SELAMAT MEMBACA.
🐣🐣🐣
.
.
.
"Gue bakal tanggung jawab apapun yang terjadi sama lo," jawab Arcakra.
“Apa yang mau lo tanggung jawab in ke gue? lo bisa balikin ke perawanan gue? kalo bisa gue bakal terima sepenuh hati, tapi kalo gak bisa yaudah lebih baik diem dan lupain. Gue gak mau Navia sampai tahu rahasia ini," balas Viena yang membuat Arcakra kembali terdiam lama.
“Gimana kalau Navia tahu soal ini?" tanya Arcakra.
“Dia nggak bakal tahu kalo lo gak ngomong ke dia ataupun bahas masalah ini lagi, Arca."
“Cukup diem dan gak usah di bahas apa susahnya sih? tinggal anggap aja ini one night stand dan gue juga gak minta pertanggung jawaban lo," lanjut Viena.
“Tap-“
“Lebih baik lo fokus sama perkerjaan lo dan setelah itu nikahin Navia. Dia cinta banget sama lo," potong Viena yang hendak keluar dari mobil namun lebih dulu di cegah oleh Arcakra.
“Lo mau kemana?" tanya Arcakra.
“Lo gak perlu tahu, bilang aja ke Navia lo udah nganterin gue, selebihnya itu urusan gue," jawab Viena yang melepaskan cekalan Arcakra dan keluar dari mobil Pria tersebut.
Arcakra hanya bisa memijat pelipisnya yang bingung harus bagaimana caranya menghadapi wanita keras kepala seperti Viena. Wanita itu sangat berbeda dengan Navia yang menurut dan lembut, sedangkan Viena adalah kebalikannya.
Semuanya berjalan dengan baik dan semestinya. Viena sendiri sudah bulat memutuskan untuk melupakan kejadian malam itu dan begitu juga dengan Arcakra meski beberapa kali laki-laki itu keras kepala dengan terus membahas dan meminta maaf mengenai malam itu di saat ada kesempatan, namun Viena berusaha untuk mengabaikannya karena hanya membuang-buang tenaga hingga benar saja, Arcakra berhenti mengusiknya setelah itu.
Awalnya Viena sempat ragu, akibat ucapan Arcakra yang mengganggu fikirannya akan bertanggung jawab entah nantinya Viena hamil atau tidak tetap ia akan bertanggung jawab sepenuhnya, hal itu membuat Viena berfikir kembali namun kembali memutuskan untuk menolak tawaran Arcakra karna ia tidak ingin merusak persahabatan apalagi ikatan persaudaraan antara dirinya dan Navia.
Walaupun Viena takut ucapan Arcakra benar-benar terjadi, namun dengan segera Viena menepis dan menenangkan pikirannya bahwa mereka hanya melakukan pada malam itu saja, kemungkinan untuk dirinya hamil sangat lah kecil walaupun ia lupa apakah laki-laki itu mengeluarkannya di luar atau sebaliknya.
Kini Viena benar-benar tidak ingin kehilangan orang-orang yang ia sayangi lagi. Cukup kedua orangtuanya yang pergi dan jangan sampai Navia juga pergi darinya, itu benar-benar mimpi buruk bagi Viena.
“Sayang ... kamu kenapa?" tanya Navia yang merasa kekasihnya itu lebih banyak melamun akhir-akhir ini.
"Enggak ada apa-apa, kok. Aku cuma kepikiran soal kerjaan aja," jawab Arcakra yang berbohong kepada Navia.
Navia mendengarnya pun hanya menganggukkan kepalanya saja. “Semangat ya, semoga kamu bisa cepatan di promosiin yaa, aku gak sabar banget sama pernikahan kita," ucap Navia sambil tersenyum semangat.
Memang Arcakra sempat menjanjikan Navia untuk menikah setelah ia telah menjadi CEO di perusahaan Ayahnya dan itu pula yang membuat Arcakra bersemangat untuk bekerja keras dan Navia yang dengan sabar dan setia menemani Arcakra.
Mendengar ucapan Navia. Arcakra hanya membalasnya dengan senyuman singkat sebelum mengendarai mobilnya untuk mengantarkan gadis itu ke sekolah.
“Aku jadi kepikiran sama Viena deh, Sayang. Kalau kita menikah, nanti dia sama siapa? apalagi sampai sekarang Viena masih juga sendiri dan fokus sama karirnya," jelas Navia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF MY LIFE (END)
Romance🐣DIHARAPKAN MEM-FOLLOW SEBELUM MEMBACA🐣 🐣DOML (DESTINY OF MY LIFE)🐣 🐣39 BAB + 2 EXTRA CHAPTER🐣 🐣WAJIB VOTE + KOMEN🐣 🐣AKAN REVISI SESUAI MOOD🐣 Mencintainya memang di luar kendaliku. Tapi bukan berarti aku rela di hamili oleh pria yang stat...