🐣BAB 19🐣

8.9K 260 28
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Viena ketika melihat adik Arcakra yang tiba-tiba datang.

"Gapapa, aku cuma mau ngasih tahu informasi penting aja," balas Deyra.

"Apa?" tanya Viena dengan wajah penasaran.

"Kak Navia lagi hamil dan itu anak pasti anak kak Arcakra, lihatkan...  bener ucapan gue kalau mereka memang masih saling mencintai, ada ataupun gak ada nya lo, tetep gak mampu ngebuat mereka pisah dan sekarang Kak Navia hamil, jadi kalian seri," ucap Deyra yang membuat Viena terdiam, tiba-tiba kakinya terasa lemas dan bibirnya terasa kelu untuk membalas ucapan adik iparnya tersebut.

"Kali aja lo gak percaya, gue udah kirim foto mereka periksa ke rumah sakit," lanjut Deyra sambil tersenyum.
 
"Gue ngasih tahu hal ini selain karna gue kasian sama lo yang merasa udah jadi satu-satunya di hidup kakak gue, gue juga berharap lo bisa ngalah sama Kak Navia," jelas Deyra yang kemudian tersenyum sambil melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Viena yang akhirnya jatuh terduduk karna tubuhnya yang melemah.

"Arghh.. perutku.." gumam Viena yang terasa sakit perutnya dan tubuhnya yang dalam kondisi lemas. Ia berharap ada seseorang yang melewati depan rumahnya dan membantunya membawanya ke rumah sakit.
🐣🐣🐣

"Sus, Istri saya kenapa? keadaannya gimana?" tanya Arcakra sesampainya di ruangan sang istri yang masih terlelap dan melihat suster yang baru keluar dari ruangan Istrinya.

"Istri Bapak sudah di tangani oleh dokter Lina, dan kondisinya sudah membaik, namun bapak di minta untuk bertemu dengan Dokter Lina karena ada hal penting yang mau di bicarakan," ucap Suster yang kemudian mengarahkan ke ruangan Dokter Lina.

"Dokter.. bagaimana keadaan Istri saya?" tanya Arcakra.

"Silahkan duduk, Pak." Balas Dokter Lina.

"Sebelumnya saya ingin memberi tahu bapak kalau saat ini kandungan nona Viena sangat lemah dan kondisi nona Viena juga sama,"

"Saya berkali-kali meminta bapak untuk menjaga nona Viena dengan baik dan usahakan Nona Viena tidak memiliki banyak beban pikiran karena itu bisa mengakibatkan stress dan berpengaruh pada janinnya." Jelas Dokter Lina.

"Baik, Dok. Terimakasih untuk informasinya," ucap Arcakra yang menganggukan kepalanya pelan dan kini ia merasa bersalah karna telah lalai menjaga Viena dan semua usahanya tetap tidak mampu membuat Viena tidak memikirkan banyak hal.

Setelah keluar dari ruangan Dokter yang menangani Istirnya, Arcakra langsung kembali ke ruangan Istrinya dan melihat Viena sudah bangun dan duduk di brankar sambil mengelus perutnya dengan wajah datar.

"Viena.. kamu udah sadar," ucap Arcakra yang menghampiri Viena dan hendak memegang tangannya namun segera Viena tepis.

"Aku minta maaf ya, udah lalai jagain kamu dan ngebuat kamu jadi masuk rumah sakit kayak gini," ucap Arcakra.

"Kira cerai aja ya?" ucap Viena secara tiba-tiba.

"Ma-maksud kamu? kenapa tiba-tiba bahas kayak gini?" tanya Arcakra.

"Aku udah capek, Ar sama kamu. Aku muak dengerin permintaan maaf kamu yang pada akhirnya tetep ngelakuin kesalahan yang cuma nyakitin aku aja," ucap Viena.

"Aku kenapa? aku gak ngelakuin kesalahan apapun, aku malah berusaha buat jaga perasaan kamu dan berusaha jadi suami yang baik buat kamu, terus kenapa kamu malah minta cerai?"

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang