🐣BAB 20🐣

10.2K 276 19
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA

sesuai janji aku up lagi pas ulang tahun aku.
🐣🐣🐣

.

.

.

Setelah kepulangannya dari perusahaan Arcakra, Viena memilih diam di kamarnya seperti biasa, perasaan nya kinj bisa di katakan jauh dari kata baik-baik saja namun kini matanya tetap sulit untuk mengeluarkan air matanya lagi, ia sendiri tidak tahu mengapa.

"Kenapa nikahin aku kalau akhirnya kamu sama Navia masih memiliki hubungan di belakang aku, Ar? hamil? gak cukup kah anak dari aku dan kenapa harus ngasih aku harapan setinggi langit kalau pada akhirnya lagi-lagi aku di jatuhin ke inti bumi,"
ucap Viena yang menatap datar foto pernikahannya dengan Arcakra yang berada di kamarnya.

"Siapa yang mengantarkan dokumen ini?" tanya Arcakra kepada sekertaris nya karna yang ia ingat dokumen tersebut tertinggal di rumahnya.

"Ta-tadi supir Bu Viena datang mengantarkannya, Pak." jawab Kia yang mengikuti permintaan Viena dan membohongi bosnya sendiri.

"Yasudah kamu boleh keluar," lanjut Arcakra.

"Kenapa bukan Viena yang kesini?" Batin Arcakra yang merasa menyayangkan hal tersebut. Padahal ia berharap Viena lah yang datang mengantarkannya dan ia bisa meminta wanita itu untuk menemaninya agar tidak bosan di dalam ruangan ini.

Setelah kepergian Navia yang hanya datang memintanya untuk menemani wanita itu untuk check up kehamilan untuk pertama kali. Awalnya Arcakra terkejut mendengar bahwa Navia positif hamil dan Arcakra juga hanya bisa membantu wanita itu sebisa dan sewajarnya karna bagaimana pun kini ia telah memiliki seorang istri dan akan segera memiliki anak, urusannya Navia biarkan wanita itu yang mengurusnya, karna Arcakra juga pernah menawarkan untuk membantu mencari pria yang menidurinya namun di tolak oleh Navia.
🐣🐣🐣

Malam harinya..

Sejak siang hari pesan Arcakra yang menanyakan kabar Viena baru di balas pukul 5 sore dan itupun hanya meminta ia untuk membawakan makanan yang tiba-tiba sangat ingin ia makan. Namun setelah berhasil menemukan makanan pesanannya tersebut, wanita itu malah sudah tertidur lelap yang membuat Arcakra mengurungkan niatnya untuk memberikan titipan Viena karena merasa tidak tega membangunkan istrinya.

Tidak biasanya Viena tidur tanpa menunggunya lebih dulu, wanita itu bahkan selalu memintanya untuk menemaninya namun kini ia sudah tertidur sebelum dirinya pulang, apakah karna kelelahan?

"Halo.. hari ini kemana saja istri saya pergi?" tanya Arcakra kepada sang supir melalui panggilan.

"Eumm.. ibu Viena tidak pergi kemana pun, Pak," jawab sang supir yang ikut berbohong agar bisa tetap bekerja di sana.

"Kamu yakin?" tanya Arcakra kepada sang supir dengan nada tidak percaya.

"..."

"Jika sampai saya tahu kamu berbohong, maka saya tidak segan-segan menggantikan kamu dengan yang lain," ancam Arcakra.

"A-anu Pak.. Ibu Viena melarang saya untuk melaporkan kemana Ibu Viena pergi," ucap Sang supir yang kini kebingung harus memihak pada siapa.

"Saya yang menggaji kamu, jadi katakan kemana istri saya pergi hari ini?" tanya Arcakra.

"Ha-hanya ke perusahaan Pak Arcakra dan membeli buku saja, Pak," jawab Sang supir.

"Ke perusahaan saya?" tanya Arcakra.

"Iyaa, Pak. Bu Viena ingin mengantarkan dokumen kepada bapak, tapi saat kembali tiba-tiba meminta saya untuk kembali pulang namun di perjalanan terus menangis," ucap Sang supir.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang