🐣BAB 14🐣

8.8K 263 7
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣
.

.

.

Seharian Arcakra mengajak Viena mencari informasi rumah yang tak jauh dari perusahaannya, akhirnya pada sore harinya mereka berdua berhasil menemukan rumah yang cukup dekat dengan perusahaannya dan tatakannya yang sesuai dengan keinginan Viena membuat Arcakra menyetujui untuk membeli rumah tersebut.

Mereka berdua akan pindah esok harinya, setelah semua barang dan hal-hal penting mereka selesai di pindahkan ke rumah tersebut dan juga rumah tersebut harus di pastikan bersih, sehingga nantinya mereka hanya tinggal menempatinya saja.

"Lo mau makan apa?" tanya Arcakra yang kini sudah dalam perjalanan untuk pulang.

"..."

"Viena.." panggil Arcakra yang menoleh sekilas ke arah Viena yang terus diam dengan kedua mata yang tertutup.

"Lo gapapa?" tanya Arcakra yang menepikan mobilnya dan memperhatikan Viena yang memegangi perutnya dan terlihat menahan sakit.

"Nyeri biasa," balas Viena setelah menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Arcakra pada keadaannya.

"Enggak, kita ke rumah sakit aja, gue gak mau lo dan anak itu kenapa-kenapa," ucap Arcakra yang kemudian menjalankan kembali mobilnya dan memutar balik untuk pergi ke rumah sakit terdekat.

Sedangkan Viena hanya pasrah tanpa menjawab apapun karna memang sedari tadi ia mulai merasakan nyeri di perutnya dan semakin lama nyeri yang sering hilang dan muncul kembali itu semakin terasa sakit dan durasinya menjadi lebih lama.

"Lo tahan dulu ya," ucap Arcakra yang ikut khawatir melihat kondisi Viena saat ini.
🐣🐣🐣

"Navia.. ayo makan malam dulu, Mama udah masakin makanan kesukaan kamu," ucap Neni yang mengetuk pintu kamar Putrinya.

"Mama makan duluan aja," balas Navia yang tetap tidak keluar dari kamarnya.

Gadis itu keluar saat bekerja dan kemudian kembali mengurung diri di kamarnya, Neni sangat mengerti kondisi Putri nya saat ini, ia butuh waktu untuk berdamai dengan keadaan namun setidaknya Putrinya itu bisa mengambil keputusan dengan baik walaupun hatinya terluka.

"Kita harus gimana, Pa?" tanya Neni yang turun dan kembali ke meja makan untuk menemui suaminya.

"Masih gak mau turun, Ma?" tanya suaminya.

"Iyaa, Pa." jawab Neni dengan lesu.

"Minggu depan Papa ada urusan pekerjaan di Bali, sebaiknya Mama coba bujuk Navia supaya ikut, agar pikirannya bisa teralihkan untuk sementara waktu," usul Suaminya yang kemudian di angguki paham oleh Neni.
🐣🐣🐣

"Gimana kondisi Istri saya, Dok?" tanya Arcakra setelah Viena setelah di periksa karna mengalami nyeri pada perut nya.

"Istri anda hanya mengalami kram dan itu wajar di alami oleh wanita yang sedang hamil muda, namun lebih di perhatikan lagi makanan untuk ibu hamil dan juga menghindari hal-hal yang membuat Istri anda stress dan kelelahan, karna akan mempengaruhi kehamilannya saat ini," ucap sang Dokter panjang lebar yang membuat Arcakra mengangguk-anggukkan kepalanya.

Viena yang duduk di sampingnya pun hanya terdiam mendengarkan ucapan Dokter tersebut. Ia lega karna bayinya baik-baik saja dan ia hanya mengalami kram biasa, padahal tadi ia sangat takut kandungannya bermasalah karna dirinya yang sulit untuk makan dan terus memikirkan hubungannya dengan Arcakra.
🐣🐣🐣

"Lo denger kan kata Dokternya, badan lo butuh nutrisi yang cukup, karena bukan cuma lo aja yang butuh nutrisi sekarang," ucap Arcakra sambil menyetir mobil.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang