🐣BAB 23🐣

9.3K 258 24
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

"Yuk siap-siap," ajak Arcakra yang keluar dengan berpakaian rapi.

"Mau kemana?" tanya Viena yang menoleh dan melihat sekilas Arcakra sebelum kembali fokus menonton drama tontonannya.

"Hari Navia check up, lo gak mau ikut?" tanya Arcakra.

"Oh, yaudah berangkat aja," balas Viena.

"Ya berangkatnya bareng lah," lanjut Arcakra.

"Ngapain sama gue? kan lo yang nemenin Navia," ucap Viena.

"Lo gak cemburu lagi nih?" tanya Arcakra dengan wajah kesal.

"Mana ada gue cemburu," balas Viena.

"Gue keluar bareng Navia berdua loh," ucap Arcakra.

"Iyaa gue tahu, udah sana berangkat, Navia palingan udah nungguin lo," usir Viena.

"Ngapain malah duduk?" tanya Viena ketika Arcakra yang tiba-tiba duduk di sampingnya dengan memasang wajah datar menatapnya terus menerus.

"Iya gue cantik, lo gak usah ngeliatin gue mulu," balas Viena yang sebenarnya salah tingkah di tatap sebegitunya oleh Arcakra.

"Gue gak jadi nemenin Navia," balas Arcakra.

"Gak usah aneh-aneh deh, Arca. Kasian Navia udah nungguin, lo juga udah janji bakal nemenin dia," balas Viena.

"Biar gue tanya serius, lo gak takut gue sama Navia ada sesuatu?" tanya Arcakra.

"Enggak," balas Viena dengan entengnya.

"Emang kenapa sih?" tanya Viena.

"Udah lah gue keburu males," balas Arcakra yang kemudian memainkan ponselnya dengan wajah cemberut.

"Serius Arca..!! jangan childish gitu," ucap Viena yang tak paham dengan tingkah suaminya itu.

"Ya harusnya gue yang marah di sini, lo udah gak cemburu ataupun takut gue macem-macem, padahal gue udah seneng lo cemburu dan posesif sama gue," balas Arcakra.

"Di mana-mana cowok itu seneng pasangannya mulai percaya dan gak ngekang, lo ngapain malah minta sebaliknya sih?" tanya Viena.

"Ya karna gue bukan cowok di luaran sana, gue lebih seneng ngeliat lo marah dan ngambek karena cemburu dan ngelarang gue ini dan itu, karena dengan itu gue jadi ngerasa lo perhatian sama gue," balas Arcakra.

"Gue bingung sama cara pikir otak lo, tapi lo gak perlu khawatir, gue emang percaya sama lo, tapi gue gak percaya sama cewek-cewek di luaran sana, mangkannya lo harus jaga batasan, jangan sampai gue tahu atau denger kabar aneh-aneh di luaran sana tentang lo, jangan harap lo bisa ketemu sama gue apalagi anak ini," balas Viena.

"Berarti lo gak percaya sama Navia?" tanya Arcakra yang tersenyum mendengar balasan Istrinya.

"Gue percaya dia, karna dia sepupu dan orang yang gue sayang, gue yakin dia gak akan rebut lo, asal lo nggak ngasih ruang lagi di hati lo buat dia," jawab Viena.

"Jadi jangan sampai ada yang masuk ke hati lo sebelum gue berhasil masuk dan ngunci hati lo biar siapapun orang lama ataupun orang baru nggak ada kesempatan untuk masuk," balas Viena dengan serius.

"Ini baru Viena yang biasanya," ucap Arcakra yang mencubit pipi Istrinya dengan gemas, hingga rasanya sangat ingin sekali ia gigit pipi yang semakin bulat tersebut.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang