🐣BAB 10🐣

11.1K 299 11
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

Beberapa hari berlalu, Viena terus di paksa untuk menikah dengan Arcakra namun wanita itu tetap kekeuh dengan pendiriannya yang tidak mau menikah dengan Arcakra, sampai tiba di mana ia pulang bekerja dan di jemput oleh Arcakra, laki-laki itu memintanya untuk naik dan ikut pulang bersamanya.

Tentu saja awalnya Viena menolaknya namun ketika Arcakra mengatakan Navia lah yang menyuruhnya menjemputnya, baru lah Viena dengan berat hati menerima dan wanita itu lebih memilih duduk di kursi belakang dan menolak untuk duduk bersama dengan Arcakra di depan. 

Sesampainya di tujuan, Arcakra tersenyum tipis ketika melihat Viena yang tengah tertidur lelap di kursi belakang. Tanpa banyak bicara Arcakra keluar dan membuka pintu mobil bagian belakang untuk menggendong wanita itu tanpa ingin membangunkannya. 

"Loh ... Kak Cakra bawa siapa?" tanya seorang gadis bernama Deyra.  

"Nanti Kakak ceritain, kamu bantu Kakak bukain pintu dulu," jawab Arcakra yang meminta bantuan Adiknya untuk membuka pintu kamarnya. 

Setelah mendengarkan jawaban Kakaknya, gadis tersebut langsung membuka-kan pintu kamar Kakaknya dengan wajah penasaran. 

"Tutup lagi dan tunggu di ruang keluarga," lanjut Kakaknya yang membuat Adiknya berdecak malas namun tetap mematuhinya, membiarkannya Kakaknya berduaan dengan wanita yang entah siapa identitas nya. 

"Mah ... barusan Kakak gendong cewek ke kamarnya, tapi ceweknya bukan Kak Navia," ucap Deyra, adik Arcakra yang berusia 22 tahun dan baru saja lulus kuliah S1 di Singapure. 

"Oh iya? Kakak gak bilang apa-apa?" tanya Dena yang baru saja menata makanan yang selesai ia masak. Ia memang mengetahui Putranya datang dari salah satu art-nya namun ia tidak tahu wanita mana yang Putranya bawa ke rumahnya bahkan masuk ke dalam kamarnya tersebut. 

"Adek cuma di suruh turun ke bawah, nanti Kakak bakal jelasin semuanya," jawab Deyra.

"Yaudah kalau gitu tunggu aja, habis ini pasti Kakak turun," balas Dena.

"Papa masih di ruang kerja, Ma?" tanya Deyra.

"Iyaa, kamu suruh turun sana, makan malam udah siap gitu," ucap Dena kepada Putrinya. 

"Okeyy, Ma." jawab Deyra yang kemudian berjalan menuju ruang kerja Ayahnya yang berada di lantai 2. 

Sedangkan ruangan lain, setelah berhasil menidurkan Viena tanpa membangunkan wanita tersebut, Arcakra bergegas untuk membersihkan tubuhnya dan kemudian turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarganya. Sebelumnya Arcakra memang sudah mengatakan pada ibunya bahwa ada yang hal penting yang harus ia katakan kepada kedua orang tuanya dan kebetulan sang adik juga sudah pulang dari Singapure, jadi Arcakra tidak ingin terlalu lama menunda mengenai masalahnya dan Viena. 

"Ma ... Pa ... ada yang mau Arcakra obrolin," ucap Arcakra setelah menyelesaikan makan malamnya. 

"Tentang apa, Kak? kamu serius banget kayaknya," ucap Dena. 

"Kamu mau menikah sama Navia?" tanya Raka, Ayah Arcakra. 

"Cewek di kamar Kakak siapa? aku masih penasaran loh," tanya Deyra yang ikut bertanya kepada Arcakra. 

"Aku mau menikah dalam waktu dekat, tapi bukan sama Navia," ucap Arcakra yang membuat ketiga keluarganya terkejut. 

"Maksud Kakak apa sih? Kakak bercanda ya?!" tanya Deyra yang kesal karna ia sangat menyukai dan mendukung penuh Kakaknya itu menikah dengan Navia. 

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang