🐣BAB 30🐣

8.7K 216 26
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

"Sayang.. aku mau bicara serius sama kamu," ucap Arcakra setelah keduanya baru saja selesai makan malam.

"Kamu tunggu di kamar aja, aku mau nyuci ini dulu," ucap Viena kepada Suaminya.

"Kamu beresin ini mejanya aja, aku yang cuci piring." ucap Arcakra yang kemudian membantu Istrinya membawakan piring kotor dan mencucinya.

"Kayaknya Arca mau bahas tentang Kala," gumam Viena yang sebenarnya ragu untuk membahas mengenai masa lalunya, namun jika tidak di bahas, tentu hal itu bisa membuat canggung dirinya dan Arcakra.

Terlebih pertemuannya dengan Kalandra benar-benar membuatnya bingung beberapa hari ini. Tidak mungkin suaminya tidak curiga mengenai hal ini.

"Udah selesai?" tanya Arcakra yang di jawab anggukan oleh Viena.

"Yaudah, ayo ke kamar," ajak Arcakra.

"Kamu mau bicara tentang apa?" tanya Viena.

"Aku gak tahu kamu akhir-akhir ini kenapa, tapi perubahan kamu bikin aku kepikiran sampai susah buat aku fokus kerja karna mikirin kamu kenapa," ucap Arcakra.

"Maaf.." ucap Viena.

"Bukan itu yang mau aku denger dari kamu, aku mau tahu apa yang terjadi dan apa yang bikin kamu lebih banyak diam akhir-akhir ini?" tanya Arcakra.

"Aku bakal jelasin semuanya, tapi sebelum itu aku minta maaf karena buat kamu kepikiran terus tentang aku dan aku juga minta maaf karena udah bohongin kamu," ucap Viena.

"Aku dengerin apapun tentang kamu," ucap Arcakra.

"Kalandra, dia bukan cuma kakak kelas aku dan Navia," ucap Viena.

"Kami saling suka dan semua orang tahu kami berpacaran, tapi sebenarnya hubungan kami gak sampai pacaran dan hanya teman atau mungkin sahabat tapi bukan itu," ucap Viena yang sebenarnya sulit menjelaskan hubungan antara Viena dengan Andra.

"Lalu?"

"Itu saat tahun pertama, dan di tahun kedua, baru kami berpacaran. Navia juga tahu tentang hal ini, tapi hubungan kami gak bertahan lama, karna ada beberapa alasan kuat kenapa kami memang gak seharusnya bersama," ucap Viena.

"Kenapa?" tanya Arcakra.

"Kami beda agama, Mamanya menyetujui hubungan kami asal aku ikut ke agamanya, sedangkan Ayahnya memang tidak menyetujui hubungan kami dari awal."

"Sedangkan kedua orang tua Navia setuju tapi dengan alasan yang sama, mereka ingin Kala yang ikut ke agama kami, padahal saat itu kami hanya berpacaran belum memutuskan untuk menikah."

"Navia sangat mendukung hubungan kami karna dia tahu Kala pria yang baik dan layak untuk aku, tapi pada akhirnya aku mutusin buat menyerah, aku gak mau pertahanin hubungan yang pada akhirnya aku tahu itu mustahil, jadinya kami putus dan setelah lulus sekolah dia lanjut studynya di luar negri dan aku lanjut ke kampus yang sama dengan kamu," ucap Viena.

"Aku saat itu memang masih sedih tapi setelah kuliah di sana aku kenal sama kamu dan beberapa Minggu kenal kamu, aku mulai suka sama kamu, masih suka belum cinta." ucap Viena.

"Terus gimana sekarang perasaan kamu?" tanya Arcakra.

"Perasaan aku?"

"Iyaa, kamu masih mencintai dia atau aku?" tanya Arcakra.

Mendengar pertanyaan Arcakra, Viena tersenyum simpul dan tangannya menggenggam erat tangan suaminya dan menatap matanya dengan serius. "Aku cintanya sama kamu, dia cuma bagian dari masa lalu yang udah berlalu, sedangkan kamu.. seseorang yang namanya udah menetap beberapa tahun di hati aku sampai sekarang," ucap Viena.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang