🐣 BAB 26🐣

9K 249 20
                                    

SELAMAT MEMBACA
TERIMA KASIH UNTUK
VOTE + KOMEN & FOLLOW NYA
🐣🐣🐣

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 Pagi, namun sepasang suami istri yang semalam selesai memadu kasih itu, belum kunjung memberikan tanda-tanda akan bangun dari tidurnya dan malah semakin mempererat pelukan dan menyamankan posisi satu sama lain.

Ting.. Tong..

"Arca bangun.. ponsel kamu bunyi," ucap Viena yang mulai terganggu dengan suara bell rumahnya yang berbunyi dan bunyi ponsel Arcakra yang terus berbunyi.

"Biarin aja, sayang." jawab Arcakra yang malah menarik Viena untuk kembali tidur bersamanya.

"Enggak Arca, ini dari sekertaris kamu, cepetan angkat!" ucap Viena yang memberikan ponsel suaminya dan turun dari ranjangnya untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya di pagi-pagi hari seperti ini.

Ceklek

"Navia.. kamu kenapa di sini?" tanya Viena saat melihat sepupunya lah yang datang ke rumahnya.

"Aku boleh masuk dulu?" tanya Navia dengan wajah serius.

"Oh, ayo masuk," ucap Viena yang kemudian mempersilahkan sepupunya masuk ke dalam rumahnya.

"Arca udah berangkat kerja kah?" tanya Navia.

"Enggak, dia.. kesiangan," jawab Viena dengan sedikit pelan.

"Oh, pantes tadi aku liat masih ada mobilnya," jawab Navia.

"Jadi.. kamu ada apa kesini?" tanya Viena.

"Aku mau minta tolong sama kamu dan Arcakra," ucap Navia.

"Minta tolong apa?" tanya Viena dengan wajah penuh tanya.

"Aku boleh tinggal di rumah kamu buat beberapa waktu ngga? Sampai kondisinya mulai aman," ucap Navia.

"Kondisi? kamu kenapa, Nav? coba cerita yang jelas," tanya Viena.

"Cowok itu datengin aku," jawab Navia dengan nada pelan.

"Cowok? cowok siapa?" tanya Viena.

"Ay-ayah dari anak ini," ucap Navia sambil mengelus perutnya.

"Hah?! kok bisa? gimana ceritanya?" tanya Viena.

"Ceritanya panjang, Vie. Aku juga gak tahu kenapa dia bisa ada di sini dan nemuin tempat tinggal aku," jelas Navia.

"Intinya aku takut ketemu dia dan aku takut dia datengin apartemen aku, boleh ya untuk beberapa waktu aku tinggal di sini dulu atau sampai aku bisa nemuin kontrakan sampai kondisi aman," ucap Navia.

"Kenapa kamu harus menghindari seperti ini, Nav? apa cowok itu gak baik atau bersikap buruk ke kamu?" tanya Viena.

"..." sejenak Navia terdiam dan berpikir jawaban apa yang harus ia berikan pada sepupunya sekarang? Laki-laki yang menghamilinya cukup baik, namun entah mengapa dirinya masih takut untuk menerima seseorang di hidupnya.

"Aku takut dia bukan cowok baik, Vie. Kamu tahu aku kenalan sama dia waktu di club." Jawab Navia.

"Terus buat apa dia cari kamu sampai kesini?" tanya Viena.

"Dia mau bertanggung jawab tapi aku takut, Vie. " balas Navia sambil menunduk.

"Kalau emang itu keputusan kamu, aku cuma bisa dukung, kamu lebih tahu apa yang terbaik buat diri kamu dan anak kamu," ucap Viena sambil memegang tangan kanan Navia.

"Makasih, Vie.." ucap Navia yang langsung memeluk Viena.

"Tumben ada Navia," ucap Arcakra yang berjalan mendekati Istrinya yang sudah selesai mandi dan berpakaian santai dengan rambut basah.

DESTINY OF MY LIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang