🐣BAB 12🐣

9.4K 289 10
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

Setelah malam harinya Viena menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya kepada kedua orang tua Navia, Kevin selaku Ayah Navia dan juga wali Viena meminta Arcakra untuk datang bersama dengan kedua orang tuanya dan keesokan harinya benar saja, Arcakra datang bersama kedua orang tuanya dan pada hari itu pula Kevin memukul Arcakra dengan membabi buta, namun untungnya Neni dan Navia berhasil menghentikan kemarahan Ayahnya.

Kedua orang tua Arcakra hanya diam saja melihat Putranya di pukuli bahkan hingga hidung dan ujung bibir nya mengeluarkan darah, Dena sebenarnya ingin membantu Putranya namun Raka lebih dulu menahannya dan memintanya untuk tetap diam karena anaknya memang pantas mendapatkan hal tersebut, masih untung Raka tak ikut memukulinya juga.

"Pa.. udah, Arcakra bisa pingsan!" ucap Navia yang menangis menahan sang Ayah begitu juga Neni yang berusaha menahan suaminya untuk sadar.

"Pria seperti dia memang pantas mendapatkan pukulan yang tidak seberapa dari apa yang dia lakukan!" jawab Kevin dengan penuh emosi.

"Cakra.. ayo aku obatin," ucap Navia yang menatap nanar Arcakra dan kemudian mengelus wajah lebam pria tersebut.

"Thanks, Na. Tapi gak perlu," ucap Arcakra yang menahan sakit dan menahan tangan Navia yang mengelus wajahnya.

Arcakra kemudian berusaha untuk bangkit dan berjalan menuju Viena yang menatapnya dengan penuh ke khawatiran namun tetap diam tanpa bereaksi apapun.

"Viena.. bantu obatin muka gue," pinta Arcakra yang membuat semua orang di ruang tamu menatap keduanya terutama Navia yang kembali tersadar bahwa hubungan antara dirinya benar-benar sudah usia dengan Arcakra.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Viena mulai beranjak untuk mengambil kotak P3K dan di ikuti oleh Arcakra yang kemudian Viena mengobati nya di dekat dapur, di mana kotak tersebut berada dan tidak ingin orang-orang melihat nya.

"Lo gak seharusnya ngelakuin ini, Navia pasti malu karna lo tolak," ucap Viena sambil mengobati luka Arcakra.

"Gue gak mau buat dia berharap dan bagaimana pun gue sama dia udah selesai, jadi lo gak perlu ngewajarin sesuatu yang udah seharusnya gue di lakuin," balas Arcakra yang membuat Viena terdiam dan melanjutkan mengobati nya dengan segera dan kembali ke ruang tamu.
🐣🐣🐣

3 Minggu kemudian

Arcakra dan Viena akhirnya resmi menikah dan hanya acara akad saja yang di ada kan dan itu pun di hadiri oleh kedua pihak keluarga sebagai saksi dan wali. Itu semua permintaan Viena yang tak ingin banyak orang tahu, walaupun awalnya kedua orang tua Arcakra sangat ingin pernikahan keduanya di adakan resepsi yang meriah karna bagaimana pun Arcakra adalah anak pertama mereka namun karena salah satu syarat dari Viena, akhirnya kedua orang tua Arcakra memilih mengalah dengan menuruti permintaan menantu mereka.

Arcakra juga meminta kedua orang tuanya bersabar, perlahan-lahan Arcakra akan mencoba membujuk Viena untuk mau mengadakan resepsi pernikahan atau mungkin setelah anak mereka lahir nantinya. 

"Viena ... untuk sementara kita tinggal di rumah orang tua gue dulu ya?" ucap Arcakra.

"Kenapa? lo kan punya Apartemen," tanya Viena. 

"Apartemen nya udah gue jual, kasih gue waktu buat cari rumah yang cocok buat kita tinggal," jelas Arcakra yang tentu menginginkan rumah yang cocok untuk anak mereka nantinya. 

"Berapa lama?" tanya Viena yang sebenarnya tidak keberatan tinggal bersama kedua mertuanya, namun ia tidak yakin bisa akur dengan adik Arcakra yang selama bertemu selalu menyindiri nya dan kini harus tinggal bersama gadis itu. 

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang