🐣BAB 24🐣

9K 268 15
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

"Udah selesai check upnya?" tanya Viena ketika melihat ke datangan Arcakra.

"Udah," balas Arcakra dengan singkat namun pandangannya terus menatap wajah Viena yang sibuk mengeringkan rambutnya yang basah.

"Gimana kandungannya Navia? sehat kan?" tanya Viena yang sekilas melirik ke arah Arcakra dan kemudian fokus dengan tontonannya sambil terus mengusap rambut basahnya menggunakan handuk.

"Sehat kok," ucap Arcakra yang kemudian melangkah dan duduk di samping Viena.

"Lo nggak kerja? Ini masih jam 11," ucap Viena. Ia pikir setelah menemani Navia periksa kandungan, Arcakra langsung pergi bekerja, tetapi malah kembali pulang.

"Vie.. gue mau ngomong serius," ucap Arcakra yang memegang salah satu tangan Viena.

"Hah? Ngomongin apaan?" tanya Viena yang menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap tanya Arcakra.

"Gue minta maaf atas semua sikap dan kesalahan yang udah gue lakuin ke lo.. gue minta maaf karena nggak menyadari hal penting ini dari awal dan ngebuat lo nunggu selama ini," ucap Arcakra dengan wajah serius.

"Okey.. gue maafin, terus?" tanya Viena yang masih bingung dan mengiyakan apa yang di ucapkan oleh Arcakra. 

"Gue.. gue tahu jawaban yang lo tunggu-tunggu selama ini.." ucap Arcakra yang masih terus memeluk erat Viena hingga tanpa sadar pria itu menangis di bahu Viena.

"Ar.. are you okay?" tanya Viena ketika merasakan getaran di bahu pria itu yang sedikit bergetar layaknya seorang yang menangis.

"Gue cinta sama lo, Viena. Jauh sebelum gue pacaran sama Navia, tapi bodohnya gue nggak menyadari itu semua," ucap Arcakra yang langsung memeluk Viena tanpa aba-aba.

"Gue nggak tahu apa itu cinta dan gimana rasanya, tapi yang gue tahu sekarang.. gue nyaman sama lo, gue gak bisa jauh dari lo, gue takut kehilangan lo dan gue mau lo terus bahagia sama gue," lanjut Arcakra yang enggan melepaskan pelukannya dan semakin menangis.

"..." Viena masih terus terdiam, ia bingung harus menjawab apa dan sepertinya pria itu kini sudah mengetahui bahwa dirinya telah mencintai pria itu lebih dulu, tapi bagaimana bisa? dan sejak kapan?

"Gue baru sadar itu semua, Vie.. gue sadar apa yang gue rasain sama lo nggak sama waktu sama Navia, di saat lo ngejauhin gue, gue nggak nyaman.. gue mau deket sama lo, bahkan ngelakuin apapun supaya kita bisa deket lagi, gue selalu mikirin lo tapi gue berusaha alihin itu semua karna gue pikir, yang gue mau itu Navia, tapi selalu lo yang ada di pikiran gue," ucap Arcakra.

"Cintain gue seterusnya, ya.. jangan berhenti cinta sama gue.. lo harus selalu sama gue sampai kapanpun.. gue mohon.. jangan berhenti cintain gue apalagi berpikiran menjauh dari hidup gue," lanjut Arcakra yang berhasil membuat Viena ikut menangis.

"Tuhan.. kalau ini mimpi, Please jangan bangunin aku dulu, ini moment yang aku tunggu-tunggu selama bertahun-tahun," batin Viena yang menangis dan merasakan kenyamanan di pelukan Arcakra. 

"Vie.. maafin gue ya? gue tahu selama ini pasti berat banget buat lo, sedangkan gue ngejalanin hubungan sama orang lain yang seharusnya itu sama lo.. gue minta maaf, maafin gue terlambat nyadarin perasaan ini," ucap Arcakra yang melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Viena yang menangis dan menghapus air mata perempuan itu.

"Arca.. ini beneran kan? gue gak mimpi kan?" tanya Viena yang memastikan kembali apa yang terjadi padanya.

"Enggak, lo nggak mimpi. Gue beneran cinta sama lo, Lauviena Florrie.." jawab Arcakra yang tersenyum tulus dan terus menatap lekat wajah Viena.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang