13

8.3K 348 2
                                    

"hiks tau gini gua bareng aja sama naren ke markasnya" sesal dilan.

pasalnya mereka sedari tadi pagi sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari naren. ke tempat yang sering biasanya naren kunjungi, dll tetapi sama saja naren tidak ketemu.

"ini musibah, jadi jangan nyalahin diri sendiri lan" arya menenangkan dilan yang terisak dipelukannya.

brakkk

pintu markas terbuka secara kasar, mereka semua melihat siapa yang membuka.

"gimana, naren udah ketemu?" tanya ilham sambil membawa makanan di kedua tangannya.

ya, ilham memang tidak ikut mencari naren karena ia harus membeli sarapan untuk anggota inti alpice.

"belum ham, kita udah cari ke semua tempat yang sering naren datengin, tapi..."

tanpa haidar melanjutkan omongannya pun ilham sudah tau kelanjutannya.

"hmm ni gua bawa makanan, kalian makan dulu biar nanti ada tenaga buat lanjut cari naren" kata ilham.

mereka pun mulai memakan makanan nya dengan pikiran yang campur aduk.
dan terlihat lemah, letih, lesuh seperti... belum disemangatin ayang?.

---

kini mereka sedang berada diruang keluarga. alex sedang duduk disofa yang sedang mengerjakan pekerjaannya di laptop, xander yang sedang santai menonton tv, dan juan yang sedang mengerjakan pr nya.

"DADDYYY ABANGGG~" teriak naren sambil berlari yang baru keluar dari kamar menuju mereka dengan tangga.

naren berlari menuju xander, xander kira naren ingin memeluknya maka dari itu xander merentangkan kedua tangannya menuju naren.

tapi setelah sampai didepan xander, naren membelokkan badannya ke arah alex.

happ

"nakal hmm, sudah berapa kali daddy bilang jangan berteriak baby nanti tenggorokanmu akan sakit, dan lagi kalau turun dari tangga jangan sambil berlari nanti kalau baby terpeleset dan terjatuh lalu kakinya patah mau?" tanya alex.

"ia ia ga lakuin lagi janji deh, daddy kaya ibu ibu aja cerewet deh" naren sambil cengengesan.

"janji?" tanya alex lagi.

"janji, tapi kalo langgar ya janji lagi. AHAHAHAHAHAHAHA" ketawa naren sambil melarikan diri ke arah juan.

"nakal sekali" batin alex menyeringai.

saat naren tepat di samping juan.

dorr

juan hanya memasang ekspresi datarnya ke arah naren.

"dih ko ga kaget, pura pura kaget dikit kek" kesal naren.

"huaa ayam ayam kodok" akting juan berpura pura kaget.

setelah itu pun naren tersenyum, juan yang melihat senyuman manis naren terpanah.

"woy juancok ngapain bengong, kesambet mampus" naren menyadarkan juan.

"ga liat lu gua lagi ngerjain pr mtk" sinis juan.

"oh"

kini naren baru teringat, dimana hp  dan motor nya berada? batin naren bertanya tanya.

"juancok lu tau dimana hp ama motor gua ga?"

"tanya daddy" setelah mengatakan itu juan kembali fokus ke arah bukunya.

naren berjalan ke arah alex.

"ada apa babby"

"hp sama motor naren kemana dad, dari kemarin naren ga liat hp sama motor naren. pasti temen temen naren khawatir nyariin naren"

naren baru teringat hal bahwa kemarin ia akan pergi ke markas alpice tapi malah di culik oleh orang yang ternyata adalah abang dan daddy nya sendiri.

"hp dan motor mu? sudah daddy buang," jawab alex dengan santai nya tanpa ada beban sama sekali.

"d-di buang?"

"ya sudah daddy buang, daddy lihat hp mu sudah sangat tidak layak untuk di pakai, biar daddy belikan yang baru untuk mu dan soal motor juga sudah daddy buang, kedepannya biar abang mu yang mengantar kesekolah"

wajah naren berubah menjadi merah karna menahan tangis. naren yang mendengar jawaban dari daddy nya pun marah tetapi sebisa mungkin ia tahan, bagaimana tak marah? hp itu ia beli dengan sangat susah payah.

"kenapa daddy buang? naren tau hp dan motor naren sudah tidak layak dan sangat jelek bagi daddy, tapi apa daddy mikir? naren beli itu hp dan motor hasil keringat naren sendiri dad. naren bersusah payah kerja keras buat beli hp sama motor itu walaupun ga sebagus yang bang xander dan bang juan punya tapi itu sangat berharga buat naren" air mata yang sedari tadi naren tahan pun tumpah, tak bisa ia merasakan rasa sesak di dadanya.

xander dan juan yang mendengar suara ribut pun menghampiri alex dan naren.

sebenarnya mereka sudah mendengar keributan itu tetapi mereka diam karna ingin mendengar apa yang ingin naren sampaikan.

"maaf kan daddy baby, daddy salah karna tidak tau kau sudah sangat bekerja keras. daddy sudah gagal menjadi orang tua yang baik untuk anak daddy yang satu ini"

"hukum lah daddy sepuas mu baby jika ingin"

"ga naren ga mau, naren cuma ada beberapa syarat untuk memaafkan daddy"

"sebutkanlah boy"

BERSAMBUNG...




NARENZA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang