SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣.
.
.
"Gue minta maaf, Vie. Tapi gue gak pernah bilang kalau gue lebih milih pertahanin hubungan gue sama Navia dan lepas tanggung jawab ke elo," jawab Arcakra.
"Pergi, Ar!" bentak Viena yang berusaha mengusir Arcakra.
"Vie ... lo tenang dulu, kita masih bisa bicarain ini dengan kepala dingin, oke?" ucap Arcakra yang mencoba membujuk Viena untuk berbicara dengannya.
"Keputusan gue tetap sama, Ar," lanjut Viena yang berusaha tenang.
"Gue minta maaf kalau lo merasa tertekan karena masalah ini, tapi ini juga di luar kendali gue, Vie. Gue cuma mau ngelakuin hal yang seharusnya gue tanggung," ucap Arcakra.
"Gue gak bisa ngelepas tanggung jawab gitu aja," lanjut Arcakra.
"lo mau apa sih, Ar? gue udah ngasih solusi terbaik untuk kita semua, lo bisa bahagia sama Navia dan gue juga pastinya bakal bahagia ngeliat kalian bahagia, tapi kenapa jadi lo persulit gini? lo sebenernya mau hubungan lo sama Navia berakhir dan hubungan gue dan Navia juga ikut berantakan karna masalah ini! Iya!?" tanya Viena.
"Gak ada pilihan lain, Vie. Masalah kita udah terlalu besar untuk di tutupi apalagi gue gak bisa lepas tanggung jawab gitu aja." balas Arcakra.
"Masih ada, Ar. Ada 2 pilihan yang bisa sama-sama menguntungkan buat lo ataupun gue supaya bisa lepas dari masalah ini," jawab Viena.
"Apa? lo mau gue ikutin saran konyol lo buat lepas tanggung jawab dari anak gue sendiri?" tanya Arcakra dengan wajah datar.
"Pertama lo bener, pilihan lo nentuin gimana kita kedepannya, lo mau nikahin Navia dan lepas tanggung jawab dari anak ini, atau gue akan gugurin janin ini supaya kita berdua bisa lepas sepenuhnya dari masalah ini dan lo gak akan punya lagi alasan buat tanggung jawab ke gue," jelas Viena yang asal berbicara dan tentu saja hal itu berhasil membuat Arcakra terpancing emosi.
"Tutup mulut lo ya! Sebrengsek-brengseknya gue sebagai cowok, gue gak pernah sekalipun berniat nyuruh lo untuk ngebunuh darah daging gue sendiri, sekalipun gue harus kehilangan Navia," ucap Arcakra yang tanpa sadar membentak Vi'ena.
"Sampai lo nekat bunuh darah daging gue, bakal gue pastiin semua orang tahu perbuatan lo, gue gak peduli mereka mikir gue brengsek atau apapun karna hamilin cewek lain, tapi perbuatan lo dengan mau ngebunuh janin gak bersalah itu udah lebih besar dari kesalahan yang gue perbuat ke lo." Lanjut Arcakra.
Mendengar bentakan dari Arcakra, Viena tentu saja terkejut karna baru kali ini Arcakra membentaknya dan bahkan kini Vi'ena tak berani menatap wajah marah pria tersebut, ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menahan tangis. Apakah karna ia sedang hamil dan ayah dari anaknya membentaknya sehingga ia menjadi mudah menangis seperti sekarang?
"Te-terus gue harus apa supaya lo paham kalau yang lo ambil itu gak sepenuhnya bisa nyelesain masalah kita! lo paham gak sih?! gue takut, Ar. Gue takut gue bakal kehilangan orang yang sayang dan peduli sama gue, gue gak mau ngeliat wajah kecewa mereka," ucap Viena yang akhirnya menangis.
Arcakra yang kembali tersadar akan kesalahannya yang telah membentak Viena langsung melangkah dan mendekati wanita yang tengah menangis tersebut untuk memberikan pelukan dan menenangkannya.
"Gue takut, Ar. Ini gak semudah yang lo ucapin," ucap Viena yang kini masih menangis dalam pelukan Arcakra.
"Kasih gue kesempatan, Vie ... ini mungkin emang gak mudah, tapi lebih baik gue ngelepas Navia dan dia masih bisa dapetin cowok yang lebih baik dari pada hidup sama gue, cowok yang ngehamilin sepupu sekaligus sahabat pacarnya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF MY LIFE (END)
Romansa🐣DIHARAPKAN MEM-FOLLOW SEBELUM MEMBACA🐣 🐣DOML (DESTINY OF MY LIFE)🐣 🐣39 BAB + 2 EXTRA CHAPTER🐣 🐣WAJIB VOTE + KOMEN🐣 🐣AKAN REVISI SESUAI MOOD🐣 Mencintainya memang di luar kendaliku. Tapi bukan berarti aku rela di hamili oleh pria yang stat...