41

2.3K 134 4
                                    

setelah banyak drama yang telah naren lalui, kini naren sedang menunggu xander dan juan untuk pulang bersama.

dan tentunya saista dan imel sudah tidak akan pernah bisa mengganggu naren lagi, karena mereka sudah tidak ada di sekolah alexander itu

saat sedang menunggu, diluar gerbang sekolah alexander, naren melihat seorang anak kecil sedang berjongkok sambil menangis.

naren yang tak tega pun segera menghampiri nya.

"hey, kenapa?" naren melihat wajah anak kecil di depan nya sudah basah karena air mata nya.

"pengen pulang" ucap anak kecil itu dengan suara serak nya.

naren melihat ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang, apakah anak kecil di depan nya ini sendirian.

"mana mamah?" tanya naren sambil mengelapkan air mata anak kecil itu.

"kata aki, mamah sama bapak lagi tidur" jawab anak itu dengan wajah polos nya.

"terus kenapa kamu bisa disini?"

"tadi caca ngeliat tukang es krim, tapi tukang es krim nya cepet banget ilang nya"

sekarang naren tau, caca mengejar tukang es krim hingga tersesat.

sangat konyol pikir naren.

"caca pengen pulang" ucap caca dengan mengembalikan air matanya.

"suttt, jangan nangis, nanti cantik nya hilang loh"

caca yang mendengar itu segera menghentikan acara menangis nya.

"pintar, sekarang caca tau rumah caca dimana?"

caca yang ditanyakan hal itu segara menggelengkan kepalanya.

"duh ribet nih, dia aja ga tau rumah nya dimana" batin naren.

"tapi rumah caca kayu, banyak pepohonan, daun, sama ada patung kalajengking di samping nya.

"buset kalajengking" batin naren.

"bentar, keknya gua tau tuh rumah"

naren mengeluarkan handphone dari dalam kantung celana nya.

"ini rumah caca bukan?" tanya naren sambil menunjukkan rumah kayu yang di maksud caca.

"iya itu rumah caca"

naren melihat wajah caca, kasihan sekali anak kecil di depan nya itu.

3 tahun lalu, naren memfoto rumah caca karena ada patung kalajengking di samping rumah itu.

awal nya naren kira rumah itu sudah tak berpenghuni, karena bangunan dari kayu yang terlihat seperti ingin rubuh.

tak di sangka masih berpenghuni.

naren memesan ojek online di handphone nya.

setelah abang gojek nya sampai, naren menaikkan anak itu ke motor.

lalu membayar uang nya.

saat ingin pergi, baju naren di tarik oleh caca.

"kakak, anterin caca" ucap caca dengan wajah melas nya.

tidak ada pilihan lain, akhir nya naren ikut dengan caca, 1 motor 3 orang.

saat sudah sampai di halaman rumah caca, naren terkejut, rumah caca lebih buruk dari 3 tahun lalu.

seperti, rumah yang akan rubuh bila terkena angin yang kencang.

"kakak, ayo masuk" ajak caca dengan wajah yang senang, karena jarang jarang ada orang yang mau di ajak ke rumah nya, alasan nya karena, jijik, kotor.

saat memasuki ruang tamu rumah caca, naren di sambut dengan kakek kakek, yang ia yakini adalah aki nya caca.

"assalamu'alaikum" ucap naren dan caca bersamaan.

"waalaikumsalam" dibalas oleh aki dari dalam.

"akiiii" ucap caca dengan sedikit kencang, caca berlari menghampiri iki nya itu lalu memeluk nya.

"cacaaa, aki nyariin caca dari tadi, caca gapapa kan?" tanya aki dengan memutar mutar badan caca.

"maaf aki caca ilang, caca gapapa untung ada kakak baik ini" ucap caca sambil melihat ke arah naren yang celingak celinguk.

naren berjalan mendekat ke arah aki lalu salim.

"pasti kakak baik haus" batin caca.

"kakak, sebentar yah caca ambilkan minum dulu" kata caca lalu berlari ke dapur untuk mengambilkan segelas air putih untuk naren.

aki menatap pemuda di deoan nya.

"kenalin nama saya naren"

"saya tidak punya nama, panggil saja saya aki" ucap aki kembali memperkenalkan diri.

"aki lihat kamu dari tadi celingak celinguk, sedang mencari apa nak?" tanya aki.

"maaf, ayah dan ibu caca kemana yah, tadi caca bilang kata nya sedang tidur"

"ayah dan ibu caca sudah meninggal dari caca masih sangat kecil, aki bilang begitu supaya caca tidak sedih, dia masih terlalu kecil untuk menerima ini semua" ucap aki dengan menahan air mata nya.

naren mengelurkan dompet dari dalam kantung celana nya, dan mengambil 1 blackcard, lalu menyerahkan nya kepada aki caca.

"naren gabisa bantu banyak, tapi ini buat aki sama caca"

walaupun aki sudah sangat tua, tetapi aki tau barang apa yang dikasih naren untuk nya.

aki menerima itu dengan meneteskan air matanya.

"terimakasih nak naren, aki nerima ini buat memperbaiki rumah ini dan memenuhi semua kebutuhan caca untuk kedepan nya" ucap aki yang masih setia dengan meneteskan air mata nya.

naren yang melihat aki tidak berhenti meneteskan air mata nya, segera memeluk aki dengan lembut, mengusap usap punggung aki.

"sama sama ki, udah nanti caca liat" naren melepas pelukan itu.

caca kembali dengan membawa air putih untuk naren.

caca mengasih air itu untuk naren minum.

"loh, aki kenapa nangis?" tanya caca melihat ada sedikit jejak air mata di wajah aki.

"engga, aki tadi kelilipan yah nak naren"

naren yang di tatap aki hanya bisa mengangguk.

"caca, aki sudah mau malam, kakak pulang dulu yah"

naren salim kepada aki sebelum pulang.

"kakak akan sering sering main kesini" ucap naren dengan memberikan jari kelingking nya.

"janji?"

"janji"

saat sudah keluar rumah itu, naren segera memesan gojek.

"mati gua, pasti bang xander sama bang juan nyariin"

BERSAMBUNG...




NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang