.3K 181 3
                                    

saat ini sang bendahara, zahra, tengah berdiri di depan pintu kelas yang sedang menagih kas kelas seperti biasa.

"eitss, mau apa lu?" tanya zahra.

"masuk lah, apa lagi" jawab haidar.

"lu bisa bayar kas, lu bisa masuk" zahra menaikan telapak tangan nya ke wajah haidar.

haidar yang tau bahwa zahra tak akan membiarkan nya masuk sebelum melunasi kas nya yang sudah ia tunggak selama 1 bulan, menurunkan telapak tangan zahra, dan berlari masuk ke dalam kelas.

semua anggota inti alpice sudah berada di dalam kelas, kecuali haidar yang baru datang, dan naren, melihat haidar kabur hanya membiarkan saja, tak ada yang berniat menolong haidar dari kejaran zahra.

"WOYASU, JAN KABUR LU NYEMOT" teriak zahra yang melihat haidar kabur, setelah menaro tas nya di dalam kelas.

awalnya zahra ingin mengejar haidar yang kabur, tetapi ketika ia ingin mengejar ada yang memanggil nama nya.

zahra yang merasa nama nya di panggil pun melihat ke belakang, dan "naren?" panggil zahra memastikan.

"bendahara yang cantik, ni uang kas naren, sekalian naren bayarin kas haidar juga" ucap naren yang tersenyum, yang ingin menyerahkan uang kas kepada zahra.

tetapi bukan nya mengambil uang yang ada di tangan naren, zahra malah mendekati naren dan memutar mutarkan badan nya.

"lu beneran naren, degem gua?" tanya zahra sekali lagi.

"iyaaa, cantikkk"

"AAAAAAA DEGEM GUA BALIK COYYYY" teriak zahra yang kemudian memeluk erat naren.

anggota inti alpice yang berada di dalam kelas, penasaran apa yang bendahara kelas nya teriakkan, dan mulai bergegas keluar untuk mengecek.

mereka yang melihat naren, segera memeluk nya erat, sangat erat, seakan naren akan hilang kembali jika pelukan nya terlepas.

"cok, gabisa nafas gua" ucap naren yang berusaha melepaskan pelukan mereka.

"rennnn, kemana aja lu bangsat" tanya arya.

"cerita nya panjang, ntar gua jelasin" naren mulai menghitung anggota inti nya, dan seperti nya naren melihat ada yang kurang.

"haidar mana?"

belum terhitung tiga detik, haidar sudah berlari menuju naren.

"REEENNNN" teriak haidar sambil berlari yang ingin memeluk naren.

bruk

saat sudah dekat, bukan nya memeluk naren, haidar malah memeluk samid yang tiba tiba berada di depan naren.

"hati hati, ikat dulu tali sepatu lu, jangan sampai ke injak dan terjatuh kena naren" ucap samid lalu bergeser dari hadapan naren, mempersilahkan haidar memeluk naren.

haidar melihat ke arah kaki nya, benar saja tali sepatu nya tidak terikat sama sekali, haidar mulai berjongkok, mengikat terlebih dulu tali sepatu nys.

saat haidar mulai mengikat nya, naren menindih badan haidar, haidar yang tak kuat karena naren yang tiba tiba menindih badan nya, ambruk ke lantai.

"ahahahahahahaha" tawa zahra yang melihat wajah haidar yang terlihat pasrah.

"ren bangun bentar, berat anjir" ucap haidar.

dilan membantu membangunkan haidar yang masih tergeletak di lantai.

tringgg

bel masuk telah berbunyi.

"udah bel, kuy masuk" ridwan mengajak naren masuk ke dalam kelas.

"baby"

naren yang mendengar ada suara yang ia kenali, menengok ke belakang, sama dengan anggota inti yang menengok ke belakang.

"bekal mu lupa terbawa, baby" xander yang baru saja datang, menyerahkan kotak makan naren.

"hehe iya, makasii bang"

"istirahat abang jemput, jangan ngilang"

"syappp" ucap naren.

naren melihat ke arah inti alpice dan berkata "abang gua"

"HAAHHH?" teriak dilan dan ilham bersamaan yang heran, sama heran nya dengan anggota yang lain.

"HEY KALIAN, SUDAH BEL, MASUK KELAS SEKARANG" teriak pa samsul yang ingin melewati kelas mereka.

mereka pun masuk ke dalam kelas.

"lu utang penjelasan ama kita, ren"

BERSAMBUNG...





NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang