🐣BAB 11🐣

9.5K 272 10
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

"Pagi Ma, Pa," ucap Arcakra sambil menarik kursi untuk Viena duduk dan untuk dirinya juga. 

"Pagi Cakra..." balas Dena yang baru saja meletakkan makanan di meja dan Raka yang tengah sibuk melihat iPad-nya. 

"Selamat pagi Om, Tante ..." ucap Viena yang kemudian duduk di sebelah Arcakra setelah di beri kode oleh pria tersebut sambil tersenyum canggung. 

"Pagi Viena, tidur kamu nyenyak?" tanya Dena.

"Nyenyak, Tante," jawab Viena. 

"Yaudah kita sarapan dulu yaa, kita bahas masalah kalian setelahnya," ucap Dena yang di angguki oleh Viena. 

"Deyra mana, Ma?" Tanya Arcakra. 

"Adek kamu pergi jogging," jawab Dena yang di angguki oleh Arcakra yang melanjutkan sarapannya. 

"Viena ... maafin kelakuan Arcakra ya," ucap Dena yang kini duduk berhadapan dengan Viena sambil memegang tangan wanita itu. 

"Tante benar-benar merasa bersalah karna ini harus terjadi sama kamu, Tante memang sangat menyukai dan menginginkan kamu menjadi menantu Tante, tapi bukan dengan cara seperti ini, sekali lagi maafkan kelakuan Arcakra ya?" ucap Dena.

"Viena udah maafin Arcakra kok, Tan." Jawab Viena yang sebenarnya berbohong. Tentu saja tidak mudah memaafkan perbuatan Arcakra kepadanya, namun karna kedua orang tua Arcakra sangat baik kepadanya selama ini, hal itu membuat Viena tidak enak hati.

"Tante seneng ... Arcakra akan menikahi perempuan baik dan perhatian seperti kamu, Vie." ucap Dena yang tersenyum senang mendengar jawaban Viena.

"Maaf Tante, tapi untuk menikah, Viena rasa gak bisa menerima tanggung jawab itu," jawab Viena yang membenarkan ucapan wanita paruh baya di hadapannya. 

"Kenapa? Arcakra bersikap jahat sama kamu? atau hal lain?" tanya Dena. 

"Aku gak bisa menikah sama laki-laki yang mencintai wanita lain, Tante.  Apalagi wanita itu sepupu aku sendiri, aku gak mau menjadi perusak hubungan orang lain, terutama hubungan orang terdekat aku," balas Viena.

"Viena ... kamu bukan perusak hubungan orang lain, ini sudah jalannya dan yang harus di salahkan itu Arcakra, bukan kamu, jadi Tante mohon ya ... terima pernikahan ini, kalau Arcakra gak bersikap baik, kamu bisa bilang sama Tante, Tante bakal lindungi kamu," ucap Dena dengan raut wajah sedih.

"Tante tahu perasaan kamu sekarang, kamu pasti bingung dan tidak ingin menyakiti siapapun, terutama perasaan Navia, iya kan? tapi kalau kamu menolak pernikahan ini, anak yang kamu kandung yang akan menjadi korbannya, menjadi sedikit egois memang di perlukan demi kebaikan kamu dan anak kalian, Viena." lanjut Dena yang membuat Viena terdiam cukup lama.

"Cakra udah jelasin semuanya ke Tante, sekarang Tante meminta kamu untuk jadi menantu Tante secara resmi, kamu mau ya? Navia juga udah mengikhlaskan kalian menikah, kamu mau menunggu apa lagi?" tanya Dena. 

"..."

"Viena ... Tante mohon ya sama kamu, kasih Arcakra kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya yang fatal," ucap Dena yang menangis sambil menggenggam erat tangan Viena.

Viena tetap diam beberapa saat sambil menatap tak tega kepada Ibu Arcakra"Iya, Tante. Viena akan coba," jawab Viena setelah beberapa waktu terdiam memikirkan kembali ucapan Dena dan juga mengingat perkataan Navia, sekarang tidak ada lagi alasan untuk Viena menolak walaupun ia tahu pernikahan ini tidak berdasarkan cinta oleh Arcakra, namun setidaknya Viena bisa melakukannya demi anaknya dan entah apa yang akan terjadi pada pernikahannya kedepannya, Viena hanya pasrah. 
🐣🐣🐣

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang