kini jam istirahatpun telah tiba, gang alpice dengan santai berjalan menuju kantin.
naren telah mendudukkan dirinya dikursi kantin. "BUUU BAKSO SATU SAMA ES TEH GULA BATUNYA SATU" teriak naren saat memesan makanannya. "SIAP DENNN" balas ibu kantin yang tak kalah berteriak.
"ck berisik banget lo, suara lo kek toa masjid yang mau meledug, dah gitu pendek lagi kaya kunti bogel hahaha" kata orang disamping meja naren.
"heh siapa lu tiba tiba sok akrab sama temen gua" tak terima dilan.
naren yang mendengar itu langsung memegang bahu dilan supaya tidak meladeni orang aneh itu.
jika naren lihat lihat orang itu, sepertinya naren pernah melihatnya tapi dimana. tapi setelah naren pikir pikir lagi ialah orang yang hampir menabrak naren waktu itu.
"heh kunyuk, lu kan orang yang waktu itu hampir buat gua k.o kan" sambil menunjuk wajah orang itu dengan garpu.
ia tak menyangka ternyata naren cukup hebat mengingat mukanya.
orang itu langsung berdiri dari duduknya dan berlangsung pergi."WOY MAO KEMANA LU" teriak dilan yang geram setelah menyimak percakapan antara naren dan orang itu.
"lan lu kenal orang aneh tadi?" tanya naren ke dilan.
"gua si ga begitu kenal tapi gua tau dia anak seangkatan kita ko"
"dia juan anak kepala sekolah, kelas 10. kelasnya tepat disamping kelas kita" sambung samid yang dari tadi hanya menyimak.
"anjay ko lu bisa tau" tanya arya.
samid hanya mengangkat bahunya acuh.
"ohh juan, awas lu juan gua bakal buat perhitungan sama lu" batin naren menyeringai.
---
saat pesanan naren sudah datang dan naren ingin menyantap bakso itu tiba tiba saja bel masuk sudah berbunyi, pertanda waktu jam istirahat telah selesai.
naren yang ingin menyantap baksonyapun menghela nafas kasar.
"huhh sabar sabar ni jam masuk ngapa cepet bet dah" naren bangun dari duduknya dan membawa bakso panas itu kedalam kelas.
ya naren ingin memakan bakso tersebut didalam kelas karna tidak sempat memakan bakso itu dikantin.
naren berjalan terlebih dahulu berada dipaling depan saat ingin menuju ke ruang kelasnya, diikuti para anggota gang alpice dibelakangnya. seperti pengawal saja ya.
saat mau memasuki pintu kelas naren melihat seseorang yang sangat ia kenal dengan jelas, juan.
naren memutar balik badannya dan berjalan kearah juan sambil membawa semangkuk bakso yang masih panas. alpice yang melihat naren putar balikpun bingung apa yang ingin bocah itu lakukan.
naren berpura pura kesandung dan alhasil kuah bakso yang berada ditangan naren tumpah kearah tangan juan.
"akhhh bangsattt lu ngapain si" geram juan sambil mengibas ngibaskan tangannya yang kepanasan.
"sorry gua ga sengaja" ejek naren lalu meninggalkan juan yang tangannya sedang kepanasan.
bukannya ingin membalas dendam atas perbuatan naren kepadanya, juan malah salfok akan suatu hal. tanda lahir, ya naren meiliki tanda lahir yang letaknya sama persis diarea tangan adiknya yang menghilang.
"jangan jangan dia adikku yang hilang?..."
---
"dad aku telah menemukan baby tapi aku belum pasti kalau itu adalah baby"
"bagaimana kau bisa mengatakan bahwa itu baby?"
"dia memiliki tanda lahir diarea tangan kanannya dan memiliki kalung yang sama persis seperti baby dulu"
"informasi yang kau katakan mirip dengan informasi yang kakakmu xander katakan juan"
setelah mengatakan itu keduanya mematikan telepon secara bersamaan.
BERSAMBUNG...

KAMU SEDANG MEMBACA
NARENZA ALEXANDER
Teen Fictionseorang remaja bernama narenza a, yang mengira ia sebatangkara tak menyangka suatu hari ada seorang pria gagah nan rupawan mengaku sebagai daddy dan abangnya. ia memiliki gang alpice yang beranggota inti 7 orang yaitu narenza sebagai ketua, arya, di...