🐣BAB 35🐣

6.4K 160 23
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣
.

.

.

"Besok nyokap dan bokap gue balik," ucap Navia yang berbicara dengan Kafael malalui telpon.

"Iyaa, aku tahu, aku udah pesen tiket untuk malam ini," jawab Kafael.

"Gimana kabar anak kita? Everything is fine?" tanya Kafael yang kembali bersuara.

"Ya, seharusnya hari ini jadwal aku ke dokter, tapi kalau kamu mau ngeliat kondisi dia, kamu bisa ikut besok." jawab Navia.

"Okey, besok pagi aku bakal ke apartemen dan kita check keadaan anak kita sebelum ketemu sama kedua orang tua kamu," ucap Kafael.

"Kalau kamu ingin sesuatu, kamu bisa bilang ke aku, okey?" ucap Kafael.

"Iyaa," balas Navia seadanya sebelum akhirnya mengakhiri panggilan telponnya.

Semenjak Navia memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada Kafael, sejak saat itu pula Kafael meminta untuk Navia sedikit terbuka dan mulai menerima kehadirannya. Kafael juga tidak memaksa untuk Navia untuk jatuh cinta padanya, karna pria itu tahu bahwa Navia pasti membutuhkan waktu dan Kafael akan berusaha untuk itu setelah mereka berdua menikah nanti.
🐣🐣🐣

"Mas.. Besok orang tua Navia dateng," ucap Viena.

"Oh ya? kamu mau jemput mereka?" tanya Arcakra.

"Awalnya sih gitu, tapi Navia dan Kak Fael ternyata mau jemput dan minta aku untuk mampir kesana," jawab Viena.

"Baguslah, semoga aja kedua orang tua Navia bisa merestui hubungan mereka dan segera menikah," ucap Arcakra.

"Iyaa, Mas. aku udah pernah ngalamin posisi Navia sekarang tapi aku ikut campur aduk perasaannya," ucap Viena.

"Udah jangan terlalu di pikirin, sebelum mereka berani ambil keputusan ini, pasti mereka udah nerima konsekuensi yang akan di dapat," ucap Arcakra yang memeluk Istrinya.

"Menurut Mas, apa aku bisa lahir normal?" tanya Viena.

"Kalau Allah mengizinkan, pasti bisa tapi kalau memang kondisi kamu nanti nggak memungkinkan, kita ambil yang lebih nggak berisiko, okey?" ucap Arcakra.

"Akhir-akhir ini aku jarang ngerasain pergerakan dedek bayi, Mas." ucap Viena yang memasang wajah murung sambil mengelus perut nya yang membucit.

"InsyaAllah gapapa, minggu depan kita bicarain lagi sama dokternya gimana baiknya, kalau memang harus Caesar ya kita pilih itu tapi kalau normal bisa, kamu boleh pilih itu. Yang terpenting itu kamu dan anak kita bisa selamat," ucap Arcakra.

Setelah check up terakhir, kandungan Viena di nyatakan lemah dan tidak di anjurkan untuk melahirkan secara normal karna bisa membahayakan salah satunya atau bisa saja keduanya karna detak jantung sang janin yang tidak normal.

Hal itu tentu berhasil membuat Viena dan Arcakra menjadi khawatir akan kondisi anaknya. Namun Arcakra ingin Viena tidak terlalu memikirkan hal itu dan berusaha untuk menjaga kestabilan tubuhnya agar siap untuk melahirkan dengan selamat nantinya. Arcakra akan mengusahakan yang terbaik untuk istrinya dan fokus kepada kesehatan anaknya setelah lahir nantinya.
🐣🐣🐣

Keesokan harinya..

"Aku udah di depan, kamu udah siap?" tanya Kafael melalui panggilan setelah mengetuk pintu namun tidak kunjung di buka kan pintu oleh wanitanya.

"Sebentar, aku masih siap-siap." jawab Navia.

"Okey, aku tunggu." ucap Kafael yang mengakhiri panggilan.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang