29

4.7K 205 1
                                    

setelah kejadian drama pagi tadi, kini mereka tengah berada di ruang keluarga dengan keadaan sangat sunyi.

sedari tadi, tidak ada sama sekali yang membuka suara untuk memulai pembicaraan, hanya memandang wajah naren dengan tatapan yang sulit di artikan.

awal nya mereka ingin memarahi naren, tetapi mereka urungkan setelah melihat wajah melas dari sang empu, meraka bisa melihat nya walau wajah naren yang sedikit menunduk.

sampai akhir nya...

"hiks"

isakan serta air mata lolos dari mata indah naren, naren tidak kuat dengan suasana ini.

keadaan suasana saat ini mengingatkan naren dengan keadaan nya waktu dulu, waktu dimana masa masa naren menjalani kehidupan nya sebagai siswa smp yang di bully oleh teman teman nya.

dimana ia di kucilkan, di beri tatapan yang membuat ia merasa di rendahkan, bahkan merasa sangat di sepelekan.

kesunyian, kesepian, lelah dalam menjalani pekerjaan nya di kafe, sudah biasa ia terima di hari hari dalam kehidupan sebelum nya.

naren sangat tidak suka dengan perasaan nya, naren benci sisi lain dalam diri nya.

alex yang berada di samping kanan naren mengangkat wajah naren yang sedari tadi menunduk.

"baby?" panggil alex dengan sangat lembut.

naren hanya mampu menatap mata sang daddy, seolah menjawab ada apa?.

"baby tau apa kesalahan baby?" tanya alex dengan tatapan yang sangat lembut ke arah mata naren.

naren mengangguk.

"bisa baby kasih tau apa kesalahan nya?"

dan lagi lagi naren mengangguk dengan wajah yang di buat semelas mungkin.

alex yang melihat tatapan yang sangat sayu dari sang bungsu pun melihat ke arah virgo, virgo yang paham pun langsung menggantikan alex untuk menanyakan kepada naren.

"baby" panggil virgo.

naren melihat ke arah virgo.

"jika baby mengetahui apa kesalahan baby, maka jelaskan apa saja kesalahan nya" sama dengan alex, virgo berbicara dengan naren dengan nada yang sangat lembut.

"naren keluar tanpa bilang dulu" jawab naren ke arah virgo.

"ada lagi baby?" tanya virgo.

"naren memanjat depan pagar tembok mansion" jawab naren yang sedikit merasa bersalah.

ya, hanya sedikit.

"baby" kali ini abraham lah yang memanggil naren.

naren melihat ke arah sang opa.

"baby tau? saat opa terbangun, dan saat opa melihat baby tidak ada di samping opa?" tanya abraham.

naren mengelengkan kepalanya, pertanda ia tidak tau.

"opa sangat terkejut baby, pikiran opa hanya dapat memikirkan mu"

"baby" dan kali ini xander yang memanggil.

naren melihat ke arah xander.

"baby tau, apa yang akan terjadi jika saat baby tergelincir tadi bang xandrio tidak langsung berlari menangkap baby?" tanya xander dan di angguki oleh naren.

"naren tidak bisa melihat kalian lagi" jawab naren yang di hadiahi sentilan manja dari xander.

"mulut mu baby, perlu abang disiplinkan?" tanya xandrio yang tidak dijawab oleh naren.

sedangkan xandrio yang berada di samping kiri naren memeluk tubuh naren, memeluk nya dengan sangat erat, seakan tidak ada hari esok untuk mereka bertemu kembali.

alex, virgo, xander, abraham, dan alva yang melihat xandrio berpelukan dengan naren tidak tinggal diam, mereka ikut berpelukan hangat dengan naren.

sedangkan juan dan alvi? mereka hanya diam di tempat, tidak ada niatan untuk berpelukan bersama mereka.

"ren, andai waktu subuh tadi gua ga langsung ke kamar buat lanjut tidur, harus nya gua sebagai abang mastiin lu masuk kamar dulu, pasti ga akan ada kejadian kaya tadi" batin juan yang masih merasa bersalah kepada naren, sambil melihat mereka berpelukan.

sama dengan alvi, ia hanya bisa melihat mereka berpelukan hangat, walaupun alvi terlihat dekat dengan naren, tetap saja ia masih sangat baru mengenal naren, berbeda dengan abang nya alva.

setelah mereka selesai berpelukan, mereka merasa ada yang kurang, dan benar saja.

mereka melihat alvi dan juan tidak ikut dalam berpelukan.

naren berjalan ke arah juan, seakan tau perasaan juan, naren memeluk juan sambil membisikkan sesuatu.

"ngapa lu?" tanya naren membisikkan ke juan, seakan berpura pura tidak tau.

"setelah ini gua pastiin lu ga akan lepas dari gua sedikit pun ren, gua akan selalu jaga lu semampu gua" bisik juan balik ke telinga naren.

setelah itu mereka menyelesaikan pelukan nya.

naren berjalan ke arah alvi dan memeluknya, mendekatkan telinga alvi ke mulut nya.

"ngapa lu?" tanya naren dengan kata yang sama ke alvi.

"gapapa" jawab alvi singkat.

"cuma mau bilang, telinga lu banyak taik kuping nya, makanya kalau lebaran jangan beli baju, beli katenbat" ucap naren.

setelah mengatakan itu naren kembali melepas pelukan nya.

naren mengajak mereka untuk kembali berpelukan, meraka tentu dengan senang hati menerimanya.

saat sedang ingin kembali berpelukan, naren menarik tangan juan dan alvi untuk berpelukan bersama.

"BERPELUKAN..." ucap mereka bersama sama.

BERSAMBUNG... 










NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang