🐣BAB 28🐣

8.9K 241 16
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣
.

.

.

"Jadi dia?" tanya Viena yang terkejut setelah mendengarkan penjelasan dari Navia.

"Iya, dia Ayah dari anak ini," jawab Navia menganggukan kepalanya.

"Arca.. kamu juga tahu tentang hal ini?" tanya Viena kepada suaminya yang sedari tadi hanya diam mendengarkan penjelasan Kafael dan juga Navia.

"Aku gak tahu apa-apa, Sayang. Meski dia temen aku, aku gak tahu juga kalau wanita yang dia cari itu Navia," jawab Arcakra.

"Terus gimana selanjutnya?" tanya Viena yang kembali melihat ke arah Navia dan juga Kafael.

"Saya akan bertanggung jawab," ucap Kafael dengan serius.

"Dengan menikahi Navia?" tanya Viena.

"Tidak ada jalan keluar lagi, awalnya saya memang meminta waktu kepada Zanavia untuk menyakinkan dia tapi saya baru tahu jika kejadian malam itu membuat Zanavia hamil," ucap Kafael.

"Gue setuju, gak ada jalan lain, sebelum perut Navia semakin membesar bukannya lebih baik segera menikah," ucap Arcakra.

"Gak sesederhana itu, Arca! Navia dan aku gak tahu kayak apa cowok dan menikah tanpa cinta itu gak mudah," ucap Viena.

"Dia cowok baik, aku kenal sama Kafael Sayang," ucap Arcakra.

"Mungkin tampangnya aja pemain, tapi dia gak jauh beda sama aku, kalau urusan tanpa cinta, awalnya kita kan juga gitu," ucap Arcakra.

"Beda! Dulu kita udah kenal lama jadi aku tahu kamu gimana, bahkan itupun aku masih ragu. Untuk masalah cinta, aku udah tahu perasan aku ke kamu gimana dan kamu tahu perasaan kamu ke aku baru-baru ini," balas Viena.

"Yaudah iya-iya, sabar dong jangan marah gitu," ucap Arcakra yang menenangkan istrinya yang sudah mulai emosi.

"Kita ikutin aja keputusan Navia gimana, lagi pula itu urusan mereka berdua, kita berdua cuma bisa dukung keputusan mereka," lanjut Arcakra yang membuat Viena diam.

"Keputusan kamu gimana, Nav?" tanya Viena menatap cemas Navia.

"Aku masih belum tahu, sama kayak kamu, Vie. Aku masih belum yakin untuk menikah dan aku juga masih belum siap ceritain keadaan aku ke orang tua aku, masalah pernikahan kamu dan Arca aja udah buat orang tua aku kecewa, apalagi sekarang aku juga ngalamin hal yang sama," jawab Navia.

"Aku ngerti, Nav. Lebih baik kamu istirahat aja yaa, kamu bisa pikirin pelan-pelan gimana baiknya untuk kamu, anak kamu dan ayah dari anak kamu," ucap Viena.

"Btw besok lo bakal pindah atau balik ke apartemen lo itu?" tanya Arcakra.

"Balik ke apartemen aja, mau ngapain gue tinggal di tempat lain kalau orang yang gue hindarin udah tahu gue dimana," ucap Navia sambil melirik ke arah Kafael.

"Yaudah, lo juga tinggal di mana sekarang?" tanya Arcakra kepada Kafael.

"Beberapa hari ini gue tidur di hotel, kejauhan kalau gue balik ke rumah orang tua gue," ucap Kafael.

"Lo tinggal aja di rumah yang gue sewa, gue udah terlanjur ambil buat 3 Bulan, sayang kalau nggak di tempatin," ucap Arcakra.

"Tempatnya deket juga sama tempat kerja Navia," lanjut Arcakra.

"Boleh, biar gue bisa anter jemput Zanavia," ucap Kafael tanpa ragu menerima tawaran Arcakra.

"Udah yuk, Nav. Aku anterin kamu ke kamar," ucap Viena yang mengajak Navia untuk beristirahat dan membiarkan dua orang pria itu asik dengan obrolan mereka masing-masing.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang